W I C Y~ DUA PULUH SATU

3.5K 444 11
                                    




Selamat membaca

===

Mengintip dan menguping pembicaraan orang itu seharusnya tidaklah baik, itu adalah hal yang tak seharusnya di lakukan.

karena semua orang pasti memiliki privasi tersendiri yang menyangkut diri mereka sendiri.

tapi menurut empat pemuda yang kini tengah menguping serta melihat hal yang tak wajar menurut mereka.

Jadi salahkan saja pada objek menarik yang tengah mereka lihat sekarang ini.

Di sana! tepatnya di ruangan para pembantu, untuk pertama kalinya mereka melihat, saudara sedarah dari ayah mereka tengah memarahi seorang pelayan dan juga seorang remaja, yang tidak mereka kenal.

Seingat dan setau mereka tak pernah melihat aunty mereka marah yang lebih ke murka seperti itu.

Sayup-sayup mereka dapat mendengar pembicaraan di dalam sana, lebih tepatnya mendengar suara aunty mereka yang tengah berbicara sedangkan kedua orang target hanya diam dan menunduk saja.

tapi satu kata yang di lontarkan oleh aunty, membuat mereka membeku di tempat mereka berdiri saat ini.

"Rahasia besar macam apa ini." Ujar Dava yang kini termenung di tempatnya.

"Ssttttt ... Cabut dari sini" Seru gio pada ke tiga saudaranya.

mereka meninggalkan tempat itu dan menuju ke lantai atas, tepatnya ke kamarnya gio.

menjauh dari aunty mereka yang kini masih memarahi kedua orang yang telah merusak hidupnya.

"Saya ingatkan lagi, jaga sikap kalian, jangan sekali-kali membuat masalah di kediaman saya, sadar diri kalian hanya sampah yang merusak mata. dan Kamu-" jari telunjuk nyonya besar kediaman rumah ini yang tidak lain ialah ibu dari wicy mengarah ke arah jino, yang dahinya di perban mengeluarkan darah dari sana.

"jangan pernah memasuki kamar putri saya lagi, jika tak ingin lebih dari ini." lanjutnya sambil menyentuh luka di dahi jino dan menekannya dengan sengaja.

tak ada raut apa pun dari wajah jino, meringis pun tidak, berbanding terbalik dengan bik Julia yang sudah terisak sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

dan tanpa rasa bersalah nyonya besar rumah ini langsung melenggang pergi dengan senyum puas yang tercetak di wajahnya.

Jino- tangannya sudah terkepal sekarang, memeluk ibunya yang terisak sembari meminta maaf padanya.

tidak ... Ibu tidaklah salah, ini semua karena pria itu. pria itulah penyebab penderitaan yang selama ini ia dan ibunya rasakan.

tunggu dan lihat dirinya akan membalas semua luka serta air mata yang selama ini ia dan ibunya rasakan.

"Maaf maaf ... Maafkan ibu nak"

"tidak, ibu tidaklah salah"







Sedangkan di lantai atas, di kamarnya gio, mereka ber empat ummm ber enam ... tapi hanya empat orang yang terdiam dengan pikiran mereka yang berkelana kemana-mana dan dua orang remaja yaitu Nafi juga anto hanya menatap binggung ke arah mereka yang tengah melamun.

WicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang