part 5

2.4K 216 2
                                    

Sekarang hari minggu

Hari yang sangat di tunggu oleh semua orang karna dapat menggunakan hari libur ini dengan bermalas2an, beristirahat, atau pun menghabiskan waktu dengan keluarga atau pun dengan para sahabat melepas lelah setelah bekerja atau pun bersekolah

Sama hal nya dengan jimin dan juga teman teman nya yang sedang menghabiskan waktu nya untuk bermain di mall, bukan, mereka di mall bukan nya belanja, tapi bermain di lantai paling atas tempat di mana semua wahana permainan ada di sana

Mereka dengan senang hati menuruti keinginan jimin yang merengek ingin bermain di mall

Jimin seperti anak kecil berumur 3 tahun dengan sweater biru langit oversize yang menelan badan mungil nya, di padukan dengan celana jeans ketat berwarna putih dengan sepatu kets putih nya, rambut hitam legam yang mempermanis tampilannya tak lupa jimin menggunakan tas sandang kecil nya untuk meletakan ponsel maupun dompet nya

Jimin begitu menggemaskan membuat lisa dan yeri tak henti henti nya memekik dan mencubit pipi mochi itu dengan sayang

Senyum jimin yang tak pernah pudar membuat hati siapa pun tenang bila bersama nya, jimin bagaikan malaikat untuk semua yang berada di sisi nya

"Yerii-ah, jimin lapar"

Jimin menatap yeri dengan pandangan memelas

"Jiminiee gue mohoon berhenti bersikap menggemaskan!" Yeri memeluk tubuh mungil jimin erat saking gemas nya

"Aaah yeri jimin sesaak"

"Maafin gue jiminie, lo terlalu menggemaskan melebihi anak bayiii"

"Yerii jimin sudah berumur 17 tahun, jangan di samain sama bayii" jimin mempoutkan bibir nya kesal

"Oke oke bayi besar, ayo kita makan, tapi tunggu lisa dulu oke"

Jimin mengangguk patuh dan mengistirahatkan badan nya yang lelah karna aktif memainkan berbagai macam game yang ada di sini, jimin dan yeri memilih menunggu lisa di depan pintu masuk timezone, jimin mengedarkan pandangan nya hingga terpaku pada dua orang yang tengah berjalan tak jauh dari tempat nya duduk

Dadanya berdenyut ngilu, matanya terus menatap kedua punggung itu yang terlihat berbincang, wanita itu memeluk pria itu walau telah di tolak dengan cara di dorong atau pun di tepis kasar, wanita itu lalu mengenggam tangan pria dan membawa nya menjauh hingga hilang dari pandangan jimin

Jimin memegang dada nya yang terus berdenyut, mata nya memanas, jimin tak menyangka akan melihat pemandangan tak enak itu sekarang, di saat hatinya tengah baik hari ini, air mata jimin mengalir diiringi isak kecil yang mati matian ia tahan

Yeri yang sibuk dengan ponsel nya menoleh saat mendengar rintihan serta isakan di samping nya, matanya membola saat melihat jimin yang tengah meremas dada nya dengan air mata yang berguguran

"Jim! Hei lo kenapa?"

Jimin menggeleng menjawab pertanyaan yeri

"Jim" yeri begitu cemas, ia tak tau kenapa jimin tiba tiba menangis padahal ia begitu riang tadi

"Hiks, yeri jimin mau pulang"

Yeri memandang jimin sendu, ia tak suka melihat jimin menangis

"Ayo kita pulang, gue telfon lisa dulu ya"

Jimin masih menangis sesegukan saat yeri tengah sibuk dengan ponsel nya..

Hati jimin sakit, ia cemburu, ia tak suka, denyutan itu makin kuat saat ia menyadari, bahwa dia bukan siapa siapa
.
.
Jimin masuk kamar dan segera mengunci nya tanpa menghiraukan panggilan dari sang mama di ruang tengah

[End] SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang