"Ummi makasih! Hafidah sayang Ummiii"
Tubuh itu Hafidah peluk, ia kecup kedua pipinya dengan senyuman yang terus terpasang."Sama Abi?"
"Sayang abi jugaaa"
Begitupun dengan Iham, pelukan itu Hafidah berikan sama seperti sang Ummi.
"Abang?"
"Sayaaaanggg banget!"
"Tum─"
"Tapi boong"
"Idih"
"Tapi beneran,"
"Nah-"
"-Beneran boong!"
"Yeu.. Untung adek!"
Kunci motor itu Hafidah ambil kala Abi memberikan. Kaki nya mendekat, menaiki motor dengan wajah bahagianya.
"Firaaa ngabuburit yuk! Hafidah yang bawa motor nya"
"Pelan-pelan dek, jangan ngebut-ngebutan"
"Siap!! Hafidah ngabuburit dulu, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam.."
Setelah menyalimi tangan Ummi dan Abi, motor itu Hafidah kendarai dengan Fira di belakang.
Arya terdiam,
Namun dekit kemudian-"EEEH! YA ALLAH ADEK, YANG JAGAIN TAKJIL SIAPA?! MASA ABANG SENDIRI!"
.
.
"Itu si Dafa ngajak buka bersama katanya Jum'at sekalian bagiin takjil nanti"
"Kapan ih! Ayuk atuh, kangen buka bersama lagi kayak tahun kemarin.. Emang Dafa nya ada? Arkhan sama Kaila, Lani nya mana?"
"Jum'at Hafidah ih! Kan tadi aku bilang.. Pelupa nya engga ilang-ilang heran aku mah"
Kikikan itu terdengar,
Matanya menyipit dengan tubuh yang menggeliat geli."Gini-gini aku ngangenin lho.. Liat tuh mereka aja jauh-jauh kesini buat bukber bareng akuuu"
"Yeu! Aku engga tuh! Eh- yaudah yuk pulang, udah mau buka"
"Huh? Emang udah jam berap- ASTAGHFIRULLAHAL'AZIM! Kenapa kamu engga bilang! Yaudah yuk cepet─ Eh.. Mas? Oh iya, Assalamu'alaikum.."
Senyum kecil itu terlihat,
"Wa'alaikumussalam.. Ngapain dek?""Ini.. Abis ngabuburit"
Zidan, lelaki itu mengangguk mengerti dengan senyuman kecil yang kembali terlihat.
"Yaudah gih pulang, udah mau buka.."
"Iya ini mau pulang kok. Mas jalan?"
"Itu, motor saya bocor tadi, sekarang baru mau di ambil"
Kepala Hafidah mengangguk, lantas kakinya berjalan cepat menuju motor miliknya kala Azan magrib berkumandang.
"Udah magrib, Hafidah duluan ya Mas, Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam.. Hati-hati.."
Hanya senyuman yang di balas,
Setelahnya motor itu melaju dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKA
Teen FictionCintai Aku Karena Allah (CAKA) "Jarak usia bukan patokan seseorang buat berjodoh mas, Hafidah sama sekali engga nyesel punya suami yang jarak usianya jauh sama Hafidah. Justru Hafidah bangga punya suami sholeh kayak mas" -Hafidah