11

4.7K 668 27
                                    

Happy reading wahai manusia rebahan ✨✨
______________________________________

    Wei Wuxian menatap bola di tangannya. Saat ini, ia sedang bermain bola voli. Sekolahnya sedang mengadakan pertandingan olahraga besar besaran. Yang dimana mau tidak mau, suka tidak suka. Semua murid SMA Gusulan harus mengikutinya. "Mo Xuan Yu!! Kalahkan mereka! Beri tahu mereka, siapa bosnya!" Timnya saat ini, sedang heboh menyoraki Wei Wuxian yang mendapatkan bola.

     Wei Wuxian memutar matanya, malas. Ia segera menunjuk. Orang di depannya. Ya, lawannya. "Hei, kau!" Orang yang di tunjuk menegukkan ludah. Bersiap siap. Jika Wei Wuxian menyerang. Namun, kata kata yang selanjutnya ia dengar. Membuatnya kehilangan kata kata. "Hei, anak muda. Katakan apa yang harus kulakukan untuk kalah disini?"

.
.
.
.

   Wei Wuxian berbaring di kursi penonton. Tentu saja, berkat aksi ajaibnya. Timnya dengan segera menganti dirinya, dengan orang yang dapat di andalkan. Ya, pada dasarnya. Dia sedang malas. Hanya ingin bersantai-santai.

   "Luar biasa, masa depanmu sudah terlihat. Tanpa, perlu di ramal" Jiang Cheng,memberikan kaleng minuman dingin pada Wei Wuxian. "Hm, Apa itu?" Tanyanya, sambil meminumkan minumannya.

Jiang Cheng, "Apalagi, spesialis peninggi darah manusia"

Wei Wuxian,"Kau berlebihan. Kenapa kau di sini? Kabur?"

    Jiang Cheng mendengus. "Memangnya aku dirimu. Membawamu bekerja tentu saja! Kita kekurangan orang. Skor, kita turun drastis. Orang yang mengantikanmu benar benar payah"

   Wei Wuxian tertawa keras, saat dirinya di seret paksa oleh Jiang Cheng. Para timnya, sudah menghela nafas pasrah. Sudah jelas, siapa yang akan menang. Meskipun, mereka memiliki orang yang cukup.

.
.
.
.
.

    Para murid di area pertandingan bola voli, seketika tercengang. Tim yang mereka yakini sudah pasti kalah. Malah, mendominasi permainan. Semua ini, hanya karena satu orang. Mo Xuan Yu. Sejak ia, di paksa bermain, timnya sudah pasrah saja akan kalah. Namun, benar benar tidak di sangka. Mo Xuan Yu benar benar hebat.

    "Huh, kukira sesulit apa. Sampai sampai datang menyeretku" Wei Wuxian mengelap keringatnya dengan lengannya. Jiang Cheng, juga ikut tercengang. Dia ini, apa selama ini cuma berpura pura idiot? Seingatnya, Mo Xuan Yu tidak menonjol di segi apapun. Tapi, apa ini? Dia memutarbalikkan keadaan.

   Pertandingan di tim mereka berakhir dengan cepat. Karena skornya sudah benar benar terlalu beda jauh.Tidak perlu, dilanjutkan untuk melihat kekalahan yang lebih telak. Tim lawan benar benar tercengang. Bisa bisanya mereka menyimpan berlian di saat saat terakhir.

    Timnya, dengan segera menyoraki Wei Wuxian. Mereka mengatakan berbagai macam pujian berlebihan. Padahal bagi Wei Wuxian sendiri. Permainan ini kelewat mudah. Pada dasarnya, Wei Wuxian adalah peringkat ke 4 kultivator muda. Wajar saja, permainan seperti ini bukan apa apa baginya.

.
.
.
.

    "Mo Xiong, kau menyelamatkanku. Terima kasih banyak" Nie Huaisang, terus saja mengekori Wei Wuxian. Dan berkata dia adalah penyelamat yang di utus Tuhan untuknya. Wei Wuxian tidak tahu harus berkata apa.  Sebenarnya, Nie Huaisang adalah orang yang mengantikan dirinya saat pertandingan tadi. Hampir saja, dia di bully timnya. Karena hampir membuat mereka semua kalah.

   Memang benar, Wei Wuxian yang menyelamatkan skor mereka. Namun, karena ia juga Nie Huaisang hampir di pukuli karena menggantikannya. "Mo G-Gongzi, b-benar benar luar biasa. Aku t-tidak akan pernah seperti itu." Wen Ning berkata kagum. Wei Wuxian tersenyum kaku, sambil memijat pelipisnya pelan. Ya Tuhan, sampai kapan mereka terus mengekorinya.

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang