"kalau jaehyun tau aku memperlakukanmu seperti ini, tangannya pasti langsung bergerak mematahkan leherku."
"maksudmu seperti ini?"
entah darimana jaehyun datang sambil membawa satu pria di tangannya. tepatnya pria tersebut tengah memberontak sesak karena lehernya, jaehyun benar benar tak memberinya celah untuk meraup oksigen.
jaehyun mencekiknya hingga kaki pria tersebut tidak beradu dengan lantai.
***
'krak!'
jaehyun berhasil mematahkan lehernya, dan ya jaehyun menjadi malaikat mautnya. pria berperawakan tinggi tersebut mati seketika tubuhnya terkujur di lantai dengan darah keluar dari hidung dan mulutnya. alangkah malang nasibnya, tak berdosa tapi harus mati di tangan kotor jung.
taeyong menatap sayu jaehyun dari kejauhan- "jae." sebelum kelopak matanya tertutup rapat.
"wow lihatlah! sangat memalukan! haha dasar tsundere. kau yang menjual taeyong padaku tapi kau sendiri yang mau membawa kembali taeyong! haha tuan jung sangat konyol"
apa yang wonho katakan ada benarnya. bukan tanpa alasan lain, jaehyun menjual taeyong karena tidak ingin anak bungsunya dibawa pergi oleh mamanya sendiri. bukankah sudah jelas? jaehyun tentu tidak mau kalau harus berpisah dengan anak bungsunya, meskipun dia dengan waktunya yang kurang untuk si kecil, tapi tetap saja.
'sialan kau! kalau ini bukan permintaan dari irene juga aku gamau anak ini! apalagi anak ini darimu, kau memperburuk semuanya!'
perkataan taeyong dimasa lalu, selalu terngiang ngiang di kepalanya. hingga beomgyu berumur empat bulan, jaehyun membawa beomgyu ke rumahnya dan memperkenalkannya pada mark serta jeno, bahwa mereka mempunyai adik baru.
"tsundere apanya. bayarannya saja belum kuterima. tidak ada uang, tidak ada taeyong. bukan?" jaehyun tersenyum hingga dimple manisnya terlihat, langkah kakinya berjalan lurus bertujuan untuk mengeluarkan jiwa dari tubuh wonho.
'srak'
bukannya mengerang kesakitan karena cutter jaehyun yang masuk ke dalam mata kirinya, wonho malah tertawa terbahak bahak.
jaehyun ikut tertawa, mengeluarkan garpu dari dalam sakunya sambil sesekali terseyum. ini bukan candaan, jaehyun tak berniat kemari untuk menikmati sepiring lasagna dengan garpunya kok.
'srak.'
suara irisan daging terdengar setelah menancapkan garpu tajam ke tangan kanan wonho, hingga ujung garpu telihat di punggung tangan wonho.
"aduh, sakit tau." wonho mencabut garpu serta cutter dari telapak tangan dan matanya, menghadap jaehyun dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
dengan mata kirinya serta tangan yang terus mengeluarkan darah, wonho menggigit tangan kekar jaehyun dengan menggila. tak peduli bercak darah jaehyun telah memenuhi seluruh wajahnya.
'tes.'
satu percikan darah dari tangan jaehyun menodai sepatu wonho, anehnya jaehyun sama sekali tidak memberontak padahal tangannya telah mengeluarkan darah karena gigitan wonho.
"sejak kapan kamu jadi anjing?" jaehyun membuka 4 belati kecil dari saku celananya- menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya yang cedera. bekas gigitannya membuat kulit jaehyun terkelupas, serta pendarahan tak turut berhenti. tetapi jaehyun masih bisa mengatasinya.
'tak!'
"keren, gigitanmu seperti bekas anjing nyata!"
'bruk!'
KAMU SEDANG MEMBACA
buy me | jaeyong [✓]
Actiontaeyong kira semuanya sudah berakhir, tetapi akhir dari semuanya adalah lembar baru untuk sebuah buku kehidupan yg tidak ada habisnya.