24

2.9K 473 37
                                    

Setelah berhasil mengejar dan memukul Wei Wuxian sedikit-, sungguh hanya sedikit! Baiklah, cukup parah hingga dua benjolan besar terlihat jelas di kepala pemuda itu. Jiang Cheng pun kembali pada sosok tenang  dan wajah tidak bersahabatnya kembali.

Sambil membersihkan debu yang nyaris tidak ada sama sekali, Jiang Cheng melirik Wei Wuxian sedikit sebelum berkata acuh tak acuh kepadanya. "Di mana kostum milikmu? Tidak kau jualkan?"

Wei Wuxian yang sedang mengadu sambil pura pura menangis dengan lebaynya pada Jiang Yanli pun, tiba tiba terdiam. Pemuda itu terbatuk sedikit, lalu menjawab dengan setengah benar dan setengah bercanda. "Ku jual? Jangan khawatir, benda itu tidak ku hilangkan saja sudah suatu keajaiban---"

Bahkan sebelum dia selesai berbicara, suasana di tempat itu tiba-tiba sangat mencekam. Para pengurus yang tadinya menangis bahagia dan terharu bersama tiba-tiba menatap ke arahnya. Tatapan mereka yang awalnya seperti telah melepas beban yang menumpuk selama beratus ratus tahun, tiba-tiba menjadi Tatapan binatang buas yang siap mengoyak tubuh mangsanya menjadi dua kapan saja.

Melihat tatapan itu, tentu saja Wei Wuxian dengan terampil mengubah kata-kata nya menjadi lebih beradab. "Ehem, maksudku Kostum itu terlalu indah dan bagus untuk ku pakai berlama-lama. Aku bisa menangis dua hari satu malam, jika merusak kostum seindah langit malam dan sebagus istana kaisar naga di bawah laut. Orang yang membuatnya pasti seseorang yang berbakat dan terampil. "

Jiang Cheng yang mendengar karangan bebasnya memutar matanya. Sedangkan para pengurus, terutama bagian kostum. Benar-benar tertipu olehnya. Belum pernah ada yang mengatakan pujian sebegitu dalam pada karya mereka. Bahkan, sejujurnya tidak pernah ada yang benar-benar menghargai apa yang telah mereka lakukan.

Jiang Yanli yang sedang mendengarkan juga hampir tertipu. Gadis itu tertawa, sambil mengusap pelan benjolan besar di kepala Wei Wuxian. "Hahaha A-xian! Shijie benar-benar penasaran. Sebenarnya darimana kau belajar berkata seperti itu? Hm?"

Wei Wuxian tersenyum, kemudian menjadi manja. "Apakah perlu di ajari? Xian-xian secara alami sudah pintar bicara manis. Shijie ingin mendengarnya?"

Mendengarnya tawa Jiang Yanli malah semakin tidak terkendali, "Hahaha.. cukup cukup.., Shijie sudah tahu, shijie sudah tahu. Ah, A-xian aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa padamu."

Jiang Cheng akhirnya tidak tahan, "Jie jie!"

Wei Wuxian tersenyum jahil, "Shijie sebaiknya kita mengajak Jiang Cheng berbicara juga. Atau akan ada benjolan ketiga di kepalaku karena terlalu banyak meneguk cuka*"

Minum cuka*= cemburu

Jiang Cheng mengeram kesal, "Kau yang sebaiknya berhenti berbicara, jika tidak ingin itu terjadi!"

Wei Wuxian ingin bicara lagi, tetapi tiba-tiba seseorang menabrak pundaknya dari belakang. Wei Wuxian hampir mengumpat! Jika tidak ada shijienya, tentu saja dia akan mengumpat!

Tabrakan itu lumayan kuat, seperti di sengaja. Berpikir orang yang menabraknya sedang mencari masalah dengannya, Wei Wuxian segera melayangkan tatapan tidak bersahabatnya. Namun, setelah melihat orang yang telah menabrak nya. Dia malah menatapnya tidak percaya.

Wei Wuxian, "Kau!"

.
.
.
.
.
.
.
.

Orang itu adalah Jin Zixuan! Wei Wuxian langsung melayangkan tatapan jijik. Melihat ekspresi Wei Wuxian yang seperti melihat kotoran hewan, membuat pemuda bermarga Jin itu kesal. Jin Zixuan berkata dengan galak, "Apa yang kau lihat?! Tidak bisakah kau minggir! Separuh jalan telah di tutupi oleh tubuhmu!"

Mendengar itu, Wei Wuxian ikut tersulut, "Jika kau memiliki mata tuan Jin yang terhormat, masih banyak ruang di kedua sisi tubuhku! Siapa juga yang ingin melihatmu! Aku bahkan ingin menusuk kedua mataku karena telah melihat merak kuning sedang mengibaskan ekornya!"

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang