Sepasang mata nyalang, menatap langkah kaki Bowo yang tengah mengejar Septa. Senyum kecut menghiasi wajah Dadang. Apa yang Dadang lihat membuatnya menggelengkan kepala.
Dadang mangangkat tanganya, mengarahkanya pada semak belukar, sembari meletakkan jari telunjuk pada bibirnya. Membuat warga lain bergegas masuk ke semak, tanpa menimbulkan suara.
Sedangkan Dadang, berjalan pelan menuju rumah Mbok Sinem.
Tok tok tok
Ketukam pintu membuat Mbok Sinem bangun dari duduknya, Mbok Sinem sudah tau, siapa yang tengah berada di depan pintu.
"Masuk" ucap Mbok Sinem dengan wajah datar.
Dadang masuk ke dalam rumah, lalu mendudukkan badanya di kursi. "Gawekno kopi, dino iki bakal dowo" (buatkan kopi, hari ini akan menjadi hari yang panjang)
Mbok Sinem, tidak menolak. Segera di kerjakan apa yang Dadang minta. Sembari membuat kopi, Dadang membuka obrolan.
"Rasanya baru lima tahun silam kita membuat dosa. Membuat dokter kandungan menjadi kambing hitam atas dosa yang kita buat. Tentu, kita hanya menjalankan tugas dari si bejat Dharma, adikku" ucap Dadang sembari menyesap dalam rokok kretek yang masih bertengger di tangannya.
Mbok sinem, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dirinya hanya mendengarkan sembari mengaduk kopi dalam diam.
"Aku menyayangkan si Mega, wanita cantik, rupawan, yang ahirnya gila karna di haruskan aborsi berkali kali"
Kalimat terahir membuat Mbok Sinem mengepalkan kedua tanganya. "Bukanya itu karna adikmu? Bukankah kalian yang memonopoli alur cerita yang seharusnya membenarkan si Mega? Kalian bunuh Dokter kandungan, seakan-akan dia Dokter tukang aborsi saat rahasia kalian akan terbongkar! Dengan bejatnya kalian pukuli perempuan tidak bersalah, lalu kalian bakar hidup-hidup! Tidak cukup sampai di situ! Kalian libatkan Ndoho untuk menciptakan si Wireng! Agar arwah pendendamnya tidak menghantui warga desa" Mbok Sinem menarik nafas dalam-dalam.
"Lalu, setelah Adikmu membuat Mega hamil berkli-kali, dan menyuruhnya aborsi berkali-kali juga.. Setelah gila, kalian mengarang cerita seakan-akan dia wanita murahan, perempuan yang tega sampai membunuh anaknya sendiri! Kalian biarkan dia berkeliaran di jalan, sembari mencari anaknya yang hilang! Dan sekarang, dia bawa dendam yang berkali-kali lipat besarnya.. Bahkan dia menggunakan dirinya untuk di tukar! Menurutmu kau masih aman? menyebat rokok, meneguk kopi, kau kira kau aman?" teriak Mbok Sinem.
Prank.. suara pecahan gelas membuat rumah kembali sunyi.
"Mok kiro aku goblok? Wes tak pikir kabeh seng iso ndarakne deso mbalek aman! Terus, mok kiro awkmu gak melu andil? Masamu sopo seng mingkem sak dawane dino? Sopo seng meneng pas Mega di aborsi? Sopo seng mingkem pas Dokter di ancam ge ngaborsi Mega? Awakmu! Aku! Warga! Meneng, gak nulung, iku yo Doso Yu!" (kamu kira saya bodoh? Sudah saya fikirkan semua hal yang akan membuat desa tetap aman! Terus, kamu kira kamu gak ikut andil? Kamu kira, siapa yang diam selama ini? Siapa yang diam saja waktu Mega di aborsi? Siapa yang diam saja waktu Dokter di paksa untuk melakukan aborsi ke Mega? Kamu! Aku! Warga! Diam, itu juga dosa Mbak!) ucap Dadang.
"Aku juga ndak bisa mastiin si Bowo aman kalau dia tetep nekat nolongin Dokter itu" imbuh Dadang sembari berjalan menuju pintu.
"Wani, awkmu ndemok anakku, tak gawe soro urepmu!" (Berani, kamu menyentuh anak saya, saya buat sengsara hidup kamu) ucap Mbok Sinem, membuat langkah Dadang terhenti.
"Lak wes koyok ngene, mok kiro enek seng tak wedeni?" (Kalau sudah kayak gini, kamu kira ada yang saya takuti?) ucap Dadang, kembari berjalan setelah membanting pintu.
Membuat Mbok Sinem terduduk, memegangi wajahnya sembari menangis sesenggukan.
*Maaf semuanya 😭 Pas aku bilang upp, aku udah upp cerita ini. Cuman pas aku cek, ternyata cerita ini ke upp tp offline, alias masuk ke draf! kaget banget padahal malam itu harusnya udah upp! semoga termaafkan, Nuhunn yang selalu nungguin uppnya Rumah Dinas 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH DINAS
KorkuRumah itu, bukan hanya Rumah Dinas. Di dalamnya menyimpan pekat, atas banyak darah yang di paksa tumpah. Mawar merah yang tak sempat rekah. - Peringkat 1 #novelhorror 22/05/2021 -Peringkat 1 #cermis 23/05/2021 -Peringkat 1 #bacahorror 24/05/2021 ...