Bulan Februari akhirnya datang. Berbagai desain hearts dan cupid memenuhi kantor mereka sekarang.
"Kalian para wanita akan membawa apa tanggal 14 nanti?" tanya Chanyeol, menggunting cupid-nya serapi mungkin. Rose dan Jennie membantunya mendekorasi ruangan mereka.
"Coklat." Rose menaruh guntingnya dan menatap cupid yang sudah selesai ia gambar.
"Coklat? Kau mau kasi ke siapa?" tanya Chanyeol. "Sejujurnya, tidak ada laki-laki di kantor ini yang layak mendapatkan coklat selain Kai."
"Kau benar, Chanyeol. Tapi aku tetap akan memberikan coklat ke seluruh teman laki-lakiku disini, terutama kau." Rose melihat Chanyeol dengan tatapan menggoda.
"Ew, Rose! Menjijikan! Aku tidak sudi dengan kau! Yuck!"
Rose tertawa. "Terus kau mau aku kasi apa? Bunga?"
"Ga perlu. Aku punya pacar yang akan membelikanku bunga," kata Chanyeol bangga.
"Well, for your information, aku juga engga jomblo jadi aku yakin akan dapat bunga juga."
Rose dan Chanyeol kemudian sadar kalau ada orang lain di area sini yang juga mendengarkan mereka sambil menggunting cupid-nya.
"Apa?" Jennie berhenti menggunting saat dia mereka Rose dan Chanyeol melihatnya.
"Kau masih belum punya pacar, Jennie, kan?" Chanyeol menggeser kursinya mendekati Jennie.
"Engga. Ada masalah dengan itu?"
"Mm. Engga. Aku hanya khawatir denganmu, say."
"Aku tidak kesepian, Chanyeol, kalau itu yang ingin kau tahu."
"Kenapa kau masih jomblo, anyway?"
Jennie menghela nafas. Ini adalah waktu rutin setiap tahun ketika orang-orang akan menanyakan statusnya. "Itu pilihan."
"Kami hanya penasaran.." Chanyeol menoleh ke Rose dan kembali ke Jennie. "Aku sudah kenal denganmu selama 2 tahun sekarang dan kau tidak pernah kencan saat hari Valentine."
"Chanyeol, kau tau Jennie bukan tipe orang yang akan mengiyakan ajakan bucin-bucinnya. Ini bukan seperti tidak ada yang mengajaknya," jawab Rose.
"Kenapa tidak ada satupun lelaki yang mendekatimu yang cukup baik untukmu?" tanya Chanyeol.
"Aku hanya sadar belum menemukan yang tepat. Aku tidak mau terburu-buru." Jennie kembali menggunting cupid-nya.
"Gimana kalau sudah ada yang tepat, tapi kau kesempatanmu terlewat karena kau terlalu naif?"
Jennie menurunkan tangannya ke pangkuannya. "Naif? Aku rasa tidak."
"Atau gimana si 'tepat' sudah ada disana, tapi kau hanya tidak mengakui?" tanya Rose, mengingatkan Jennie dengnan pembicaraan terakhir kali.
Chanyeol menoleh ke Rose, terkejut. "Wow! Apakah itu benar? Ada orang yang spesial?"
Jennie memberikan tatapan ancaman ke Rose saat Chanyeol tidak melihatnya.
"Bukan. Aku hanya isengin dia." Rose tertawa. "Oiya, menurut kalian siapa yang akan dapat paling banyak coklat dan bunga tahun ini?"
"Untuk bunga, aku bertaruh masih Jennie," kata Chanyeol. "Semuanya tahu dia masih jomblo. Itu menambah kehebohan nanti."
"Kenapa kalian berdua berbicara seperti ini kompetisi?" tanya Jennie. "Tidak masalah siapa yang dapat lebih banyak. Ini semua bentuk dari kasih sayang atau apresiasi satu sama lain, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...