23

3.5K 528 45
                                    

Ruang panggung akhirnya sepi, anak anak teater kebanyakan sudah pulang ke rumah masing masing. Setelah mereka semua mendiskusikan beberapa hal penting dengan para pengurus, tentang teater yang akan di laksanakan lusa nanti.

Wei Wuxian masih berbaring dengan santai di ruang pojok, sambil mengangkat satu kaki. Bersenandung kecil, dan menutup kedua matanya, tersenyum santai seolah olah tidak ada masalah atau gangguan apapun.

Lan Wangji berada di sampingnya, berbeda dengan pemuda itu. Laki-laki ini duduk dengan punggung tegak dan pandangan lurus kedepan. Pakaiannya yang dominan putih membuatnya terlihat benar benar murni dan suci.

Melihat kedua orang yang kepribadiannya saling bertolak belakang ini, siapapun tidak akan menyangka mereka akrab satu sama lain. Wei Wuxian akhirnya berhenti bersenandung. Matanya terbuka perlahan, kebingungan tertulis jelas di wajahnya. Setelah lama terdiam, dia akhirnya bergumam.

"Aku tidak mengerti"

Suaranya lirih dan kecil, bahkan hampir tidak terdengar. Namun, Lan Wangji masih mendengarnya. Dia tidak menjawab, namun tatapan matanya melirik pelan ke arah pemuda itu.

"Aku tidak mengerti, bahkan sampai sekarang. Lan Zhan, apa menurutmu ini tidak aneh? Kenapa mereka memilih cerita tentangku?" Lanjut Wei Wuxian.

Lan Wangji, yang merasa pertanyaan itu tidak penting segera melirik ke arah lain, Wei Wuxian yang melihat itu, tercengang. Seolah membaca pikirannya, Dia bangun dan mengambil wajahnya dengan kedua tangan, memaksanya melihat ke arahnya.

"Lan Zhan, kau dingin sekali. Aku sedang bertanya padamu. Jangan mengganggap ini tidak penting. Pikirkan saja, aku adalah kultivator di jalan hitam dan gelap. Jalan yang aku lalui penuh darah dan mayat. Semua orang membenciku dan berharap aku mati. Jadi mengapa mereka malah mengangkat kisah ku"

Lan Wangji mengambil kedua tangannya dan perlahan menjatuhkannya. Tatapannya datar seperti biasanya, namun suaranya terdengar lembut dan tenang. "Tidak ada yang perlu di pikirkan"

Maksudnya adalah tidak perlu memikirkan hal itu lebih jauh, memakai ceritanya atau orang lain. Apakah itu penting? Bisa saja mereka mengambil cerita secara acak atau ingin memberi kesan yang berbeda dengan menceritakan penjahat daripada pahlawan.

Lan Wangji, "Juga.."

Wei Wuxian awalnya mengira jika Lan Wangji lagi lagi menganggap pertanyaannya tidak penting. Dia ingin protes, tapi mendengarkan pria itu ingin melanjutkan. Dia menelan kembali semua kata katanya.

Wei Wuxian, "Juga?"

Lan Wangji, "Tidak semua orang membencimu"

Sambil mengengam kedua tangannya, dia melanjutkan. "Aku tidak membencimu"

Matanya memperlihatkan ketulusan, gengaman tangannya tidak kuat tapi hangat. Seperti seluruh kerinduan yang ia tahan, akhirnya lepas. Wei Wuxian tidak tahu kenapa, tapi dirinya merasa sedih.

"Jika.." Wei Wuxian.

"Jika kau tidak membenciku.."

Tangan keduanya tidak lepas, melainkan semakin erat. Tidak ada yang tau siapa yang memulai terlebih dahulu. Tapi kini wajah mereka juga ikut mendekat.

Sangat dekat hingga mereka bisa merasakan nafas masing masing.

Saat hidung mereka hampir bersentuhan, senyum nakal terhias jelas di wajah Wei Wuxian, "Jika kau tidak membenciku. Apa itu artinya kau menyukaiku?"

Lan Wangji, "M-"

Lan Wangji baru saja akan menjawab "Mn" yang selalu ia suarakan. Tapi tiba tiba merasa pertanyaan itu terlalu intim. Dengan telinga memerah, dia membuang wajahnya kesamping memilih tidak menjawab.

[END]Last Teater(WANGXIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang