xii. servant plan

3K 401 7
                                    

"bamgyu, ayo makan dulu!" aku berniat memasukan sushi ke dalam mulutnya; sengaja membelinya agar beomgyu dapat makan, tetapi malah tidak bisa sama sekali.

"tidak mau." beomgyu memalingkan wajahnya. tubuhnya bergetar, matanya kembali memerah.

"beomgyu mau papa." sudah kuhitung enam puluh dua kali beomgyu berbicara seperti itu, atau kebanyakan seperti 'beomgyu mau mama' 'beomgyu mau ayah'.

"beomgyu." aku menangkap kedua pipi beomgyu, menatapnya dalam kemudian liquid bening itu keluar begitu saja dengan mudahnya dari mata beomgyu.

"gyu ingat bukan apa yang kak lion katakan tadi pagi?" beomgyu mengangguk lucu.

"ayah nanti pulang, dengan paman lee.." mata polosnya kini dipenuhi air mata, senyuman yang biasanya terpampang ceria di wajah lucunya sekarang telah tiada, hidungnya yang kecil dan mancung terus menerus bersemu merah karena menangis sepanjang malam.

begitu merindukan taeyong hyung.

"pintar." aku menggapai badan mungilnya ke dalam dekapan, mengelus halus rambut hitamnya dengan sayang, menghujaminya dengan kecupan, dan mengelap sisa air matanya yg menetes ke pipi.

"sekarang jangan menangis ya?" beomgyu tetap kembali menangis sesenggukan.

sushi sudah, playground sudah, bento sudah, bermain dengan toto sudah, membeli coklat sudah, semuanya tidak mempan.

"ah iya! tadi kak lion menghubungi kak jeno, kalau kak jeno akan kembali dengan kak nana! dengan ice cream, marshmallow, milkshake, dan boneka ryan!"

mata beomgyu kini mendongak menatapku dengan lucu. "apa ice creamnya rasa stroberi?" , aku mengangguk. "benar!" kini bibirnya mengukir bentuk senyuman, begitu manis.

"terimakasih kak lion, kak jeno, kak nana!" tangan kecilnya direntangkan lalu menyambutku ke dalam pelukan.

aku mengusak rambutnya dengan gemas, "tunggu sebentar ya! kak lion akan kembali dengan segelas susu strawberry, beomgyu belum meminum susu sejak pagi."

"uhm!" beomgyu menangguk, selepas itu aku keluar dari kamarnya, beralih ke dapur.

ingatan ingatan tentang taeyong hyung mulai muncul di sekitar kepalaku, bagaimana caranya tersenyum pada beomgyu, membuatkan segelas susu, dan menyambut beomgyu dengan kecupan dan pelukan setiap pulang sekolah. senang rasanya, masih ada orang lain yang memperlakukannya begitu lembut.

mengingat taeyong hyung, aku semakin mengingat mendiang ibuku juga. rasanya sudah lama sekali aku tidak bermain dan mengerjakan pekerjaan rumah dengannya. jeno pasti merindukan masa masa saat ibunya nenggelitikinya tanpa ampun karena mencuri sepasang kaus kaki semangkaku waktu kecil.

menunduk, terus menerus menunduk, hingga tubuhku merosot di dinding dapur. menekuk kedua lutut lalu mendongak.

'mark rindu ibu.'

aku menoleh saat bel rumah berbunyi, ah mungkin jeno dengan jaemin. setelah membuat susu, aku bergegas menuruni satu persatu tangga berniat membukakan pintu, namun anehnya tidak ada seorang pun disana.

aku mengangkat bahu acuh, kembali menaiki satu persatu tangga dan membuka kenop pintu kamar beomgyu.

"beomgyu? ayo minum dulu susunya."

tidak ada sahutan, aneh.

"gyu?"

aku mencari dan meselidiki satu persatu sudut kamarnya, tetapi tidak ada.

buy me | jaeyong [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang