2 kantung besar berisikan bahan makanan itu Zidan bawa menuju dapur, hal itu tidak jauh berbeda dengan Hafidah yang membawa sekantung besar cemilan yang ia pilih di Super Maket tadi.
"Temen mas kapan nyampe?"
"Dikit lagi, lagi di jalan"
Hafidah mengangguk, tangannya beralih pada 2 kantung bahan makanan yang Zudan bawa untuk ia susun di dalam kulkas.
"Mas ke depan dulu ya? Takut mereka kelewat rumah"
"Jangan genit sama mba Mira!"
"Engga sayangnya mas.."
Kecupan pada pelipis itu Zidan berikan sebelum beralih keluar untuk menunggu sahabat lamanya yang sebentar lagi akan sampai.
Beberapa bahan sudah Hafidah masukan ke dalam kulkas, lantaas kembali beralih pada sekantung cemilan, memilih beberapa snack kecil juga biskuit untuk ia sajikan nanti.
"ASSALAM'UALAIKUM!"
Salam itu terdengar begitu keras,
Hafidah yakin jika teman-teman suaminya itu sudah berada di depan sana."Wa'alaikumussalam.. Ya Allah, lo apa kabar?"
"Ck. Liat dong, badan gue sehat keker gini"
"Halah, masih kurus gitu dibilang keker"
Adam masuk lebih dulu, lalu disusul dengan yang lain dibelakangnya.
Zidan tidak menyangka jika akan seramai ini. Bahkan mereka juga membawa anak-anak mereka yang terlihat begitu lucu.
"Mana bini lo bang?"
Celetuk Dina dengan seorang anak balita yang berada dalam gendongannya."Di dalem lagi nyiapin makanan"
"Tau aja gue belum makan tadi siang"
Adam masih membalas. Lelaki itu bahkan tidak berubah, sama seperti Adam yang dulu."Sesajen buat lo pada"
"Wis! Ada ayam dong"
Tawa mereka terdengar,
Kakinya terus melangkah masuk hingga terhenti di ruang keluarga.Zidan sengaja membawanya kesana, tau jika ruang tamu rumahnya terlalu kecil untuk menjadi tempat santai mereka saat ini.
"Adeeek"
Panggilan itu terdengar,
Lantas godaan-godaan kecil itu berhasil Zidan terima ketika tau panggilan yang Zidan berikan itu begitu manis."Sebentar mas, minumnya belum Hafidah buat"
Lagi,
Godaan itu terdengar."Sebentar mas, minumnya belum adek buat- Harusnya gitu!"
Itu Luna, suara yang sedikit ia samakan untuk menggoda sahabat lamanya itu.
Tidak lama Hafidah keluar,
Lantas suara-suara itu kembali terdengar dengan ramai. Layaknya seorang artis, bahkan Hafidah tidak mengerti betapa antusiasnya mereka."Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam adek masnya Zidan.."
Jawab mereka hampir serentak,
Lantas hal itu membuat Hafidah memalu. Kepalanya tertunduk dengan kaki yang melangkah menaru nampan."Istri-istri sini aja, biarin suami-suaminya disana"
Itu Dina,
Entahlah. Wanita yang paling antusias disana adalah Dina. Terlihat sangat riang dengan anak perempuannya disana.Hafidah menoleh pada Zidan,
Lantas ketika anggukan itu diberikan, dengan perlahan ia menghampiri mereka. Ikut bergabung dengan para istri juga sahabatnya sang suami disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKA
Teen FictionCintai Aku Karena Allah (CAKA) "Jarak usia bukan patokan seseorang buat berjodoh mas, Hafidah sama sekali engga nyesel punya suami yang jarak usianya jauh sama Hafidah. Justru Hafidah bangga punya suami sholeh kayak mas" -Hafidah