"Kau dan Lan Wangji" Jiang Cheng menatap lama ke arah Wei Wuxian. Pandangannya rumit dan sedikit meringis. Jika orang itu peka, ada kata bercetak besar di wajahnya.
Tanpa perlu ia lanjutkan pun, orang- orang bisa menebak kata apa yang akan dia katakan selanjutnya.
Seperti, kalian berdua tidak seperti yang aku pikirkan bukan?
Atau, Aku benci mengatakan ini, tapi kalian hanya temankan?
Tapi tentu saja, bagi manusia tidak peka seperti Wei Wuxian. Dia hanya bisa memiringkan kepalanya, dan menunggunya melanjutkan.
Semakin melihat wajah Wei Wuxian yang mengartikan ketidaktahuan apapun. Atau apa yang ingin kau katakan? yang juga tercetak jelas di wajahnya, Jiang Cheng hanya bisa menghela nafas berat.
Jiang Cheng, "Bukan apa apa, seharusnya aku tidak peduli"
Wei Wuxian, "?"
Nie Huaisang berjalan ke arah mereka berdua, jalannya mengendap ngendap seperti orang yang mencurigakan. Dia bahkan melirik ke kanan kiri sambil memicingkan matanya. Untung saja, semua orang di kelas ini sudah terbiasa dengan tingkah abnormalnya. Dan tidak membuang buang tenaga untuk peduli.
Nie Huaisang, "Mo Xiong, kebetulan sepertinya kau tertarik dengan pembunuhan berantai yang kemarin kau tanyakan. Aku punya informasi terbaru tentang itu, apa kau mau?"
Mata Jiang Cheng memincing ke arahnya, "Untuk apa kau peduli hal seperti itu"
Wei Wuxian menggaruk pipinya yang tidak gatal, sambil memikirkan beberapa alasan. "Bukan, hanya kebetulan tahu. Lalu penasaran itu saja. Oh ya, Huaisang katakanlah"
Jika Jiang Cheng tahu, tentu saja Jiang Yanli akan tahu. Dia tidak bisa membayangkan amukan dari Reinkarnasi Kakak sepenguruannya itu.
Kau tahu? Kadang orang yang berhati lembut dan jarang marah itu lebih menakutkan saat mereka benar benar marah.
Untung saja, Dia sudah menutup mulut dua orang yang terlibat dengan kejadian itu. Lalu bagaimana dengan Lan Wangji? Berbicara pada orang lain saja sudah kejadian langka. Maka dia tidak khawatir sama sekali kebocoran kejadian Xue yang waktu itu.
Nie Huaisang, "Ku dengar pelaku utamanya sudah tertangkap bahkan menjalani hukumannya"
Wei Wuxian tidak terlihat senang, "Oh.."
Jiang Cheng, "Kau tidak terlihat senang? Kau ingin dia tetap bebas? Ingin di bunuh?"
Wei Wuxian mengabaikannya, entah kenapa dia merasa harus bertemu dengan Xue yang.
.
.
.
.
.
.Saat pulang sekolah, dia benar benar pergi bertemu Xue yang. Sebentar lagi pertunjukkan Teater akan di mulai. Para pengurus sangat sibuk dengan peralatan dan panggung. Karena itu para pemeran di harapkan latihan mandiri di rumah. Jadi, begitulah tidak ada lagi latihan bersama yang memuakkan.
Sebenarnya Wei Wuxian hampir tidak peduli lagi dengan teater. Dan Jiang Cheng pun tidak pernah lagi memaksanya latihan, entah kenapa? Apakah dia benar benar terpukau oleh penampilannya terakhir kali? Atau dia sudah sangat pasrah dan merasa memaksanya hanya akan membuatnya naik darah. Alih alih di dengarkan.
Sepertinya pilihan kedua lebih masuk akal.
Saat dirinya sibuk dengan pikirannya sendiri. Lan Wangji sudah menangkap kedua bahunya. Terkejut, saat melihat mobil berkecepatan tinggi lewat di depannya.
Astaga, apa dia benar benar melamun sambil jalan? Jika ini zaman kultivasi paling paling masuk ke dalam jurang.
Wei Wuxian berbalik perlahan menemukan Lan Wangji yang selalu dengan wajah datarnya. Omong omong, sejak kapan dia di sini? Apakah sejak tadi? Kenapa Lan Wangji selalu ada di sampingnya? Apa dia selalu mengikutinya? Itu tidak mungkin. Mana mungkin Tuan muda kedua Lan, begitu tidak punya kerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Last Teater(WANGXIAN)
Random[Completed] Mo Xuan Yu adalah seorang anak SMA yang dianggap gila di sekolahnya, Dia di hadapkan dengan masalah akting yang buruk dan melakukan ritual terlarang memanggil roh, hanya untuk sebuah Teater kelulusan nya. Teater yang menceritakan tentang...