19(십구)

15 3 0
                                    

"Dengar sampai selesai!" Namjoon langsung diam saat Yoongi membentaknya.

"Rumah sakit. Saat aku mengambil barangku dengan Sejin hyung, aku lihat Hana dihalte. Dia bawa gitarnya, Sejin hyung juga penasaran Hana kemana dengan gitarnya jadi kita mengikutinya sampai di Severance Hospital. Aku tau sampai disitu saja, hyung. Dan ternyata teman Sejin hyung yang bekerja dirumah sakit itu tau Hana sering kesana." jelas Jungkook.

"Hana sakit?" tanya Seokjin pada Namjoon.

"Tidak, hyung. Hana jarang sakit. Aku tau itu." Namjoon semakin bingung, untuk apa Hana kerumah sakit dan dia sering kesana.

"Minta tolong saja pada Sejin hyung." usul Taehyung.

"Coba aku tanya Sejin hyung dulu." Yoongi mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sejin.

"Sejin hyung akan bantu. Sejin hyung bilang kita fokus saja pada persiapan comeback selanjutnya." ucap Yoongi setelah menutup panggilannya.

"Jangan khawatir, hyung. Hana pasti baik-baik saja." Jimin menepuk bahu Namjoon.

Sabtu pagi.

Hana turun dari kamarnya dan melihat meja makan yang sudah dipenuhi member Bangtan.

"Mau pergi jam berapa?" tanya Yoongi pada Hana.

"Jam 10 saja, Oppa." Hana diam-diam melirik Namjoon.

"Apa?" Namjoon menyendokkan nasi kemulutnya dengan menatap Hana.

"Ani." Hana memakan rotinya dengan cepat.

"Kalian tidak ingin berbaikan?" tanya Hoseok.

"Siapa yang bertengkar?" Namjoon bertanya balik. Hana menatap Namjoon. "Ne ne ne! Berhenti menatap, Oppa."

"Oppa sudah tidak marah?" tanya Hana.

"Tidak dan jika ada sesuatu ceritakan pada, Oppa. Oppa tau kau bisa menjaga dirimu tapi tetap saja aku khawatir." Hana menundukkan kepalanya mendengar perkataan Namjoon.

"Kami juga menghawatirkanmu. Jika tidak bisa menghubungi Namjoon kau bisa menghubungi kami." Seokjin mengelus kepala Hana.

"Mianhae." suara Hana bergetar. Namjoon terkejut mendengar suara Hana yang bergetar langsung bangun dari duduknya dan mendekati Hana.

"Aigo.. Sejak kapan adikku ini cengeng?" Namjoon memeluk Hana menenangkannya. Semua tersenyum melihat kakak adik itu. Dan untuk pertama kalinya, Bangtan melihat Hana yang menangis.

•••

"Ini daftarnya Hana-ya." Seokjin memberikan daftar belanjaan pada Hana.

"Ini saja? Tapi sepertinya keperluan didapur banyak yang habis, Oppa." ucap Hana melihat daftar yang sedikit menurutnya.

"Kau kerepotan nanti, biar sebagiannya Oppa yang beli." Hana menolak dan berjalan kedapur memeriksa semua bahan yang habis dan mencatatnya kembali.

"Jungkook ikut ya, hyung! Biar Jungkook yang bawa belanjaannya nanti!" ucap Jungkook saat turun tangga.

"Aku saja, Oppa. Kalau ada yang mengenali kalian bisa repot nanti." ucap Hana.

"Nanti aku juga ikut masuk." ucap Yoongi karna sekarang memang jadwalnya berbelanja.

"Tidak! Oppa dimobil saja atau pulang! Nanti biar aku telpon jika sudah selesai." Hana, Yoongi dan Jungkook berdebat.

"Ya! Kapan kalian pergi jika berdebat terus?!" Seokjin pusing karna tiga orang tersebut tidak berhenti berdebat. Namjoon turun tangga dan melihat mereka langsung menyarankan agar mereka pergi bertiga.

"Tunggu disini saja! Biar Hana yang masuk sendiri. Nanti aku bawa belanjaan dengan troli, Oppa. Jadi tidak berat membawanya dengan tangan." Hana keluar dari mobil dan berjalan kedalam supermarket.

"Ah harusnya aku ikut, hyung!" ucap Jungkook.

"Dia tidak akan terluka." Yoongi memejamkan matanya.

"Tapi aku hanya ingin menjaganya." Jungkook berucap dengan pelan, tapi dia tidak sadar jika Yoongi mendengarnya.

•••

"Yang ini saja Dae-ho!" Hwan-do menunjuk daging ayam sedangkan Dae-ho bersikeras memilih daging sapi.

"Daging sapi lebih bagus tau!" masing-masing tetap memilih daging pilihan mereka.

"Dua-dua nya saja." mereka menoleh kearah sumber suara dan mendapati Hana dengan membawa troli.

"Mwo?" Hana kesal karna terus ditatap dua teman kelasnya itu. Sudahkah Hana menganggap mereka teman?

"Oh Hana-ya! Sedang berbelanja ya?" Dae-ho tersenyum diikuti Hwan-do.

"Tidak. Sedang mencuci." Hana memilih daging dan memasukkan 4 bungkus daging ayam sesuai catatan yang dibawanya.

Hwan-do menjitak kepala Dae-ho. "Bisa tidak jangan menjitak kepalaku?!"

"Jangan berteriak disini! Ini bukan rumah kalian!" Hana menatap tajam Dae-ho dan Hwan-do.

"Kau sendiri Hana?" tanya Hwan-do. Mereka mengikuti Hana berkeliling supermarket. Percuma melarang mereka tidak mengikuti dirinya.

"Tidak." jawab Hana.

"Lalu?"

"Kalian berdua."

"Bukan itu maksudnya." Hwan-do akhirnya memilih diam tak berbicara lagi. Dae-ho berusaha mengajak Hana berbincang tapi selalu di balas dengan singkat oleh Hana.

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang