part 25

1.5K 140 3
                                    

"ayo kak, satu suap lagi"

"Nggak enak ji, hambar, nggak ada rasanya, kek makan bubur tau"

"Lah, emang ini bubur, kan bubur ayam"

"Iya tapi nggak enak, nggak kayak bubur didekat rumah itu loh"

"Ya pasti nggak sama lah kak, ini kan bubur rumah sakit, hambar karna kakak nggak boleh banyak-banyak makan garam sama penyedap rasa"

"Nggak!"

Jimin mendengus kesal karna yoongi yang sangat susah disuruh makan, udah 2 hari yoongi sadar namun hanya sedikit makanan yang masuk perutnya

"Kak ayo dong, katanya mau cepat sembuh, mau cepat nikahin jimin, ingat nggak kata om kemaren? Kakak harus sembuh dulu biar bisa nikahin jimin" bujuk jimin dengan wajah memelasnya

"Tapi nggak enak ji.. dari kecil kakak nggak pernah masuk rumah sakit, nggak tau kalau makanannya nggak enak, tau gitu kakak dirawat dirumah aja"

Jimin terkekeh gemas, tak menyangka saat sedang sakit yoongi begitu menggemaskan "gini deh, kalau kakak habisin jimin kasih satu permintaan"

"Masa satu? Kenapa nggak dua? Tiga? Nggak deh lima! Kakak mau nya lima permintaan"

"Oke deal! Sekarang habisin buburnya trus minum obat!" Jimin tersenyum saat yoongi mengangguk dengan pasrah

Tak berapa lama yoongi pun menghabiskan suapan terakhir dengan penuh keterpaksaan membuat jimin tertawa penuh kemenangan

"Sekarang obatnya" jimin menyodorkan beberapa pil kepada yoongi dan segelas air, setelah selesai jimin pun duduk tenang di kursi samping kasur dan menatap yoongi yang tengah duduk dan juga menatapnya

"sekarang bilang kakak mau apa dari jimin"

"Hmm, bagusnya apa ya?"

"Ayo bilang aja, nanti jimin kabulin soalnya kakak udah nurut buat habisin bubur hambarnya" kekeh jimin

"Pertama kamu duduk dipangkuan kakak"

"Eh jangan! Kaki kakak kan sakit, disamping aja ya" Jimin bangkit lalu naik keatas kasur dan duduk disamping yoongi

"Cium kening kakak"

Cup!

"Cium kedua pipi kakak"

Cup! Cup!

"Cium hidung kakak"

Cup!

"Ci-hahah kenapa wajahnya merah hm?" Yoongi tertawa saat melihat wajah merah padam kekasihnya

"Is nakal!"

"Lanjut ya, yang terakhir ni"

"Jangan yang macam-macam ya"

"Nggak macam-macam kok sayang, cuma satu macam aja" sahut yoongi sambil menyentil hidung mungil jimin

"Duduk dipangkuan kakak dong, nggak duduk deh, kamu diri aja pake lutut"

Jimin menurut lalu merangkak naik keatas paha yoongi tanpa menghimpitnya "udah"

"Cium bibir kakak yang lama,"

Jimin membolakan matanya lucu lalu memukul bahu yoongi yang tak sakit "kak~ihhh"

"Loh kamu udah janji loh"

"Ya tapi..."

"Ya udah besok kakak nggak mau makan"

"Oke-oke, tapi kakak tutup mata ya, nggak boleh ngintip!"

Yoongi tersenyum lebar lalu menutup matanya, sedangkan jimin hanya bisa menenguk ludahnya gugup, dengan tangan bergetar jimin menangkup pipi yoongi lalu mendekatkan wajah mereka berdua

"Kok lama~"

"Is sabar dong, jimin degdegan nih"

Dengan pelan jimin menempelkan bibir nya pada bibir yoongi dan tanpa disangka yoongi malah menahan tengkuk jimin dan membuka mulut lalu melumat lembut bibir plum jimin

"Mmphh"

"Shhh diem ya"

Yoongi kembali menekan tengkuk jimin dan menghisap bibir jimin penuh sayang, senyum yoongi mengembang saat jimin balas menghisap lalu membuka mulutnya membiarkan lidah yoongi masuk kerongga mulutnya

"Nghhh kak"

"Shhh jangan mendesah sayang"

Lidah mereka kembali berbelit, jimin hanya bisa mendesah lirih dan meremas rambut yoongi sedangkan yoongi menekan tengkuk jimin erat, walau lehernya sedikit pegal karna jimin sedikit tinggi darinya sedangkan jimin menunduk agar bibir mereka tetap saling bertaut

"Mphh.. ng!" Jimin memukul punggung yoongi saat merasa ciuman ini semakin dalam, jimin takut kebablasan dan ada yang melihat

Yoongi mengecup bibir jimin lalu melepaskannya

"Hhhh.. kakak mau bunuh jimin!?"

"Hahaha maaf sayang, bibir kamu empuk dan manis, kakak ketagihan"

"Ya nafas jimin hampir habis lo ini"

"Ji, setelah kakak sembuh kita langsung nikah ya"

Jimin tersenyum lalu mengusap pipi yoongi "makannya kakak cepat sembuh biar kita cepat nikah"

Yoongi tersenyum lebar menampilkan gummy smile lalu mengusakkan hidung mereka berdua

"Kakak kok selalu larang jimin mendesah sih? Waktu dibioskop juga gitu"

"Kamu tau nggak?" Yoongi mendekatkan bibirnya pada telinga jimin lalu berbisik lirih "suara kamu itu ngundang birahi sayang, terlalu lembut buat kakak turn on kakak takut nanti nggak bisa nahan"

Segini dulu hyung, aku lagi nggak fokus jadi up pendek aja..

[End] SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang