29

1.7K 273 18
                                    

Tangan yang melilit pinggang ramping Wei Wuxian terasa menegang. Lan Wangji begitu terkejut, sehingga dia hampir melepaskan pinggang pemuda itu.

Wei Wuxian tidak membiarkan itu terjadi. Sebaliknya dengan lembut dia segera melingkarkan kedua tangannya ke belakang leher Lan Wangji, menolak melepaskan Pemuda itu.

Wei Wuxian bertanya sekali lagi, "Lan Zhan, Apa kamu dengar?"

Lan Wangji masih belum sepenuhnya sadar. Dia bertanya dengan hati-hati,
"Kamu.. Tadi kau bilang.."

Wei Wuxian menganggukkan kepalanya, dia tidak sabar jadi dia tidak menunggu Lan Wangji melanjutkan. "Tadi aku bilang .."

Lan Xichen menyela, "Ehem. Wei Gongzi, Aku rasa ini bukan waktunya mengatakan hal itu"

Wei Wuxian segera tersadar, dia berkata dengan tidak tulus. "Aku minta maaf Lan Gongzi. Tapi, Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi"

Tok tok..

Jin Guang Yao mendecakkan lidahnya. Dia terlihat begitu kesal tapi masih berusaha menahan diri. Lagi-lagi seseorang yang tak di harapkan datang kembali.

Wei Wuxian juga tidak dapat berkata-kata, "Bagaimana semua orang bisa menemukan pertemuan yang tak di rencanakan ini?"

Jin Guang Yao yang mendengar itu, tersenyum padanya. "Bukankah, ini semua berkat Wei Gongzi?"

Wei Wuxian, "..."

Sepertinya karena tidak mendengar jawaban atas sopan santunnya. Seseorang yang mengetuk pintu dengan sabar pada awalnya, tiba-tiba menjadi tidak sabar dan menendang pintu itu hingga engselnya lepas.

Jin Guang Yao menoleh, dia terlihat kesulitan mengenali seseorang dalam gelapnya malam dan minimnya cahaya rembulan. Apalagi orang itu berdiri sangat jauh dari mereka, "Siapa?"

Wei Wuxian menyeringai, "Siapapun itu dia memiliki kesabaran yang tidak lebih dari sejengkal jari anak bayi*"

*Kesabaran yang tipis

Kemudian dia menyipitkan matanya, berusaha melihat lebih jelas siapa yang telah datang.

"Jiang Cheng?!"

.
.
.
.

Begitu mendengar namanya, Jiang Cheng pun menoleh ke arah Wei Wuxian. "Kau bajingan! Siapa yang kau sebut memiliki kesabaran tidak lebih dari sejengkal jari anak bayi!"

Wei Wuxian sungguh tidak menyangka bahwa Jiang Cheng lah yang datang. "Apa yang kau lakukan di sini? Di mana Shi jie?"

Bukan hanya dia tidak menjawab, pemuda itu bahkan membalasnya dengan pertanyaan lagi "Kau berkata hanya akan pergi sebentar! Ini yang kau sebut sebentar?! Aku menunggu mu di halte selama berjam jam! Kakiku pegal dan sakit, aku lapar! Dan aku bahkan menyusul mu kesini, Dan kau menyebut ku tidak memiliki kesabaran?"

Wei Wuxian terkejut, "Kenapa kau malah menungguku? Aku sudah bilang pergi saja lebih dulu! Kau tidak mengerti?"

Jiang Cheng ingin membalas lagi tapi tiba-tiba dia menyadari ada yang tidak beres di sini, kemudian dia pun mulai memperhatikan sekelilingnya.  Bukankah terlalu banyak orang yang saling berhubungan di sini?

Jiang Cheng menaikkan alisnya, "Apa yang terjadi di sini?"

Mulut Wei Wuxian seketika menjadi kaku, dia berusaha terlihat se alami mungkin untuk mengusir Jiang Cheng.

"Apanya yang apa? Hahaha... Bukankah kau sudah menemukanku? Sekarang sudah ada Lan Zhan jadi kau tidak perlu mengantarku.. Jiang Cheng bagaimana jika kau pulang duluan?"

Jiang Cheng terlihat seperti akan menolak, tapi Lan Xichen juga ikut melakukan hal yang sama. "Itu benar Jiang Gongzi, bagaimana jika kau pulang terlebih dahulu. Aku akan mengantarmu kedepan?"

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang