Graduate

208 38 8
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, ujian akhir. Murid tingkat 1 dan 2 di liburkan, sementara murid tingkat 3 harus berjuang melawan soal-soal pedas di hadapannya. Harapan mereka saat ini hanya satu, yaitu keinginan untuk cepat-cepat keluar dari ruangan ujian tersebut, rasanya ruangan itu telah dipenuhi oleh asap abu yang keluar dari sela-sela telinga para murid.

Banyak murid dihiasi dengan wajah frustasinya, banyak juga yang mengerjakan soal dengan santai, ada pula yang tertidur dan bertapa menunggu keajaiban dari atas langit.

Kita biarkan saja mereka berkutat keras dengan lembaran soal ya teman-teman, kita lanjut seminggu setelah ujian berlangsung.

"Fyuhh... Lega sekali, meskipun aku tak yakin dengan hasilnya" Ujar Nanaba sembari menjulurkan kedua lengannya diatas meja

"Serahkan saja pada yang di atas" Jawab Moblit sembari menyatukan kedua tangannya di depan dada

Di ujung ruangan, tampak Hanji yang sedang menggerutu akibat kartu ujiannya yang hilang

"Hanji, berhenti menggerutu, kita bisa mencetak ulang kartu itu. Lagi pula kita sudah tidak membutuhkannya, ujian telah usai" Jelas Erwin

Sontak Hanji menggenggam erat tangan Erwin dengan matanya yang berkaca-kaca, "Benarkah itu? Syukurlah..."

Moblit tampak membolak balikan lembaran foto album sekolahnya, "Ini benar-benar sudah selesai"

Levi memperhatikan buku album yang Moblit letakkan diatas meja, ia mulai membuka lembaran demi lembaran, ia mencari sosok gadis hazelnutnya disana. Kemudian ia menemukannya, tersenyum padanya. Levi kembali tersenyum seakan membalas senyuman yang Petra berikan disana

"Hiii lihat! Dia tersenyum!" Tunjuk Hanji pada Levi

Kemudian Erwin menarik setiap tangan teman-temannya dan mendekapnya, "Aku tidak akan melupakan kalian, kita harus sering berkabar"

"Ugh.. Erwin.. Aku tidak bisa bernafas"

"Datanglah kapan saja, perusahaanku juga pasti akan membutuhkan karyawan" Ucap Levi

"Haik, Big Boss!"

~~~

"Mike, apa Nanaba sudah mengabarimu?"

"Tentang apa?"

"Acara makan-makan malam ini"

"Ah, iya tentu saja. Aku pasti akan datang"

Kemarin, Levi berkata pada Petra untuk menghadiri acara makan-makan bersama teman-temannya, meskipun Petra tidak terlalu dekat dengan mereka namun Levi menginginkan kehadiran dirinya juga disana.

"Bagaimana dengan Oluo?"

"Ia pasti akan sibuk bermain bersama teman-teman yang lainnya" Jelas Mike

"Baiklah kalau begitu"

Seperti biasa, Petra pulang bersama dengan pangerannya. Tidak pernah ia lewatkan satu haripun bersamanya, setelah kejadian di angkringan susu jahe, Levi menjadi lebih perhatian dari sebelumnya, mungkin ia menyadari akan hari-hari dimana Petra pergi ke luar kota akan segera tiba

"Kau akan pergi sebentar lagi, kan?" Tanya Levi saat motornya berhenti di persimpangan lampu merah

"Iya, kenapa? Apa kau mulai gelisah hmm?"

"Tidak"

Petra mencubit kecil perut Levi, "Jujur saja"

"Hn.. Sedikit"

"Tenanglah, hati ini hanya untuk Pangeran Levi" Ujar Petra sembari menyandarkan dahinya pada punggung lelaki di hadapannya

Petra mengingat sesuatu, selama ini Levi tidak pernah menceritakan perihal ibunya, saat kencan pertama ia tidak mendapati ibunya disana, kalau soal ayahnya Petra tahu bahwa ayahnya pergi meninggalkannya sejak ia kecil.

It's My First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang