Suara bising di dalam club ini kuharap mampu meredakan segalanya yang tengah berkecamuk di dalam kepalaku. Aku benar-benar merasa sangat lelah. Sampai kapan harus seperti ini.
Aku hanya ingin bisa hidup tenang dan bahagia bersama dia, yang hatiku inginkan. Walau awal bersamanya hanya sekedar berlari dari yang lain. Tapi, bersamanya aku merasa bisa bernafas dengan lega.
Namanya Lestari. Sejujurnya saat aku mengajaknya berkencan hanya sekedar iseng keluar dari mulutku. Siapa sangka dia menyambutnya. Hari itu aku sedang memiliki masalah dengan sosok yang sejak duduk dibangku sekolah pertama hingga saat ini ada di sekitarku. Namanya Kalina. Dia gadis yang cantik bahkan sangat cantik. Kalina adik sahabatku, Faris. Karena mereka kembar dan yatim piatu, keduanya banyak menghabiskan waktu bersama aku dan yang lainnya.
Lalu seiring waktu, aku mulai melihat Kalina menjadi sosok yang berbeda. Rasaku padanya bukan lagi sebatas menganggap dia sebagai adik dari seorang sahabat. Ada getar yang aneh saat aku disampingnya. Aku biasanya tidak perduli dengan cinta-cintaan karena menurutku usia kami sangatlah muda untuk menjalin kasih. Tapi, siapa sangka namanya hati tidak bisa ditebak. Dan gayung bersambut, Kalina juga merasakan yang sama.
Hubungan kami berdua masih dibatas normal. Waktu kencan kami lebih banyak dihabiskan dengan mengerjakan tugas bersama-sama. Lalu berkumpul bersama yang lainnya.
Memasuki masa SMU, kami sepakat masuk ke sekolah yang sama. Seperti anak remaja pada umumnya, kami mengalami pasang surut. Mungkin pengaruh pubertas. Faris kakak Kalina, memperkenalkan seorang gadis. Namanya Gita. Anaknya sederhana dan menurutku cantik. Dia cenderung diam. Lebih suka dengan baca buku. Berbanding terbalik dengan karakter Kalina.
Masalah datang saat Faris meninggal karena kebodohan Kalina. Walau menurutku namanya musibah tidak ada yang bisa memprediksinya. Hari itu Gita meminta izin agar aku membantunya mengangkut barang-barangnya. Karena selama ini ia tinggal bersama kerabatnya, sebelum akhirnya Gita memilih ke luar dari sana. Kesalahpahaman pun terjadi. Kalina yang sejak awal merasa terganggu akan Gita, tidak setuju aku membantunya. Alasannya karena aku tidak boleh memperhatikan wanita lain. Dan hal itu berlaku pada kakaknya Faris. Menurutku terlalu berlebihan. Mungkin karena saat itu sebelum Gita muncul, dia satu-satunya wanita di sekitar aku, Faris, Gerry, Eza dan Toby. Alhasil kami memperlakukannya seperti seorang putri. Membuat Kalina menjadi manja dan keras kepala.
Malam itu, Kalina menghubungiku bertanya aku di mana. Dan kujawab di tempat kost Gita. Kalina marah dan menyuruhku pulang. Tapi, aku menolak. Toh aku tidak sendiri ada Toby dan Eza di sini. Aku tidak suka dengan sikapnya yang memaksa. Faris mungkin bisa menerimanya, makanya alasan kenapa aku yang di sini dan bukan dia yang jelas kekasih Gita. Kupilih mematikan ponselku. Belakangan sikap Kalina terlalu mengekang dan cemburuan, itu sangat menyebalkan. Aku menyanyanginya tapi bukan berarti dia bisa melarangku sesuka hatinya.
Singkatnya malam itu hujan deras. Aku sudah nyaris pulang bersama Tobby dan Eza. Namun urung kulakukan. Aku tidak mau jatuh sakit menjelang akhir semester begini. Berbeda hal dengan Tobby dan Eza. Mereka nekat menembus hujan yang turun lebat malam itu. Karena hujan tidak kunjung reda dan rasa lapar sudah tidak tertahankan, aku mengajak Gita mencari makan ke depan jalan menerobos hujan walau dengan payung seadanya.
Setelah membeli makanan, kami memutuskan kembali ke kost Gita. Sambil berharap hujan mulai mereda. Namun di jalan sebuah mobil lewat begitu saja dengan kecepatan penuh, sehingga menimbulkan percikan yang besar. Akibatnya baju dan celanaku basah setengah.
Gita menawarkan aku mengganti pakaian. Kebetulan dia memiliki kaos Faris. Aku tidak pernah bertanya mengapa kaos Faris ada ditempatnya. Itu urusan mereka
Aku pun menerima handuk dan berjalan ke kamar mandi. Dan masalah pun muncul. Aku mengambil handuknya tapi tidak bajunya sehingga mau tidak mau aku ke luar hanya menggunakan celana pendek selutut. Dan bersamaan itu pula Kalina dan Faris muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Salah
RomanceAku tahu semuanya menjadi begitu sulit sejak aku putuskan kembali masuk ke dalam hidupnya. Kadang aku bertanya apa aku masih mencintainya. Atau hanya sebuah kepuraan-puraan rasa. Hatiku sendiri merasa ragu. Akan tetapi yag kutahu aku ingin melakukan...