30(서른)

15 3 0
                                    

Setelah 2 hari Hana bisa masuk sekolah. Walau masih sedikit merasakan pusing. Bangtan mengijinkannya untuk sekolah. Tentu dengan paksaan Namjoon yang mengantar.

"Belajar baik-baik, ne?" Namjoon mengelus kepala Hana.

"Hm." Hana keluar dari mobil dengan wajah tanpa senyum. Namjoon menahan tawa melihat wajah Hana yang tidak bersemangat.

Sedari tadi ia menunggu Oppa nya dan juga Bangtan mengucapkan 1 kalimat. Menunggu telpon dari orang tua dan Oppa nya yang ada di Amerika. Dan hingga sekarang dia tak mendapatkan apapun.

"Hana!" Hana merasakan hangatnya pelukan Ha-yoon dan Mari, sedangkan Jung-na hanya menatapnya dengan lembut.

"Hana? Sudah masuk?" Dae-ho dan Hwan-do masuk kekelas dengan roti ditangan masing-masing.

Hana hanya tersenyum lembut menanggapi mereka semua. Sesuai dengan perkiraannya, sesampai disekolah ia akan diberi banyak pertanyaan oleh Jung-na, Ha-yoon, dan Mari.

"Kau tau? Kita benar-benar khawatir." ucap Ha-yoon.

"Mianhae."

"Em, Hana. Jangan bersikap dingin lagi, ne? Aku suka lihat Hana yang kemarin." Mari dan yang lain menatap Hana penuh harap. Lalu pandangannya beralih pada Dae-ho dan Hwan-do. Keduanya menganggukkan kepala mengerti maksud dari tatapan Hana.

"Eonni. Maaf jika sikapku tidak pernah baik pada kalian. Aku terlalu takut untuk percaya pada orang lain." Hana menundukkan kepalanya.

"Kau bisa percaya pada kita. Mungkin nanti kita akan menceritakan rahasia masing-masing." ucap Jung-na.

"Ne?"

"Semua orang punya rahasia bukan? Astaga kau lucu sekali." Mari memeluk Hana gemas dan menggoyangkan badannya.

"Eonni suka sekali memelukku." Hana terkekeh melihat sifat Mari.

"Kau kecil, pendek, imut, apa lagi ya? Pokoknya menggemaskan!" semua tertawa melihat Mari dan Hana.

"Jangan tambahkan pendeknya." Hana memajukan bibir bawahnya dan Mari semakin gemas melihatnya. Bukan Mari saja. Bahkan anak-anak kelas juga pertama kali melihat Hana yang berbeda dan menatap mereka tidak percaya. Ya mereka dapat mengambil hati Hana.

"Wuah putri musim dingin sudah berubah menjadi putri musim semi rupanya." semua menatap perempuan yang duduk dipojok tak jauh dari mereka.

"Son Na-eun" Na-eun menopang dagu dengan tangan kanan dan tersenyum menunjukkan giginya.

"Hana."

Perlahan keadaan Hana membaik dan ia bersyukur pusing yang dirasakannya sudah menghilang. Keadaan kelas yang begitu hangat membuat dadanya berdebar, untuk pertama kalinya dia merasakan semua temannya tersenyum hangat padanya.

"Mau kekantin?" Ha-yoon terkekeh melihat Hana menganggukkan kepalanya dengan semangat. Sudah jam istirahat dan Ha-yoon mengajak Hana untuk kumpul bersama yang lain dikantin.

"Kau mau apa? Ini pertama kalinya makan dikantin bukan?" tanya Ha-yoon.

"Ne." Hana menatap bingung menu yang ada didepannya. Tak lama menunjuk omurice dengan sandwich.

"Senangnya Hana mau gabung disini." Mari memberikan bulgogi pada Hana.

"Gomawo. Eonni ingin tau apa?" Hana tersenyum lembut, mengerti dengan tatapan Mari.

"Sudah dibilang jangan panggil eonni. Kau keras kepala ternyata." ucap Jun-na.

"Aku sukanya begitu, eonni."

"Tapi kau tidak memanggil kita dengan oppa. Kita juga lebih tua darimu." Hwan-do hanya menganggukkan kepalanya mendengar protes dari Dae-ho.

"Kita hanya beda 1 tahun." Hana menyuap makanannya dengan santai.

"1 tahun? Bukan nya 2? Kata Choi ssaem umurmu 15" tanya Ha-yoon.

"Em. Semua umur kan bisa bertambah. Dan umurku baru bertambah." Hana berusaha tidak gugup.

"Hari ini?!" suara Mari dan Dae-ho membuat sekitar memperhatikan mereka.

"Jangan teriak!" ucap Ha-yoon.

"Kau juga!" Hana tertawa melihat kelakuan teman-temannya.

"Choi ssaem tidak beritahu tanggalnya." ucap Hwan-do.

"Apa harus ku pajang biodataku di mading sekolah?" tanya Hana.

"Boleh." mereka menjawab bersamaan lalu tertawa. Hana dapat mendengar detak jantungnya yang tidak normal. Apa ia harus minta pada Min-jee untuk memeriksa jantungnya? Terakhir kali ia merasakan ini saat semua keluarganya masih berkumpul. Ya, tertawa dan dengan tambahan kata 'bahagia'. Hana merasakannya lagi sekarang. Bolehkah ia berharap merasakan hal ini untuk seterusnya?

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang