part 29 (End)

2.5K 135 9
                                    

Day💐

Senyum bahagia tercetak diwajah cantik jimin yang tengah memandang dirinya dicermin. Memperbaiki kerah bajunya dan bunga disakunya. Jimin menatap dirinya yang sudah terbalut pakaian pernikahan berwarna putih yang melambangkan kesucian pernikahannya hari ini, Jantung jimin terus berdebar sejak semalam karna menantikan momen penting dalam hidupnya. Jimin ingin menangis namun takut riasannya luntur. Jimin tak sabar bertemu yoongi, pria tampan yang selalu dia cintai sejak pertama mereka bertemu.

Sudah 5 hari mereka tak bertemu karna sibuk mempersiapkan acara dirumah masing masing. Mereka juga dilarang bertemu sebelum hari pernikahan, ntah apa lah alasannya.

"Jimin anak papa"

Jimin tertegun saat melihat ayahnya dari pantulan cermin di hadapannya, ayahnya terlihat begitu gagah dengan jaz berwarna silver yang membalut badan kekarnya, jimin berbalik lalu tersenyum melihat mata ayahnya berkaca kaca. Nampak raut kebahagiaan, namun jika diteliti lagi nampak pula raut kesedihan akan melepas putra tercintanya.

"Pa" jimin berjalan menghampiri ayahnya lalu memeluk sosok pria yang sangat berarti dalam kehidupannya, cinta pertama dalam hidupnya yang tak akan pernah melukainya sekali pun, pria yang selalu mendukung segala keputusannya, pria pertama yang akan menangis bila jimin terluka dan pria pertama yang akan bahagia saat jimin mencapai tujuannya "pa makasih selama ini selalu ada untuk jimin, hidup jimin nggak bakal ada artinya kalau nggak ada papa bersama jimin"

"Selalu bahagia sayang, janji untuk terus bahagia bersama pilihan kamu ya. Papa akan selalu ada untuk jimin. Simanjanya papa yang sebentar lagi bakal jadi tanggung jawab orang lain." Tuan park mengelus punggung kecil jimin yang bergetar "shhh jangan nangis sayang, ini hari bahagia kamu. Nggak boleh ada air mata"

Jimin mengangguk lalu melepaskan pelukannya, mengusap sudut matanya dengan tisu lalu terkekeh pelan "papa juga jangan nangis" beralih mengusap sudut mata ayahnya yang juga sudah basah karna air mata.

"Ayo sayang. Calon suami kamu udah nungguin kamu dibawah" dengan lembut tuan park menarik tangan putranya dan membawanya keluar

Jimin mengatur nafasnya yang mendadak sesak. Rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata kata, jimin terus memeluk lengan ayahnya erat. Berharap dia tak pingsan saat tengah melangkah dan merusak acara pernikahannya sendiri

Mereka tiba didepan pintu gereja yang masih tertutup, tuan park dengan lembut mengusap tangan jimin yang dingin karna gugup.

"Sang pengantin memasuki mimbar pernikahan, harap membuka pintu"

Lalu pintu terbuka dan bunyi piano mengalun merdu menyambut jimin sang pengantin, memperlihatkan betapa mewahnya pernikahan yang dibuatkan kedua orang tua mereka untuk pernikahan anak anaknya.

Mata mereka bertemu, bagaimana mata hanzel itu menatap penuh cinta pada bola mata hitam pekat yang selalu menjadi candu bila memandangnya. Jimin memandang lurus kedepan menatap yoongi yang sudah berdiri dihadapan sang pendeta. Tengah memakai pakaian yang sama dengannya namun tampak lebih tampan dibanding dia yang nampak lebih cantik. Senyum yoongi tak luntur, malah semakin mengembang saat melihat jimin yang melangkah mendekat bersama calon mertuanya.

Semua yang menghadiri berdiri dan melempar kelopak mawar putih mengiringi langkah jimin.
Nampak juga teman teman yoongi yang juga ikut serta melihat pernikahan sang sahabat. Ada papa dan mama yoongi yang duduk paling depan bersama mama jimin yang hanya duduk karna kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke 7

"Aku berikan anak kesayangan ku pada mu, bahagiakan seluruh jiwanya. Jangan sakiti dia, sayangi dia seperti kamu menyayangi hidupmu" tuan park memberikan tangan jimin yang langsung disambut oleh yoongi yang menunduk hormat padanya.

Tuan park melangkah mundur lalu berjalan kearah istrinya lalu duduk disana.

Mata yoongi berbinar menatap jimin yang sangat cantik, wajahnya yang dipoles make up natural semakin menambah keindahan wajahnya. Begitu pula dengan jimin, senyum nya tak luntur. Kebahagiaannya tak bisa diungkapkan dengan kata kata.

Yoongi dan jimin meluruskan pandangan menghadap pendeta yang berdiri tegak dihadapan mereka. Senyum jimin semakin mengembang saat pendeta memulai acara. Tangan mereka saling bertaut tak pernah terlepas, jimin melirik kesamping dan melihat yoongi yang juga tengah tersenyum menatapnya.

"Baiklah. Apakah anda, Tuan Min Yoongi, akan menerima Tuan Park Jimin sebagai pasangan hidup anda. Akan menerima kekurangan dan kelebihan nya, akan menemaninya dikala miskin atau kaya, akan selalu menjaganya dikala susah atau pun senang dan akan menjaga kesucian pernikahan kalian dihadapan sang tuhan"

Yoongi menatap mata jimin lurus "saya bersedia"

"Apakah anda, Tuan Park Jimin akan menerima Tuan Min Yoongi sebagai pasangan hidup anda. Akan menerima kekurangan dan kelebihan nya, akan menemaninya dikala miskin atau kaya, akan selalu menjaganya dikala susah atau pun senang dan akan menjaga kesucian pernikahan kalian dihadapan sang tuhan"

"Saya bersedia"

"Baiklah. Dengan begini saya sah kan kalian berdua menjadi sepasang suami istri, pengantin pria dipersilahkan mencium pasangannya"

Yoongi dan jimin berdiri berhadapan dengan tangan yang masih bertaut, yoongi melangkah mendekat lalu mulai mencium bibir jimin, Melumatnya bibir plum jimin penuh cinta. Saling memejamkan mata meresapi kelembutan satu sama lain

Semua yang hadir langsung bertepuk tangan dan bersorak bahagia. Nampak pula teman teman yoongi dan jimin yang bersorak heboh membuat para tamu tertawa karna tingkah lucu mereka.

Dengan lembut yoongi melepaskan ciumannya lalu menatap mata jimin dengan penuh kasih sayang. Menyampaikan betapa bahagianya yoongi saat ini.

"Aku janji bakal jadi orang pertama yang bakal selalu ada untuk kamu sayang, akan selalu ada disaat kamu senang atau pun sedih. Menjaga kamu seperti aku menjaga kehidupan ku sendiri "

Jimin mengangguk dan tersenyum cerah, matanya membentuk garis lurus mengatakan betapa bahagianya dia saat ini. Ia lalu menarik tengkuk yoongi dan kembali mencium bibirnya lebih dalam.

Yoongi dan jimin pun berbalik dan berdo'a menghadap tuhannya.

Terimakasih tuhan, terimakasih atas takdir mu. Terima kasih atas semua kesedihan yang telah kau ubah menjadi kebahagiaan. Lindungi kami, lindungin pernikahan kami. Lindungilah cinta kami berdua.

The End.

Akhirnya End, huhuhu sebenernya nggak rela cerita ini tamat karna gimana pun ini cerita pertama aku diwp, cerita BL pertama yang nggak aku sangka bisa sampe tamat dan banyak yang baca juga.

terima kasih untuk para pembaca🙏 terima kasih untuk vote dan komen yang selalu menjadi semangat buat aku ngelanjutin cerita. Aku pamit ya👋 annyeong yoreobun❤️ aku cinta kalian semua😁

Aku mau fokus sama cerita aku yang lain dulu. Mampir ke cerita aku yang lain ya hyung.

[End] SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang