Petra, gadis bermata hazelnut tersebut tengah mengembungkan pipinya, beberapa tugas dari gurunya hampir membuatnya gila. Menjadi murid sosial memang bukan tantangan yang mudah, terlebih lagi dengan ujian sejarah dan ekonomi tepat di hari yang sama.
"Moo ii yoo... Aku ingin berisitrahat" Ucap gadis bersurai coklat tersebut
"Ratu agung! Bertahanlah!" Ujar Mike sembari mengipasi Petra dengan selebaran kertas bergaris miliknya
Kemudian Petra melambai-lambaikan tangannya, sebuah kode yang ia berikan pada temannya untuk segera menghentikan aktivitasnya, "Mike tidak perlu seperti itu"
"Ini adalah caraku membalas budi dari hasil contekan yang ku dapat darimu, lagi pula kau memang pintar sekali" Mike masih terus mengipasinya
"Yasudahlah.. Ngomong-ngomong, Mike. Apa kau tertarik dengan wanita?"
"Huh? *Sniff sniff, aku harus mencium baunya terlebih dahulu"
"Memangnya kau suka wanita yang bagaimana?"
"Sniff sniff... Entahlah, ada apa? Tumben sekali kau menanyakan hal ini"
"Hm... " Petra nampak menimang-nimang, pasalnya sejak Nanaba tahu kalau Mike sekelas dengan Petra, ia mulai banyak bertanya perihal Mike padanya, tak salah lagi Nanaba memang menyukainya
"Ne.. Nee Petoraaa~ kenalkan aku padanya~ ne? Kau mau kan?"
"Aku akan menunggu di dekat taman~ pastikan kau datang bersamanya ya~ mattttaaaaa neeee~"
"Apa boleh buat"
"Huh? Nanda?"
Petra membenarkan posisi duduknya, kemudian ia menatap Mike tajam.
"Mike... Datanglah ke taman bersamaku"
Ekspresi Mike berubah drastis setelah mendengar pernyataan gadis di hadapannya, "Mana bisa! Aku akan di hajar habis-habisan oleh Levi! Lagi pula kenapa kau ingin berselingkuh darinya? Apa kurangnya? Dia kan tampan, dan juga keren, dan juga-"
PUNCH
Petra berhasil mendaratkan satu pukulan pada dada Mike, "Siapa yang berselingkuh, ada seseorang yang ingin berkenalan denganmu"
Mike kembali pada posisinya dengan kedua tangannya yang mengelus pelan dada kanannya, "Jadi itu, alasan kau bertanya soal wanita"
Petra tidak menjawab, melainkan ia yang menunggu jawaban atas pernyataan yang ia berikan pada Mike, seharusnya Nanaba sendiri yang mengajaknya secara pribadi, namun rupanya Nanaba belum cukup berani untuk melakukan hal itu
Mike mengusap pelan dagunya, pertimbangan yang cukup membuatnya harus berpikir keras, "Ya boleh saja... Semoga ia memiliki bau cokelat"
'Sayang sekali, Nanaba lebih menyukai vanilla' batin Petra, tapi itu bukan alasan baginya untuk merasa tidak nyaman pada Nanaba nantinya kan?
"Kenapa, cokelat?"
"Entahlah, aku belum pernah mencoba yang lainnya. Saat membeli ice cream, aku hanya akan memesannya dengan rasa cokelat, ataupun cake, atau apapun itu"
"Kau tidak bisa menilai sesuatu sebelum melihat sisi yang lainnya" Ujar Petra
"Hm.. Souka ne.."
~~~
Siangnya, setelah bel pulang sekolah berbunyi. Mike dan Petra nampak berjalan bersama melewati koridor kelasnya, Petra berharap kalau saja Mike dapat menerima Nanaba apapun baunya, lagi pula vanilla juga bau yang enak kan?
"Mike, apa kau menilai seseorang hanya dengan mengendusnya?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja tidak"
"Baguslah, karena temanku yang satu ini cukup gila"
"Gila? Aku menyukai gila~" Ujar Mike sembari menggoyangkan badannya seperti rumput laut
PUNCH
"Lagi-lagi kau melakukan hal itu"
"Pukulanmu lumayan juga, kau bisa mengalahkan manusia telor itu"
"Dare?"
"Eh? Dare~"
PUNCH
"Cukup sudah, itu menyakitkan!"
Dari kejauhan, nampak seseorang tengah memperhatikan keduanya, mulanya ia tidak peduli dengan keberadaan lelaki di samping wanita bersurai cokelat tersebut, namun entah kenapa emosinya melunjak begitu saja, jari-jarinya mengepal sempurna
"Tch"
Yu bisa yu tipis-tipis~ btw semangat yu sebentar lagi buka ni~ see ya gaiss ~
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My First Love [END]
FanfictionLevi Ackerman, jangan tanyakan hal-hal bodoh padanya. Jangan juga membebankan sesuatu padanya, ia manusia yang mudah kerepotan. Ia sering di cap karena sikap absolut dan otoriternya. Hingga akhirnya datanglah seseorang, memecahkan dinding es dianta...