Septa, mengetuk pelan pintu yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran yang di buat begitu indah. Tak ada siapapun di dalam rumah, hanya kebiasaan lama Septa setip berkunjung ke rumah dinas yang akan dirinya tinggali.
"Mir, kamu tau bentuk apa pintu ini?" tanya Septa memandangi pintu kayu yang baru saja dirinya ketuk.
"Engga mas, hanya pintu dengan bentuk separuh oval, dengan ukiran kayu yang indah" jawab Mirah seadanya.
"Pintu ini berbentuk vagina, Mir. Orang jawa selalu detail jika membuat sesuatu, termasuk pintu ini"
"Oh ya? Kenapa di buat seperti vagina?" tanya Mirah bingung.
"Karna perempuan itu tempat pulang. Bukan rumah namanya jika tidak ada perempuan di dalamnya. Dan lagi, kita keluar dari vagina, dan pulang dalam pelukan perempuan juga. Indah kan? Pintu ini melambangkan kasih Ibu" terang Septa sembari tersenyum.
"Indah Mas" gumam Mirah, sembari mengamati ulang pintu jati yang terpampang indah di hadapanya.
"Banyak hal lain yang lebih indah, kamu bisa belajar banyak hal di sini" ucap Septa sembari memasukkan kunci ke dalam pintu.
Mirah, mengangguk sembari tersenyum tipis.
Septa mendorong gagang pintu, membukanya lebar-lebar, lalu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu itu rapat-rapat.
Mirah mengamati rumah yang akan dirinya tempati dua tahun yang akan datang. Kesan pertama adalah rumah yang cukup lenggang, tidak banyak sekat.
Ruang tamu langsung terlihat saat pintu terbuka. Lantainya, keramik putih polos, dengan segala ornamen di dominasi oleh kayu.
Di samping ruang tamu, ada ruangan kerja, sepertinya begitu, melihat meja belajar yang di sampingnya terdapat lemari tua. Tak hanya itu, ada satu kursi goyang yang letaknya menghadap pintu.
Di belakang ruang tamu terdapat kamar tidur, yang di dalamnya terdapat lemari, dan ranjang besi yang di lengkapi oleh kelambu nyamuk. Warnanya serba putih, mengingatkan Mirah pada ranjang rumah sakit tempo dulu.
Sisa ruangan terahir di depan kamar. Ruangan itu adalah dapur, dan meja makan yang hanya bisa di pakai oleh dua orang. Melihat hanya ada satu meja kecil dan dua kursi.
"Kamar mandinya dimana Mas?" tanya Mirah kebingungan.
"Mungkin di luar" ucap Septa meraih gagang pintu belakang.
"Loh gak jadi satu?"
"Nyatanya kan gak ada di dalam rumah"
"Iyasihh, yaudah ayo coba kita liat" ajak Mirah sembari mengekor di belakang Septa.
Suasana belakang rumah sangat luas, tanpa adanya penerangan. Yang terlihat hanyalah beberapa pohon pisang dan juga pohon salak.
"Ih serem Mas" gumam Mirah merinding.
"Kan sama Mas, tuh kamar mandinya di ujung" ucap Septa sembari menunjuk bilik kecil yang tertutup pohon pisang.
"Yaampun.. kenapa sih bikin kamar mandinya jauh banget?"
"Ya mungkin, biar sekalian ngeliatin kebun" jawab Septa ngasal "Mau pipis sekalian gak? Biar nanti tidurnya gak kebangun" imbuh Septa.
"Yaudah deh, mumpung ada temenya" jawab Mirah, yang kebetulan ingin pipis.
"Yaudah ayok di temenin"
Septa berjalan lebih dulu, mengarahkan lampu hp ke jalan kecil yang terbuat dari susunan batu. "Hati-hati licin, ini kayaknya gak pernah di lewatin orang, lumutan gini" ucap Septa.
"Kan tadi Bowo bilang, terahir ada Dokter sekitar lima tahun yang lalu, jadi ya mungkin selama itu gak ada orang yang tinggal di sini"
"Iya juga... Yaudah buruan masuk, Mas tunggu di depan pintu" suruh Septa saat sampai di depan bilik bambu yang terlihat baru. Mungkin kamar mandinya sudah di perbaiki, tapi jalanya tidak.
Mirah masuk ke bilik bambu, menyalakan lampu berwarna orange redup, lalu bergegas pipis. Setelah beberapa saat, Mirah meraih gayung di dalam gentong air yang terbuat dari tempurung kelapa.
Oekkkk Oekkkk
Mirah menghentikan aktifitasnya, mencoba memekakan telinga "Suara bayi" gumam Mirah pada diri sendiri.
Oekkk Oekkk
Suara itu kian kencang, seperti tepat di sebelah telinga Mirah.
"Massssss!!!!!!" teriak Mirah sembari membuka pintu. Namun, nihil. Pintunya terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH DINAS
HorrorRumah itu, bukan hanya Rumah Dinas. Di dalamnya menyimpan pekat, atas banyak darah yang di paksa tumpah. Mawar merah yang tak sempat rekah. - Peringkat 1 #novelhorror 22/05/2021 -Peringkat 1 #cermis 23/05/2021 -Peringkat 1 #bacahorror 24/05/2021 ...