12(열 두번째)

14 3 0
                                    

"Hubungi Oppa kalau sudah diagensi ya. Gunakan pakaian tebal." ucap Namjoon.

"Ne, Oppa." Namjoon dan yang lain pergi keagensi.

Hana memasukkan gitar birunya kedalam tas gitar berwarna hitam dan membawa gitar tersebut dipundaknya.

"Miyu-chan! Jaga rumah ya." Hana berjalan keluar rumah. Memasangkan earphone ditelinganya dan menyusuri jalan setapak.

Hana menghetikan satu taksi dan menyebutkan alamat tujuannya. Hana berhenti disebuah starbucks dan memesan beberapa makanan. Selesai membayar dan keluar dari starbucks, Hana berjalan kearah rumah sakit yang tak jauh dari tempatnya berhenti.

Severance Hospital.

Hana masuk kedalam lobi rumah sakit dan berjalan kearah resepsionis.

"Selamat datang. Ada yang bisa dibantu?" tanya perempuan yang lebih tua darinya.

"Apa Min-jee Uisanim ada disini?" tanya Hana.

"Apa sudah membuat janji?" Hana mengusap lehernya. "Belum"

"Silahkan datang jika sudah membuat janji" ucap perempuan itu.

"Tapi aku adiknya." Hana berusaha meyakinkan sang resepsionis.

"Ah, itu Han Bagsanim." perempuan itu menunjuk kearah belakang Hana. Hana melihat orang yang dicarinya langsung masuk kedalam meja resepsionis dan bersembunyi. Hana meletakkan jari telujuknya didepan mulut, meminta agar perempuan itu diam tidak memberitahukan keberadaannya.

"Kim Hana. Keluar dari situ." Hana menyembulkan kepalanya dari dalam dan melihat perempuan dengan jas putih dokter miliknya menopang dagu dimeja resepsionis.

"Kau tidak pintar bersembunyi." Hana tersenyum menunjukkan giginya dan keluar dari tempat persembunyian. "Eonni, kan sudah kubilang jangan beritahu keberadaanku." Hana menatap kesal kearah perempuan tadi.

"Kau ini tidak sopan! Tas gitarmu dapatku lihat tau. Aku tanda dengan gantungan kunci matahari itu. Cepat minta maaf." Hana menundukkan kepalanya meminta maaf kepada perempuan tadi. Dan Min-jee menjelaskan siapa Hana.

"Kau datang ke Korea tidak bilang padaku." Min-jee dan Hana duduk di kursi kantin rumah sakit.

"Hehe.. Suprise!" Hana tersenyum dan menampilkan giginya juga memberikan jari telunjuk dan tengah dikedua tangannya.

"Telat Hana." Min-jee terkekeh melihat sikap Hana yang tidak berubah. Min-jee dan Hana sudah kenal selama 2 tahun. Saat itu Min-jee kuliah di Jepang dan Hana yang sering kerumah sakit tempat Min-jee magang. Akhirnya membuat kedua perempuan yang berbeda 8 tahun tersebut menjadi dekat.

"Kapan kau sampai?" tanya Min-jee sambil memakan roti lapis yang dibeli Hana.

"Beberapa hari yang lalu." Hana tersenyum cerah membuat Min-jee ikut tersenyum.

"Lalu, kau tinggal dengan siapa disini?" Hana terdiam mendengar pertanyaan Min-jee. Min-jee yang melihat Hana terdiam menjentikan jarinya didepan mata Hana. "Kau kenapa?"

"Ah! Tidak. Aku tinggal dengan Oppa ku." Hana lanjut memakan roti lapisnya.

"Oppa? Bukannya Oppa mu di Amerika?" tanya Min-jee. Setahunya, Oppa Hana berada di Amerika.

"Oppa ku tidak hanya satu, Eonni. Aku tinggal dengan sepupuku." jelas Hana. Min-jee menganggukan kepalanya. Setelah makan keduanya berjalan didalam rumah sakit.

"Aku ingin jadi dokter disini juga." Hana menatap sekelilingnya.

"Eonni akan tunggu, Hana-chan!" Hana terkekeh mendengar Min-jee memanggilnya dengan akhiran Jepang.

"Ini di Korea, Eonni." ucap Hana.

"Sudah kebiasaan, jadi susah dihilangkan." Min-jee mengelus kepala Hana.

"Eonni sudah bilang pada sebagian orang jika kau akan sering kesini. Atasan Eonni juga setuju." ucap Min-jee membuat Hana menatapnya dengan mata berbinar.

"Jinjja? Apa aku bisa bertemu atasan Eonni? Dimana dia? Tapi Eonni tau darimana aku akan sering kesini? Kan aku baru datang ke Korea" tanya Hana.

"Calm down, Hana. Dia sedang ada rapat. Kau bisa bertemu lain kali." ucapan Min-jee menurunkan semangat Hana. "Kau cerita pada Steve. Dia memberitahuku."

"Steve Oppa tidak bisa jaga rahasia." Hana menghela nafanya.

"Kau ini. Kita sampai. Ini ruangannya" Min-jee dan Hana sampai disebuah bangsal, mengetuk lalu menggeser pintu didepannya. Min-jee masuk kedalam ruangan itu diikuti Hana dibelakangnya.

"Bagsanim!" ruangan yang awalnya sunyi langsung berubah saat Min-jee datang. Ruangan tersebut merupakan salah satu bangsal anak-anak yang ada di Severance Hospital.

"Annyeong. Wahh kalian sudah rapi ya" Min-jee tersenyum kearah anak-anak itu.

"Nuguya?" beberapa anak melihat kearah Hana. Hana membaurkan diri dengan anak-anak tersebut dan dapat diterima dengan baik. Walau Hana susah untuk berinteraksi dengan sesamanya, tapi tidak dengan anak-anak yang lebih kecil darinya.

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang