31(삼십일)

12 3 0
                                    

"Kita harus merayakan harimu, Hana-ya." ucap Mari seraya memasukan barang-barang kedalam tasnya. Yang lain juga bersiap untuk pulang.

"Sepertinya lain kali, eonni. Aku janji. Aku ingin istirahat dirumah." Hana mengenakan tasnya.

"Kau masih sakit?" Jung-na mendekat dan menyentuh kening Hana. Yang lain juga mendekat dan menatapnya khawatir.

"Kau tidak makan yang ada kacangnya bukan?" tanya Hwan-do.

"Tidak. Kalian juga tadi memeriksa makananku. Hanya sedikit pusing. Aku lupa membawa obat tadi." Hana tersenyum menunjukkan giginya.

"Kau ini! Aku antar pulang, kajja! Aku bawa mobil." Hana menolak tapi langsung ditarik Dae-ho menuju parkiran.

"Bagaimana jika kita rayakan dirumahmu saja?" tanya Ha-yoon.

"Mian. Oppa tidak mengijinkan siapapun datang kerumah." Hana berusaha meyakinkan mereka.

"Mau ku antar Na-ya? Kita searah bukan?" tanya Dae-ho.

"Tidak. Aku mau kerumah pamanku dulu. Kau ikut mereka Hana-ya. Aku tidak bisa menjagamu karna aku naik bus yang berbeda." ucap Jung-na.

"Ne. Eonni hati-hati ya. Sampai besok." Hana melambaikan tangan pada 3 perempuan itu lalu menghembuskan nafas lega.

"Tidak ingin memberitahu mereka?" tanya Hwan-do.

"Tidak untuk sekarang." Hana masuk kedalam mobil diikuti Dae-ho dan Hwan-do.

"Kau punya rahasia. Mereka juga Hana-ya." ucap Dae-ho.

"Apa? Mereka akan memberitahuku?" tanya Hana.

"Pasti. Karna sekarang kau bagian dari kami." ucap Hwan-do.

"Mau jalan-jalan?" tanya Dae-ho saat mobil sudah melewati gerbang sekolah.

"Langsung pulang saja." Hana memejamkan matanya.

"Kau tidur saja. Kalau sudah sampai nanti dibangunkan." Hwan-do melirik Hana dari kaca spion lalu kembali fokus mengemudi.

2 hours later.

Hana membuka matanya dan terkejut saat menyadari dia masih didalam mobil yang berjalan.

"Ya! Kenapa tidak sampai dari tadi?!" Hana semakin terkejut melihat jam ditangannya menunjukkan pukul 7 dan langit sudah berubah gelap.

"Aku tidak tau jalan." ucap Dae-ho santai. Dan Hana juga baru sadar Dae-ho mengemudi mobil, padahal sebelumnya Hwan-do.

"Kita kesasar?" Hwan-do menambahkan lalu mereka tertawa.

"Kalian bawa aku kemana?! Astaga Namjoon oppa bisa marah tau!" ucap Hana mangacak rambutnya frustasi.

"Baiklah sekarang kita pulang." ucap Dae-ho. Hana berusaha menahan kesalnya.

"Sudah sana pulang!" ucap Hana saat keluar dari mobil diikuti keduanya.

"Terimakasihnya dimana agassi?" Hwan-do mengacak rambut Hana.

"Aku ingin main dengan Tae hyung." ucap Dae-ho lalu berjalan kearah pintu. Hana hanya berjalan dengan kesal lalu memasukkan sandi pintu. Gelap. Hanya itu yang Hana lihat.

"Do-ya. Tolong nyalakan senter ponselmu." pinta Hana. "Hwan-do? Dae-ho?" Hana melihat kebelakang dan tidak terdapat 2 temannya itu.

"Ya! Kemana kalian?!" Hana berjalan kedalam mencari saklar lampu. "Kenapa semua lampu dalam mati, padahal didepan lampu menyala. Apa alat otomatisnya rusak?" Hana sangat benci dengan gelap.

"Kyaaa!!!" Hana berteriak saat sesuatu menyentuh bahunya. Lampu menyala, Hana melihat Miyu dibahunya dan juga Jungkook yang memegang Miyu.

"Saengil chughahae Hana!" Hana terkejut dan melihat Bangtan, Eomma, Appa, Dae-ho, Hwan-do dan Jung-so yang memegang kue. Hana jatuh dan duduk dilantai. Ia menangis dengan tangan yang menutup wajahnya.

"Hana-ya. Aigo" Hani dan Jung-ho mendekat kearah Hana lalu memeluknya.

"Sudah-sudah. Kenapa menangis, eoh?" Jung-ho mengelus kepala putrinya. Setelah Hana tenang, semua berkumpul diruang tengah.

"Jangan mengejutkanku seperti itu lagi, Oppa!" Hana menatap Jungkook sambil menyeka air matanya.

"Aku?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri dan menatap yang lain.

"Aku tidak suka dikejutkan. Jangan seperti itu lagi." Hana kembali menangis dan Hani langsung memeluknya.

"Mianhae. Aku tidak tau." Jungkook mengusap kepalanya.

"Sudah, Hana-ya. Maafkan Jungkook, oppa yang rencanakan tadi. Em?" Jung-so mendekat dan memeluk Hana.

"Yahh lilinnya." ucap Hoseok lalu semua menatap lilin kue yang hampir habis. Tidak ada yang memperhatikan lilin tersebut. Hana langsung meniup lilin itu sebelum mati dengan sendirinya.

"Belum make a wish." ucap Namjoon.

"Harapanku sudah terkabul." Hana tersenyum melihat semua orang yang ada disitu.

Butterfly and Stay GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang