42(마흔 둘)

15 1 0
                                    

"Ah maaf aku sengaja."

"Park Nara-ssi! Bisa jelaskan apa masalahmu?" Hana menatap marah kearah Nara dengan tangan yang sudah terkepal sempurna. Masih menahan amarahnya karna tidak ingin masalah semakin membesar.

"Hm? Masalah ya?" Nara mengetuk dagunya dengan telunjuk. Menampilkan wajah tidak bersalahnya. Hana semakin mengeraskan kepalan tangannya. "Aku hanya tidak suka padamu." setelah mengatakan itu Nara berbalik dan berjalan meninggalkan Hana. Tidak ada niat sedikitpun untuk membantu Hana.

"Ya! Park Nara!" Nara berhenti berjalan dan menoleh saat suara menginterupsinya. "Kau ini semakin melunjak!" Mari menarik kerah baju Nara dengan kasar.

"Mari-ah! Jangan emosi!" Ha-yoon menahan tangan Mari yang memegang kerah Nara. Sekarang mereka menjadi pusat perhatian dan Hana tidak suka ini.

"Eonni, sudahlah. Biarkan saja dia." ucap Hana.

"Kau! Jika bukan karna Hana, sudah kuhajar kau dari lama! Jangan berulah lagi jika ingin debut dengan wajah sempurna!" Mari dan Nara saling melemparkan tatapan tajam. Setelah Mari melepaskan tangannya, Nara segera pergi dari tempat itu karna semakin banyak orang yang berkumpul.

"Kau kenapa diam saja, Hana-ya! Jangan lemah begitu!" Mari menatap kesal ke arah Hana.

Hana hanya menghela nafasnya dengan berat. Jika inginpun ia bisa memberi pelajaran pada Nara. Hanya karna ia ingat janjinya pada Jung-so sang kakak, ia tidak akan diam saja melihat perlakuan buruk Nara padanya.

"Dia itu mau debut sebagai idol tapi sifatnya sangat buruk! Bagaimana bisa dia debut dengan sifat seperti itu?" ucap Ha-yoon.

"Hana-ya! Kau kenapa?" Min-jee dan Jung-na segera menghampiri Hana, Ha-yoon, dan Mari. Mereka mengumpulkan barang-barang Hana yang berceceran dilantai.

"Tidak apa, eonni. Tadi tanganku lemas makanya jatuh semua." Hana tersenyum menyakinkan.

"Nara bukan? Jangan berbohong, tadi aku berpapasan dengannya." Jung-na menatap tajam kearah Hana.

"Nara? Nugu? Kau ada masalah Hana?" Hana menghela nafas untuk kesekian kalinya. "Kim Hana!" Hana tersentak saat Min-jee sedikit membentaknya.

"Eonni, nanti saja. Kita bayar dulu belanjaannya." ucap Jung-na. Lalu mereka membayar semua belanjaan.

"Kau yang bayar semua?" tanya Ha-yoon. Pasalnya semua yang mereka beli tidak sedikit.

"Eoh, eonni. Oppa ku memberi uang tambahan karna sudah selesai ujian." Sekali-sekali boros tidak apakan? Eomma, appa, dan oppa kirim uang jajan setiap bulan gak pernah kupake beli apapun. Monolog Hana didalam hati.

Diperjalanan pulang, Ha-yoon menceritakan semua masalah Hana dan Nara. Bisa di bilang Hana tidak ada masalah, yang mencari masalah itu Nara. Hana hanya menatap keluar mobil. Berapa kali Min-jee bertanya tapi Hana hanya diam. "Aku sedang tidak ingin bicara, eonni." mereka berempat hanya menghela nafas.

Sesampainya dirumah, Min-jee meminta agar mereka bertiga masuk duluan dan ia ingin bicara dengan Hana.

"Kenapa tidak membalas? Dari yang Ha-yoon bilang ini bukan yang pertama atau kedua kalinya. Nara itu sudah berulangkali mengganggu mu, Hana." Min-jee menatap Hana yang hanya menunduk memainkan jarinya.

"Hana-"

"Aku sudah janji pada Jung-so oppa, eonni. Tidak akan berkelahi dan membuat masalah."

"Tapi bukan kau yang membuat masalah, setidaknya tegurlah dia sedikit. Kenapa hanya diam dan membiarkan dia terus mengganggumu?"

"Eonni tau aku mudah terpancing emosi. Jika aku sudah berbicara tidak akan mudah menahan lagi. Jika oppa tau aku terlibat masalah walau hanya beradu mulut, oppa akan membawaku ke Amerika. Aku cuma ingin disini lebih lama." Hana mengusap ujuang matanya.

"Mianhae, eonni tidak tau." Min-jee menarik Hana kepelukannya dan mengelus kepala Hana dengan lembut. Hana mengangguk dalam pelukan Min-jee.

"Eonni, jangan katakan apapun pada Jung-so dan Namjoon oppa, ne?" Hana menatap Min-jee penuh harap dengan mata berbinar. Jika sudah begini, Min-jee tidak dapat menolak. Hana benar-benar kelemahannya.

Tok tok

Jung-na mengetuk kaca mobil karna 2 orang ini tak kunjung keluar. Sebelum keluar, Min-jee membuka bagasi mobil karna belanjaan mereka belum di keluarkan. Tepat saat bagasi terbuka, pintu pagar juga terbuka dan 2 mobil masuk halaman. Bangtan sudah pulang. Yah rumah tidak akan sepi habis ini.

"Loh, Hana dari luar?" tanya Namjoon melihat Hana yang menggunakan mantelnya. Jung-na dan Min-jee sedikit membungkuk memberi salam pada Bangtan.

"Ini habis beli bahan-bahan." Hana menunjukkan plastik yang ada di tangannya.

"Biar kita bantu." Seokjin mengambil alih plastik yg ada di tangan Min-jee.

"Aigoo.. Ya sudah. Ini, oppa." Hana langsung memberikan plastik yang ada ditangannya kepada Jungkook. Akhirnya Bangtan membawa semua belanjaan.

"Eodiga, Hana-ya?" tanya Jimin saat Hana berjalan berlawanan arah dengan mereka.

"Kedepan sebentar. Nanti Hana masuk, duluan saja!" Hana langsung berlari kecil kedepan rumah.

Click

"Annyeong, hyung." Hwan-do dan Dae-ho memberi salam dan dibalas dengan hangat oleh Bangtan. Setelah itu Bangtan meletakan semua belanjaan diatas meja makan.

"Apa ini cukup?"

"Atau harus di tambah lagi? Ini ada 14 human, loh." Ha-yoon dan Mari keluar dari dapur dan sibuk memperhatikan saus bbq yang ada di tangan Mari, sampai-sampai tidak sadar jika Bangtan sudah pulang.

"Coba lihat." ucap Seokjin seraya melihat mangkuk yang ada ditangan Mari.

"Kamjagiya! Ah, mian. Annyeong, sunbae." Ha-yoon dan Mari sangat terkejut saat melihat Bangtan ada didepan mereka.

"Kaget ya? Jangan terlalu serius dong. Ini sudah cukup kok, nanti buat lagi jika kurang." Seokjin mengacak rambut Ha-yoon dan Mari.

"Hyung, jangan modus ke anak orang." ucap Taehyung.

Click

"Tapi agassi, saya harus jaga di depan. Bagaimana jika-"

"Tidak akan ada yang datang jam segini, ahjussi. Tenang saja, tidak adil jika kita saja yang bersenang-senang." Hana berhasil menyeret Han ahjussi untuk bergabung dengan mereka.

"Hana-ya. Jangan memaksa jika Han ahjussi tidak mau." ucap Namjoon dari sofa.

"Tapi-" belum selesai Hana berbicara suara klakson mobil terdengar dari luar rumah. Han ahjussi pamit dan segera keluar untuk membukakan gerbang. "Siapa lagi yang datang? Perasaan sudah lengkap semua." Hana menatap semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Oppa." Namjoon tersenyum misterius kearah Hana. Hana hanya mengernyitkan dahinya bingung dengan tatapan Namjoon.

Ting! Ting!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang