36(서른 여섯)

8 2 0
                                    

"Oh, come on! Whats your problem, Nara?!" Hana menahan amarah untuk kesekian kalinya. Hana baru bangkit dari kursi kantin dan dari arah belakang Nara menumpahkan minuman dibaju Hana.

"Ah, mian. Aku pikir tempat sampah." Nara tersenyum seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kau sepertinya tidak punya mata ya?" Mari menatap tajam kearah Nara.

"Aku kan sudah bilang maaf."

"Mau kemana? Tanggung jawab dulu, baju Hana kotor karna mu!" Mari menahan Nara yang hendak pergi.

"Gwaenchanha." ucap Hana. Setelah itu Nara pergi tanpa peduli masih ada Na-eun yang tidak mengikutinya. Ya, mereka adalah sahabat. Dan Na-eun sangat tau sifat Nara. Tapi tidak yang satu ini.

"Hana." Hana mengalihkan pandangannya pada Na-eun. Sedari tadi Na-eun hanya diam memperhatikan sahabatnya, Nara.

"Aku tidak tau kenapa dia sampai seperti ini. Mianhae." Na-eun juga tidak tau kenapa Nara tidak menyukai Hana. Ia hanya bisa terus meminta maaf atas perbuatan sahabatnya. Ini bukan pertama kalinya. Nara sudah tidak ingin dinasehati dan percuma jika Na-eun berbicara panjang lebar padanya.

"Bukan salah, eonni. Aku tidak apa." Hana tersenyum membuat Na-eun semakin tak enak hati. Setelah itu Hana mengganti bajunya dengan baju milik Na-eun, tentu dengan paksaan dari pemilik baju.

Music room.

Dan sekarang, Hana diintrogasi oleh lima sahabatnya. Pasalnya mereka sungguh tidak tau jika belakangan ini Nara bersikap sangat buruk pada Hana.

"Oke! Sekarang katakan kau ada masalah apa dengan Nara?" Hwan-do menatap Hana dengan intens.

"Sebelum itu, aku pernah melihat Nara mendorongmu dan menumpahkan air pada buku-bukumu. Kau bilang jika bukumu basah saat berada ditoilet. Jangan berbohong lagi, Hana-ya." saat itu Ha-yoon hendak menyusul Hana yang tak kunjung datang ketaman sekolah untuk belajar bersama. Dan saat berada dikoridor, mulai dari Hana didorong hingga bukunya yang berakhir basah. Ha-yoon melihat semua kejadiannya dan memilih untuk diam. Ia ingin Hana sendiri yang menceritakannya tapi hingga detik ini Hana hanya diam sampai Ha-yoon yang berbicara.

"Jadi ini bukan pertama kalinya? Sudah yang keberapa huh?" Dae-ho ikut menimpali.

"Ini pertama kalinya Nara bersikap buruk pada orang. Sebelumnya tidak pernah. Jadi ada apa sebenarnya?" Mari mengambil sisir dari sakunya lalu menyisir rambut Hana yang sedikit basah.

"Kau masih ingin menyimpan semua sendirian?" Jung-na mengelus kepala Hana. Hana hanya diam menundukkan kepalanya. Entah sejak kapan dia jadi selemah ini. Sejak kecil dia selalu bersikap kuat dan sekarang sahabat-sahabatnya membawa dampak besar bagi hidup Hana.

"Kenapa diam saja?" Hwan-do tidak bisa jika Hana hanya diam seperti ini. Dalam waktu setengah tahun ini, Hwan-do dan Hana sudah sering menghabiskan waktu bersama. Sampai Hana benar-benar percaya pada Hwan-do dan menceritakan banyak hal padanya.

"Aku benar-benar tidak tau ada apa dengannya! Aku juga tidak pernah berbuat salah padanya tapi kenapa dia sangat membenciku?!" Hana menunduk, menutup wajah dengan telapak tangan dan siku yang menumpu pada pahanya.

"Lalu kenapa Nara begitu?" Dae-ho dan yang lain berfikir keras.

"Nara susah ditebak." ucap Jung-na. Semua diam dan bermain dengan pikiran masing-masing.

"Hana-ya, kau anggap kami apa huh? Kau bisa ceritakan masalahmu pada kami. Jangan menyimpan semua sendirian." Hana mengangkat kepalanya dan melihat Ha-yoon yang tersenyum dengan tulus begitu juga dengan yang lainnya.

"Aku hanya tidak ingin merepotkan siapapun. This my problem." ucap Hana.

"Hey. We are best friends right? It's ok, Hana. You can tell us about your problem." Mari memeluk Hana dan mengelus kepalanya.

"Gomawo." Hana balas memeluk Mari.

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang