07

4.7K 681 11
                                    

   "A-xian, Lan Gongzi. Bagaimana kalau kalian mampir sebentar?" Jiang Yanli berkata lembut. Dengan nafas terengah-engah.

   Jiang Cheng, juga terlihat sedang mengatur nafasnya. Ya, singkat cerita mereka semua terlalu sibuk mengobrol hingga ketinggalan bus. Tentu saja, mereka bisa menyewa taksi.

  Namun, Wei Wuxian berkata dia tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukannya. Jiang Yanli dengan senang hati, akan meminjamkan uangnya. Bahkan memberikan! Jika Wei Wuxian meminta.

   Wei Wuxian segera menolak. Ia tidak ingin berhutang. Ya, walau dulu dia akan berfoya-foya dengan uang paman Jiang. Tapi, sekarang sepertinya ia cukup tau malu, untuk tidak melakukannya lagi. Bagaimanapun di kehidupan yang sekarang, Wei Wuxian tidak lebih dari orang asing bagi keluarga Jiang.

   Wei Wuxian menyarankan kalau mereka bisa memanggil taksi. Dan dirinya akan berjalan kaki. Yang tentu saja, langsung di tolak oleh ketiga orang tersebut. Lan Wangji menatap Wei Wuxian,seolah menunggu jawaban darinya.

   Wei Wuxian dengan semangat menerima tawaran itu. Dan disini lah, mereka sekarang. Kediaman keluarga Jiang,yang bernuansa unggu. Terlihat sangat besar dan mewah.Dengan, kolam teratai di tengah halamannya. Menambah keindahan dikediaman ini.

   "Guk..,guk!" Jiwa Wei Wuxian hampir melayang. Saat, melihat makhluk berbulu yang ada di bawah kakinya."L-Lan Zhan! L-Lan Zhan! T-tolong aku! Ada anjing! Ada anjing disini!"

   Lan Wangji,menatap dingin anjing tersebut. Anjing itu, terlihat takut. Lalu perlahan berjalan pergi. Jiang Cheng dan Jiang Yanli menatap Wei Wuxian aneh. Wei Wuxian, menyadarinya lalu bertanya dengan suara pelan. "A-ada Apa?" Sial, dia masih saja gagap. Padahal,ia sengaja memelankan suaranya agar tidak terlalu terdengar jelas.

   Jiang Cheng menatapnya tak percaya. "Kau yang ada apa?! Terakhir kau kesini. Kau begitu senang melihat Cinta* lalu mengelus dan bahkan memeluknya! Tapi hari ini, kau malah ketakutan seperti orang bodoh saat dia mendekatimu!"

Cinta*= nama anjing Jiang Cheng

Wei Wuxian, "Cinta?"

Jiang Cheng, "Kau ada masalah?"

Wei Wuxian, "Kau memberi nama anjingmu Cinta?!"

"Jangan bilang,masih ada melati dan putri disana!" batinnya.

Jiang Cheng, "Ya! Memangnya kenapa? Aku merawatnya dengan penuh cinta,jadi kuberi saja namanya cinta!"

   Wei Wuxian,benar benar tidak bisa berkata kata dengan pemilihan nama Jiang Cheng. Jika saja, ia tidak takut dengan anjing. Ia akan menertawakan Jiang Cheng keras keras. Namun, kalau ia melakukan itu. Tentu saja, Jiang Cheng akan melepaskan anjing anjingnya untuk mengejar Wei Wuxian. Memikirkannya saja, membuat bulu kuduknya berdiri!

   Untung saja, Paman Jiang menyuruh Jiang Cheng melepaskan anjing anjingnya. Jiang Cheng benar benar bingung dengan sikap Mo Xuan Yu belakangan ini. Ya, dia bisa menerima beberapa perubahan. Seperti, ia menjadi berani memukulnya. Atau mengoda beberapa gadis. Dan menjadi manja dengan jie jienya.

   Tapi, tidak mungkinkan tiba tiba saja. Mo Xuan Yu menjadi sangat takut pada anjing yang begitu, ia sayang-sayangi saat pertama kali kemari? "Aku benar-benar bingung denganmu. Kau bahkan memintaku memberikan anak Cinta. Jika ia sudah memiliki anak! Tapi apa apaan sikapmu ini?"

    Mendengar itu, Wei Wuxian langsung bersembunyi di belakang Lan Wangji. Ia menjawab dengan suara gemetaran. "Ja-Jangan lakukan itu! Jangan pernah! Jangan memberiku anak anjingmu! meski aku adalah satu satunya maklhuk hidup di dunia ini"

    Jiang Yanli, awalnya mengira Wei Wuxian hanya berakting ketakutan tadi. Namun, ia melihat Wei Wuxian bergetar hebat. Ia langsung mendekatinya. Dan mengusap kepala pemuda itu perlahan. "A-xian,Kemarilah. Tenang. Tenang saja. Tidak ada anjing disini"

    Wei Wuxian langsung memeluk Shijienya. Dulu, Jiang Yanli selalu melakukan ini saat Wei Wuxian secara tidak sengaja bertemu dengan anjing. Ia akan mendatangi Shijienya dan mengadu bagai anak kecil. Lalu setelahnya, menyalahkan Jiang Cheng yang telah lalai menjaganya.

  Tentu saja, Jiang Cheng tidak terima dan mengatakan kata kata pedas yang terlalu sakit untuk di dengar. Kemudian, ia akan kembali menjadi pemuda periang dan menyebalkan kembali, seperti tidak ada masalah yang terjadi sebelumnya.

   Lan Wangji terdiam, sedikit merasa kesal pada dirinya. Ia tidak tau cara menenangkan seseorang. Selama ini, ia hanya akan mengusap pelan punggung seseorang sebagai tanda penenangan kecil darinya. Tidak seperti, Jiang Yanli yang pandai menenangkan dengan perkataan lembut.

   Tidak heran, Wei Wuxian lebih memilih Jiang Yanli ketimbang dirinya. Wei Wuxian melepas pelukannya. "Uh.. Sepertinya, sudah terlalu sore untuk berkunjung. Bagaimana kalau lain kali?" Ia tidak bisa membayangkan akan bertemu 2 anjing Jiang Cheng lainnya.

    Wei Wuxian menatap Lan Wangji.
Kata "Tolong bantu aku" terlihat jelas di wajahnya saat ini. Lan Wangji mengangguk. "Aku juga, harus segera pulang" Jiang Yanli terlihat sedikit kecewa. Tapi, ia memakluminya. Memang benar, sudah terlalu sore.

.
.
.
.
.

    "Lan Zhan terima kasih. Kau sudah banyak membantuku" Wei Wuxian melayangkan senyuman kecil untuknya. Sambil berjalan ringan, menuju rumahnya.

     Lan Wangji menggeleng ringan. "Tidak masalah" Dia merasa aneh. Entah kenapa, dia membenci kata terima kasih pemuda di depannya.

"Wei Ying"

Wei Wuxian menoleh ke belakang.
"Hm?"

Lan Wangji, "Kenapa kau takut dengan anjing?"

Wei Wuxian terdiam sebentar. Senyumnya luntur. Ia terlihat menimang-nimang. Lalu berkata, dengan nada seperti mengejek namun tertuju untuk dirinya sendiri.

Wei Wuxian,"Itu bukan cerita yang menarik"

Lan Wangji, "Aku tidak masalah"

Wei Wuxian, "Kau akan bosan"

Lan Wangji,"Aku tidak akan bosan"

  Wei Wuxian segera tertawa. Lan Wangji apakah ia tidak peka atau memang sengaja. Terlihat jelas, dirinya tidak ingin membicarakannya. Namun, pemuda ini malah mendesaknya.

   Lan Wangji mengerti. Pemuda ini memang tidak ingin membahasnya. Namun, Wei Wuxian tidak segera menolak pertanyaannya. Bukan kah itu berati ia mendapat kesempatan? Untuk bertanya lebih jauh? Untuk mengenal pemuda ini lebih jauh. 

   Wei Wuxian melihat mata emas itu menatapnya penasaran. Hah.. bercerita sedikit,memang tidak akan membawa kerugian. "Waktu kecil, Aku hidup sendirian. Orang tuaku, aku tidak tau dimana mereka. Yang aku tau, aku hanya berada di sebuah tempat bersalju dingin"

     Lan Wangji mengangguk, seolah berkata aku mendengarkan. Wei Wuxian melanjutkan, "Aku kedinginan. Juga kelaparan. Aku melihat segerombolan anjing tengah berebut makanan. Aku.. tidak tahu apa yang merasuki diriku. Tiba tiba saja,aku melakukan hal yang sama. Berebut makanan, bersama anjing anjing bergigi besar dan tajam"

    Wei Wuxian tersenyum mengejek. "Sepertinya kelaparan membuatku, menjadi seperti anjing anjing itu. Anjing anjing itu, mengejarku. Aku ketakutan dan segera berlari. Namun, aku tersudut. Anjing anjing itu mengepungku. Dan, sejak saat itu setiap melihat anjing. Aku selalu teringat akan hal itu"

     Trauma. Begitulah kata yang Lan Wangji pikirkan pertama kali. Ia melihat pemuda itu menghela nafas. Kemudian mengangkat kedua tangan nya, di selipkan dibelakang kepala dan kembali berjalan.

   "Lan Zhan, Aku tidak tau ternyata bercerita sangat menenangkan. Ku pikir, aku akan merasa malu, takut atau semacamnya. Tapi, rasanya lebih lega" Wei Wuxian segera melayangkan senyum terbaiknya pada Lan Wangji.

Tatapan Lan Wangji sedikit melembut. "Mn"

   Lan Wangji berpikir, untuk seorang anak kecil. Yang ditinggal begitu saja oleh orang tuanya. Sampai mengalami kejadian tidak mengenakan itu. Normalnya, mereka akan menyalahkan kedua orang tuanya. Atau pada dunia. Siapapun itu. Tapi, Wei Wuxian malah terlihat seperti mengejek dirinya sendiri,yang telihat lemah pada saat itu. Alih alih menyalahkan seseorang.

.
.
.
.
.
Tbc

Tekan bintang dan comment sangat di hargai ✨

  

    

   

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang