"Tch"
Kemudian ia berniat mendekati keduanya, lebih ke arah menginterogasi tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan berdua disana
"Cukup sudah, itu menyakitkan!"
"Petra!"
Petra terkejut, kemudian ia membalikan badannya, melihat kekasihnya tengah berdiri di belakangnya dengan tatapan tajamnya
"Konichiwa~" Ucap Petra santai
"Oh.. Levi, Konichiwa" Sapa Mike, lalu ia menyadari kepalan tangan Levi yang kemudian membuatnya bergidik ngeri, karena hal itu Mike memilih untuk berdiri dibelakang Petra, mencoba menjadikannya sebagai tameng saat ini
Levi masih disana dengan tatapan tajamnya, kemudian Petra membuka pembicaraan diantara keduanya, "Ada apa? Oh maaf aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini"
Levi mengangkat sebelah alisnya, "Aku harus mengantar orang ini" Ucap Petra sembari menunjuk Mike yang berada di belakangnya
"Pstt! Petra! Sudah ku bilang dia akan marah kan" Bisik Mike
"Tenang saja"
"Levi... Jangan salah paham dulu" Ujar Mike
"Hn?"
"Aku akan mengantar Mike sebentar, tidak jauh dari sini. Dekat taman" Jelas Petra
"Kau bisa menungguku disana, atau di halte, bagaimana?" Jelas Petra lagi sembari mengedip-ngedipkan matanya
Levi tidak mengerti maksud dari kedipan mata yang Petra berikan, namun ia tidak mau banyak berbasa-basi, ia meleos meninggalkan keduanya dan pergi menuju basement sekolah
"Apa dia akan menghajarku?" Tanya Mike dengan wajah setengah tenangnya karena Levi sudah menghilang dari hadapannya
"Tentu saja tidak, ayo cepat!"
Kemudian keduanya pergi menuju tempat dimana Mike dan Nanaba akan berjumpa, di dekat taman, maksudnya adalah sebuah kios kecil yang menjual makanan ringan khas Jepang disana
"Disini?" Tanya Mike
"Aha.. Itu dia, Nanaba! Hoi!"
"Ah, Petora... Uh... K-konichiwa" Ujar Nanaba sembari membungkuk pada Mike
"Oh.. Konichiwa" Balas Mike
"Nah Mike, ini dia Nanaba, teman satu komplekku. Nanaba, ini adalah Mike, teman sekelasku"
Kemudian, Nanaba tampak gugup dihadapan Mike. Petra tidak ingin mengganggu keduanya, ia memutuskan untuk pergi cepat-cepat dari sana dan membiarkan keduanya mengalir seperti air.
"Etto... Levi sudah menungguku, jadi selamat bersenang-senang" Ujar Petra
"Eh cotto mattee! Petoraa!"
Petra tidak menghiraukannya, ia terus berlari menuju halte bus berada.
"Dia sudah pergi" Ujar Mike
"Humm... Moo daijobu"
Kemudian Mike mulai mendekati gadis di depannya, "Eh? Nani nani?" Nanaba terkejut dengan tingkah Mike, ia mengendus-endus rambut Nanaba
"Vanilla"
"Eh? Bagaimana kau tahu?"
Kemudian Mike tersenyum,"Tidak buruk... Etto... Karena sudah disini, bagaimana kalau kita memesan sesuatu?" Ujar Mike
"Mochiron!"
~~~
"Huft.. Huft.. "
"Kau tidak perlu berlari seperti itu"
"Huft.. Pacarku sedang menungguku, aku harus cepat-cepat"
"Jelaskan padaku"
"Apa?"
"Maksud kedipanmu itu"
"Ah... Ano... Aku baru saja mengantarkan Mike bertemu dengan Nanaba, kelihatannya mereka mulai tertarik satu sama lain" Ujar Petra sembari menujuk kios yang masih bisa terlihat dari halte
"Hm"
"Apa kau marah?"
"Tidak, cepat naik"
"Kita mau kemana?" Tanya Petra sembari menaiki motornya
"Kemana saja, asal bersamamu"
Pipi Petra memerah, "Wew~ Ngomong-ngomong, aku ingin helm seperti ini" Petra mengetuk-ngetuk pelan helm yang Levi gunakan
"Ini helm untuk pria"
"Tapi aku mau!"
"Helm bogo saja"
"Tidak! Helm itu membuatku terlihat seperti alien!" Jelas Petra
"Ck... Kau memang alien"
"Ha? Apa katamu?" Petra memukul pelan bahu lebar di hadapannya
Setelah keributan tersebut, Levi memutuskan untuk membawa Petra ke sebuah jembatan yang beralaskan air laut di bawahnya, perjalanannya cukup jauh, namun Levi membawa motornya secepat mungkin agar sampai kesini tepat waktu
"Levi... Kau gila... Itu namanya mencari mati, bukan mengemudi"
"Tidak apa-apa, kita akan mati bersama"
"Heh? Enak saja"
"Kita ini, sehidup semati, kan?"
'Ck, apa-apaan pertanyaan itu' batin Petra
"Uhuh.. Tentu saja!" Jawab Petra malu-malu
Kemudian Levi tersenyum melihat tingkah gadisnya, "Petra, lihat kesana" Levi menunjuk hamparan laut luas dengan matahari yang hampir terbenam di ujung sana
"Wah.. Senja.. Langitnya! Levi langitnya indah sekali!" Petra nampak terkesan dengan langit sore kala itu, rasanya Levi sengaja menyiapkan hal ini untuknya seorang, padahal bagaimana caranya melukis langit sore hari?
"Sadyakala"
"Huh? Nani kore?"
"Kau lihat garisan cahaya merah disana?"
Petra mengangguk, ia memang melihat cahaya merah di sebrang sana
"Itulah Sadyakala" Ujar Levi
Pipi Petra merona, sama halnya dengan langit saat itu. Rasanya hangat, walaupun hanya diajak bertemu dengan matahari saat terbenam, entah kenapa rasanya senang sekali
Pemandangan indah saat ini , dan seseorang yang mendampinginya saat ini, akan selalu ia rekam dalam potretan hatinya, akan ia buat sebuah album di dalam sana, album yang hanya berisikan Levi seorang.
"Baiklah kita harus pulang, ayahmu pasti mencarimu" Ucap Levi sembari menggandeng tangan kekasihnya
"Huum... Kapan-kapan ajak aku kemari lagi, ya?"
"Anytime" Jawab Levi
"Ngomong-ngomong, aku belum pernah memelukmu saat diatas motor" Ujar Petra
"Hn? Aku tidak terlalu menginginkannya"
"Benarkah?" Tanya Petra sembari memasang wajah yang menggoda
Tiba-tiba saja Levi membawa motornya secepat angin, membuat Petra sedikit terdorong ke belakang karena ulahnya
"Levi!"
"Pegangan"
"Kau ini! Bilang saja ingin dipeluk!"
"Ya.. Itu maksudku!"
Sebelum tidur alangkah baiknya baca ffku dulu~ btw jangan lupa hari kedua puasa saurnya yang banyak minum yang banyak! Haik oyasumi~
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My First Love [END]
FanficLevi Ackerman, jangan tanyakan hal-hal bodoh padanya. Jangan juga membebankan sesuatu padanya, ia manusia yang mudah kerepotan. Ia sering di cap karena sikap absolut dan otoriternya. Hingga akhirnya datanglah seseorang, memecahkan dinding es dianta...