19

4.1K 564 37
                                    

Happy Reading
_______________________________________

    "Wei Wuxian, apa kau sudah gila?" Wen Qing segera saja ikut berlutut, di depan Wei Wuxian yang berlutut di depannya. Pemuda ini, sedari tadi memohon mohon agar Wen Qing menerima permintaannya.

     "Aku tidak gila, aku tidak gila! Wen Qing kau bilang sendiri, itu mungkin!" Wei Wuxian mengambil kedua tangan perempuan itu. Mereka berdua masih sama sama berlutut. Yang satu memohon dengan putus asa, sedangkan yang satu lagi bingung harus berbuat apa.

Wen Qing, "Wei Wuxian, aku memang bilang begitu. Tapi aku belum pernah melakukannya. Lagipula kemungkinan berhasilnya hanya 50%, kau sungguh ingin bertaruh pada setengah kemungkinan itu?"

   Wei Wuxian mengangguk, pemuda itu tersenyum "Bukankah kau tabib terbaik di Qishan Wen, Kenapa aku harus ragu?"

   Wen Qing yang mendengar itu menjadi kesal dan segera memukul bagian belakang kepalanya. "Itu berbeda bodoh, aku belum pernah melakukan pemindahan jindan, meski bukan mustahil. Tapi, resikonya sangat besar"

Wen Qing menghela nafasnya pelan, ia melembutkan suaranya sebisa mungkin. "Wei Wuxian, aku serius. Tidak hanya kau bisa kehilangan nyawa. Bahkan hasilnya bisa saja, kau hanya akan kehilangan jindan tanpa bisa di berikan kepadanya"

  Tangan itu menunjuk pada pemuda berpakaian serba unggu yang tertidur pulas di ranjang kamarnya. Wei Wuxian melirik pemuda itu. Wen Qing terus saja menceritakan berbagai macam resiko yang mungkin terjadi, berharap pemuda bermarga Wei ini menyerah saja.

  Namun, sia-sia saja. Keputusan Wei Wuxian sudah benar benar bulat. Wen Qing lagi lagi menatap rumit pemuda itu, Dan melirik adiknya. Wen Ning awalnya, memihak pada Wen Qing bahwa itu terdengar mustahil. Tapi, melihat Wei Wuxian yang terus memohon, membuatnya luluh dan meminta Wen Qing mengabulkannya saja.

Wen Qing menghela nafas ringan, "Baiklah, akan kulakukan"

Mata Wei Wuxian berbinar, belum sempat ia berkata terima kasih atau semacamnya Wen Qing sudah menyela dirinya. "Tapi, dengan syarat. Aku akan berhenti saat nyawa mu terancam. Atau kemungkinan lainnya"

Wei Wuxian terlihat berpikir sejenak, sebelum mengangguk yakin.

Wen Qing menatap rumit pemuda ini, "Sebenarnya, kenapa kau sampai begini? Bukankah jindan sangat berharga bagi kultivator?"

Wei Wuxian menjawab yakin ,"Aku hanyalah seorang kultivator biasa, kehilangan jindan tidak akan berpengaruh besar padaku. Tapi Jiang Cheng berbeda, Dia adalah penerus pemimpin klan jiang. Masa depan klan Yunmeng Jiang ada di tangannya. Tidak masalah bagiku kehilangan jindan dan menjadi orang biasa. Tapi tidak, bagi Jiang Cheng. Baginya tidak punya jindan sama saja kehilangan seluruh hidupnya"

Wen Qing mengernyit tidak suka, "Bukan kah sama saja. Ini bukan masalah gelar atau semacamnya. Semua kultivator akan merasa begitu, ketika kehilangan jindannya. Kau juga tidak terkecuali"

Wei Wuxian terdiam sejenak.

Wen Qing benar,

Sejujurnya jauh dari lubuk hatinya, ada perasaan tidak rela yang sangat besar. 

Kepercayaan dirinya terhadap kultivasi sama besarnya dengan Jiang Cheng, dia tidak menyangkal hal itu.

Wen Qing menyadari itu, "Dengar, bahkan untuk berterima kasih sekalipun, kurasa ini berlebihan. Pikirkan lagi, ini menyangkut masa depanmu"

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang