Haechan masih duduk terdiam di depan rumah saat matahari telah berada tepat di atas kepala, omega pemilik senyum manis itu sama sekali tidak memejamkan matanya setelah kepergian Lucas, bahkan saat ayahnya datang dan menanyakan kemana perginya alpha tampan itu Haechan hanya diam tak mampu menjawab.
Mungkin Lucas akan pulang sebentar lagi, itu yang dipikirkan Haechan sejak pagi, kakinya yang dibalut sepatu kulit bergerak-gerak bosan karena duduk diam bukanlah hal yang ia sukai. Setelah berjam-jam menunggu akhirnya Haechan memutuskan untuk melompat turun dari kursi tempatnya duduk.
"Eomma! Aku pergi dulu!"
Tanpa menunggu jawaban dari sang ibu, omega itu sudah berlari meninggalkan rumah secepat yang ia bisa. Haechan memang tidak memiliki tujuan, ia hanya menggunakan kakinya sesuai fungsi, tidak ada rencana atau susunan tempat khusus yang mungkin akan di kunjungi Lucas karena alpha tampan itu belum lama masuk ke dalam kawanan, bahkan statusnya belum resmi bergabung.
"Haechan.."
"Hei! Haechan!"
Haechan menghentikan langkahnya saat ia mendengar namanya dipanggil oleh omega lain, wajah khawatir Haechan yang terpasang sejak pagi seketika berubah tidak menyenangkan.
"Apa kau melihat Jeno?"
Mata Haechan menatap omega di depannya dari ujung kepala sampai ujung kaki, sama sekali tidak berminat untuk memberi jawaban.
"Aku ingin bertanya pada Renjun, tapi mamanya mengatakan kalau dia tidak mau menemui ku."
Haechan mendengus keras, hampir melayangkan umpatan kesal, "memangnya siapa yang sudi bertemu dengan mu!"
"Apa?" Kaget omega itu.
"Tidak perlu pura-pura polos, Yesun. Kau yang menyebabkan teman-teman ku terpecah seperti ini!" Maki Haechan keras, meluapkan rasa marahnya pada sang omega betina.
"Aku tidak mengerti maksud mu."
"Kau kan yang menyuruh Renjun menjauhi Jeno. Kau memanfaatkan kebaikan hati Renjun!"
Yesun mengernyit, "apa? Untuk apa aku menyuruhnya menjauh dari Jeno, itu kewajiban Renjun menjauh dari alpha yang telah memiliki mate."
"Dia memang teman ku, tapi bukan berarti bisa menempeli alpha ku. Omega itu harus tahu batasannya."
Haechan yang memang sudah tidak bisa menahan rasa marahnya pada omega yang mati-matian dipertahankan Jeno itu langsung mengangkat tangan kemudian melayangkan sebuah tamparan.
Plak!
Yesun terkejut merasakan nyeri menjalar di wajah cantiknya, tamparan Haechan tidak main-main. "Kenapa kau menampar ku?!"
"Kau pantas mendapat tamparan! Renjun sudah melakukan semua yang terbaik untuk menemani mu, tapi kau benar-benar tidak tahu malu! Kau yang tidak tahu batasan!"
"Jeno alpha ku!" Jerit Yesun.
"Seharusnya kau ikut mati saat perebutan wilayah." Balas Haechan, merasa muak dengan omega di depannya.
"Jangan harap aku akan berbaik hati pada mu seperti Renjun!"
Omega cantik berambut sebahu itu menatap Haechan nyalang, tanpa ragu ia maju dan menarik rambut Haechan sekuat tenaga dengan kuku-kukunya yang tajam. Haechan yang memang sudah memendam rasa benci pada Yesun dengan senang hati meladeni sang omega betina, ia membalas serangan Yesun tak kalah beringas.
"Kami sudah memberi mu tempat tinggal dan perlindungan, tapi- akh! Sakit bodoh!"
"Kau pikir karena kau kawanan asli, aku akan takut pada mu?! Haechan, jangan munafik! Kau iri dengan teman-teman mu kan?! Kau tidak lebih indah dari teman-teman mu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ÎNTUNERIC
FanfictionJejaknya terpilih, tercetak jelas di tanah basah berhias tetesan darah yang menjadi tanda bahwa pekatnya kegelapan tidak akan mampu menelan kuasanya. Kuasa atas dirinya. NoRen - MarkMin - LuChan ABO MPREG Konten Dewasa 14 Maret 2021 -