Semburat jingga baru saja menghiasi ufuk timur, udara terasa semakin dingin dengan embun membasahi permukaan daun jarum pohon Pinus, musim dingin semakin dekat dan inilah waktu yang melelahkan bagi para omega, mereka harus memintal benang sejak pagi lalu menjahit beberapa mantel musim dingin. Para wolfie alpha dan beta akan berlarian di sekeliling rumah bersama teman-temannya sedangkan wolfie omega lebih memilih duduk di depan tungku perapian yang dibuatkan sang ayah untuk menghangatkan diri.
Derit roda pemintal terdengar samar, mengisi keheningan pagi dan terbawa udara dingin khas musim gugur, jemari lentik dengan kuku berujung rapi nan indah itu bergerak perlahan, memutar roda pemintal untuk memintal serat kapas. Bibir merahnya bersenandung pelan, mengusir rasa sepi yang terasa tidak menyenangkan.
Tak!
Omega yang sejak tadi sibuk dengan alat-alat di depannya kini mendongak, menatap ke sebuah tiang kayu yang sengaja ditancapkan di halaman untuk menjadi tempat bertengger seekor elang.
"Harpy.."
Elang besar itu menatap omega di depannya lalu melepaskan sebuah tas anyaman bambu yang sejak tadi ia bawa menggunakan paruh.
"Mark Hyung! Apa yang dibawa Harpy?"
Omega seharum mawar itu memperhatikan tas anyaman yang tergeletak di tanah lalu beranjak dari duduknya, meninggalkan kesibukan pagi yang sebenarnya baru saja ia mulai. Tangan belahan jiwa dari sang fenrir itu mulai mengambil tas yang tergeletak di atas tanah kemudian membukanya.
"Delima putih.." Gumamnya pelan.
"Terima kasih telah membawa delima putih untuk Jaemin, Harpy."
Jaemin menoleh saat suara berat terdengar dari ambang pintu rumah, "bukan kah sejak kemarin Hyung tidak menemukan buah ini di wilayah kita?"
Mark menatap sang omega lalu menyunggingkan senyum kecil di bibir pucatnya, alpha tampan itu terlihat kelelahan setelah satu hari satu malam mencari buah yang memiliki kandungan gizi baik untuk menjaga kondisi kesehatan sang omega.
"Itu dari wilayah Neptune, karena wilayah mereka memiliki beragam jenis tumbuhan tropis." Jawab Mark."Kau membutuhkan buah itu di awal kehamilan mu Jaemin." Lanjut Mark pelan.
Jemari Mark bergerak pelan, memberi perintah pada Harpy untuk pergi ke perbatasan dan terus berjaga, kemudian ia kembali memperhatikan sang omega yang masih terpaku di tempatnya berdiri.
"Maaf, sebenarnya aku bisa mencarinya sendiri, tapi semakin aku jauh dari mu semakin aku kesulitan mengawasi mu Jaemin, kau tahu kan? Semenjak wolfie itu ada, aku tidak bisa merasakan diri mu.""Harpy juga harus memantau perbatasan, dia tidak bisa terus-menerus mengawasi mu, jadi-"
"Terima kasih." Kata Jaemin, memotong penjelasan sang alpha.
Jaemin berbalik, menatap sang alpha dengan mata berkaca-kaca, "Hyung sudah berkeliling lebih dari dua puluh empat jam, entah buah ini ada atau tidak aku sangat berterima kasih karena Hyung begitu memperhatikan aku."
Mark mengatupkan bibirnya, tangannya yang terlipat di depan dada mulai memberi gestur pada sang omega untuk mendekat, "kemari.."
"Hyung.."
"Jangan menangis.."
Bibir Jaemin mencebik, ia segera melangkahkan kakinya mendekati Mark lalu tanpa aba-aba langsung memeluk sang alpha, menyandarkan kepalanya di dada bidang sang fenrir kemudian terisak di sana.
"Maaf merepotkan mu..""Kau tidak merepotkan, Jaemin. Anak itu yang merepotkan." Balas Mark.
"Berhenti memanggil anak mu dengan sebutan anak itu, dia akan memiliki nama suatu hari nanti." Protes Jaemin tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
ÎNTUNERIC
FanfictionJejaknya terpilih, tercetak jelas di tanah basah berhias tetesan darah yang menjadi tanda bahwa pekatnya kegelapan tidak akan mampu menelan kuasanya. Kuasa atas dirinya. NoRen - MarkMin - LuChan ABO MPREG Konten Dewasa 14 Maret 2021 -