Empat kaki berkuku tajam itu berlari, menginjak tanah yang kini basah oleh air hujan, gemuruh guntur menggelegar keras ditemani beberapa kilatan petir yang menyambar permukaan bumi. Suhu semakin menurun, terasa dingin menusuk tulang dan membekukan indra peraba.
Semua hal mengerikan yang terjadi di pagi buta tak membuat seekor serigala berbulu coklat keemasan itu takut, ia terus berlari membelah hujan, menginjak kubangan air berlumpur dan melewati rumah demi rumah tanpa peduli betapa kotornya ia sekarang.
Tak lama sosok serigala alpha itu tiba di sebuah rumah yang dipenuhi lentera-lentera kecil, tak satupun menyala tapi ia tahu kalau rumah itu tidaklah kosong, dengan tergesa pemburu itu melakukan shift, mengembalikan wujud manusianya yang rupawan, tubuhnya kecoklatan karena sering diterpa sinar mentari, tanpa pakaian apalagi mantel, sekedar dibalut celana pendek selutut yang telah kotor oleh lumpur.
"Haechan! Keluar!"
Tidak ada jawaban, suasana semakin senyap dan hanya hujan yang dengan senang hati mengisi keheningan.
"Omega!" Sekali lagi alpha tampan itu berteriak.
"Keluar atau aku hancurkan pintu ini?!" Ancamnya semakin lantang, tangannya yang kokoh mulai menggedor pintu dengan kilat mata kemerahan yang begitu tajam menusuk, tanda bahwa ia benar-benar tidak menyukai apa yang dilakukan omeganya.
"Wong Haechan! Keluar dengan kedua kaki mu atau aku akan menyeret mu keluar!"
Gedoran pintu semakin kuat, menimbulkan suara bising yang mungkin saja mengganggu beberapa rumah di sebelahnya.
Dokk!
Dokk!
Dokk!!
"Keluar!!" Teriaknya marah, matanya memerah sempurna dan pukulan tangannya semakin menggila.
"Hae-"
Suaranya tertelan, gagal dikeluarkan tenggorokan dan menghentikan getaran pita suara yang siap berteriak sekali lagi.
Greb!
Tangan kokoh yang sebelumnya menggedor pintu secara membabi-buta kini merengkuh sosok mungil di depannya, menariknya ke dalam dekapan erat tanpa peduli bahwa tubuhnya akan terasa begitu dingin di kulit sang omega.
"Apa yang terjadi hmm?
"Kau baik-baik saja, bear? Kau tidak terluka?"
"Aku hampir gila karena tak menemukan mu di rumah." Katanya serak, tubuh besarnya kembali menarik sang omega untuk lebih dekat, lebih erat hingga ia yakin bahwa lavendernya baik-baik saja.
"Lucas Hyung.."
Saat namanya disebut, disuarakan dengan nada yang terdengar tidak baik-baik saja membuat sosok alpha pemburu itu mendongak, menatap tepat ke mata sang adik yang berdiri di belakang Haechan.
"Renjun.."
"Bisa jelaskan kenapa Jeno, Mark Hyung dan diri mu tidak memberitahu aku tentang kehamilan ku?" Todong Renjun tanpa basa-basi.
Lucas membeku selama beberapa detik, "darimana kau tahu?"
"Yesun."
Deg!
Alpha tampan itu seharusnya menduga hal ini, Haechan yang tidak pernah menginjakkan kakinya di atas tanah kini nekat meninggalkan rumah demi menemui Renjun, menjauh dari rumah yang telah dipenuhi aroma osmanthus, aroma feromon yang mengirimkan sinyal tantangan.
Dibanding kesombongan omega betina itu, Lucas lebih marah karena Renjun tahu tentang kehamilannya dari mulut Yesun, dari mulut sosok yang begitu Jeno usahakan ketidaktahuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ÎNTUNERIC
FanfictionJejaknya terpilih, tercetak jelas di tanah basah berhias tetesan darah yang menjadi tanda bahwa pekatnya kegelapan tidak akan mampu menelan kuasanya. Kuasa atas dirinya. NoRen - MarkMin - LuChan ABO MPREG Konten Dewasa 14 Maret 2021 -