4(네)

19 4 0
                                    

"Kenapa diam saja? Ayo masuk!" Namjoon menarik tangan Hana kedalam studio pribadinya dan menduduki sofa sedangkan Namjoon duduk dikursi kerjanya.

Hana melihat studio Namjoon yang terdapat banyak action figure. Oppa nya ini tidak pernah berubah. Dari kecil suka mengoleksi hal-hal seperti ini.

"Oppa tidak pernah berubah ya." mendengar perkataan Hana, Namjoon langsung memutar kursinya setelah mematikan komputer.

"Apanya yang tidak berubah?" Namjoon tersenyum ketika Hana menunjuk semua koleksi yang ada di ruangan nya.

"Sepertinya aku juga harus mengoleksi sesuatu? Seperti kumamon misalnya?" Hana langsung terkekeh melihat ekspresi kesal Namjoon.

"Cukup Yoongi hyung yang sangat menyukai kumamon, jangan kau juga Hana-ya dan juga.." Hana menatap Namjoon yang menjeda ucapan nya, "seringlah tersenyum seperti itu, Oppa suka jika kau lebih sering tersenyum." Namjoon tersenyum hingga menampilkan dimple milik nya.

"Aku usahakan Oppa, kau tau aku bagaimana." Hana menunduk menatap lantai. Namjoon bangkit dari kursinya dan menduduki diri disamping Hana serta mengusap rambut gadis tersebut.

"Aku tau, cobalah untuk sering berbincang dengan member Bantan lainnya. Dan saat kau masuk sekolah nanti cobalah untuk bersosialisasi dengan teman-teman mu." Namjoon mencoba untuk memberi pengertian kepada Hana.

"Aku ingin kita sedekat dulu Hana-ya. Setahun setelah aku hilang ingatan aku juga merasa kehilangan adik kecil ku. Dan saat kau pergi ke Amerika perlahan aku mengingat sedekat apa kita saat itu." Namjoon menarik Hana masuk dalam dekapannya dan mengelus rambut Hana dengan sayang.

Hana balas memeluk Namjoon. Dia memang sangat merindukan Oppa nya ini. Walau hanya sepupu tapi Namjoon sangat menyayangi Hana begitu pula sebaliknya. Dia pikir Namjoon masih belum mengingat diri nya. "Jadi Oppa juga sudah mengingat Eun-jung?" tanya Hana seraya melihat wajah Namjoon.

Namjoon menatap Hana bingung. "Nugu?" Hana terdiam mendengar pertanyaan Namjoon. Sepertinya Namjoon hanya mengingat kenangan bersama dirinya. Apakah dia harus menceritakan atau tetap menjaga rahasia tersebut.

Pasalnya saat berada di Amerika, Park Eun-jung yang merupakan sahabat kecil mereka melarang Hana untuk menceritakan tentang dirinya kepada Namjoon. Awalnya Hana tidak mengerti karna usianya yang masih kecil. Tapi perlahan dia mengerti dengan perasaan yang di miliki sahabat nya itu.

"Siapa-" perkataan Namjoon terhenti karna ada yang mengetuk pintu studionya.

"Apa aku mengganggu kalian?" Jung-ho membuka pintu studio.

"Tidak Samchon. Masuklah." Namjoon mempersilahkan Jung-ho masuk.

"Lain kali saja Namjoon. Barang-barang Hana sudah sampai. Kita harus pulang sekarang. Kajja Hana-ya" Jung-ho, Namjoon, dan Hana berjalan keluar studio.

"Samchon gunakanlah mobil ku." tawar Namjoon.

"Bagaimana kalau naik bus saja? Sekalian aku mengingat setiap rute." Hana memberi usul karna ia harus terbiasa dengan transportasi umum. Ia tidak ingin merepotkan Namjoon atau siapapun untuk mengantarkan nya ke sekolah nanti.

"Adik kecil ku ini sudah mandiri ya." Namjoon mengelus kepala Hana.

"Aku hanya tidak ingin merepotkan Oppa nantinya. Lagipula sekolah ku tidak jauh dari rumah." ucap Hana.

"Aku tidak merasa direpotkan oleh mu Hana-ya. Jangan berkata seperti itu." Hana hanya tersenyum sambil menganggukan kepala nya.

"Baiklah, sekalian nanti kita beli kartu transportasi saja. Namjoon kami pergi dulu." Jung-ho dan Hana berjalan menuju pintu keluar gedung, tapi setelah beberapa langkah Hana langsung membalikkan badan nya lagi.

"Oppa dan yang lain akan makan malam di rumah? Aku bisa masakan kalian makan malam bersama Appa." Namjoon langsung menolak tawaran Hana.

"Tidak perlu, lain kali saja. Biar kami belikan makanan nanti. Kau pasti lelah. Kami akan pulang saat makan malam. Samchon dan Hana berhati-hatilah." Namjoon tersenyum sambil melambaikan tangan nya.

"Baiklah. Annyeong Oppa." Hana balas melambai dan mengikuti Appa nya.

Setelah keluar dari gedung, Jung-ho dan Hana berjalan menuju supermarket yang tau jauh dari gedung agensi untuk membeli kartu transportasi.

"Appa aku beli cemilan dulu ya." setelah meminta izin Hana langsung berjalan ke arah rak yang berisi cemilan. Saat mengambil salah satu makanan ada tangan lain yang juga mengarah kemakanan yang sama. Seorang laki-laki berdiri disamping Hana. Hana langsung mengurungkan niat nya untuk mengambil makanan tersebut.

"Untuk mu saja." laki-laki tersebut memberi Hana makanan yang hendak diambilnya.

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang