23

547 78 5
                                    

"Happy Reading"

___💙___

+6289680xxxxxx

Hai je, bisa temuin kakak di x~cafe jam 3 nanti. Kakak tunggu sampai kamu dateng.

Ayu-

Jesa menghempaskan badannya di ranjang king size di kamarnya. Menghela nafas gusar, menimang nimang haruskah ia datang menemui ayu?

Ia ingin, namun otaknya mengatakan tidak. Kebetulan brian yang tengah bersamanya menyadari tingkah laku jesa yang mendadak galau. Bambang dan zelo tengah ke bawah mengambil minum katanya. Mereka lagi kumpul tjantjik di kediaman jesa.

"Ngapa lo? Kayak anak perawan aja galau"

"Bct!!"

Brian yang mendengar jawaban jesa hanya tertawa, menimbulkan kernyitan di dahi zelo dan bambang yang memasuki kamar dengan membawa beberapa bungkus snack dan air minum kemasan. Berasa rumah sendiri memang, ngambil minum dan makan tanpa malu sedikitpun.

"Lah ngapain bri ketawa sendiri?" Tanya zelo, kemudian menyodorkan minuman yang di tangkap dengan baik oleh jesa dan brian.

"Lah sobat lo tu, kek cewek lagi pms. Gue nanya baik baik jawabannya ngegas" jelas brian, meneguk minuman kemasannya.

"Kak ayu nge wa gue, ngajak ketemuan"

"Ywa udhwah twemuin ajaaa" ucap bambang sambil memakan keripik kentang.

"Ewhhh jorok lo!!" Protes zelo

"Lo ngomong mah enak bam! Arghhhhhh"

Brian menepuk nepuk pundak jesa "temuin aja biar clear semuanya lah, dengerin alesan kak ayu kenapa nggak dateng waktu itu... kalau udah dengerin alesannya terserah lo deh kedepannya mau gimana" jelas brian memberi saran, yang di setujui oleh zelo dan bambang.

"Lagian ya je, masalah tu diadepin bukan dihindarin" tambah zelo yang mendapat sorakan heboh dari bambang. Tumben sekali si malika bisa ngomong bijak begitu.

🐰🐰🐰

Disinilah sekarang jesa berada, di x~cafe menemui ayu sesuai yang perempuan itu sampaikan lewat chat tadi.

"Makasih udah sempetin waktu buat nemuin kakak je" ayu tersenyum senang melihat jesa berada di depannya. Sedangkan jesa masih menatapnya dengan ekspresi dingin.

"Gue nggak bisa lama lama kak" senyuman ayu perlahan luntur kala mendengarkan jesa memanggil dirinya dengan kata ~gue~

"Maafin kakak je, bukan maksud kakak buat ngingkarin janji waktu itu. Kakak udah niat buat ketemu sama kamu, tapi kakak nggak bisa" ayu menundukkan mukanya, memainkan jari jari tangannya tanda gugup.

"Apa alasan kakak nggak bisa? Kenapa nggak pernah ngejelasin terus tiba tiba ilang kak?"

"Ka~karena kakak diancam sama satria je" jesa menukikkan alisnya kemudian manggut manggut. Aaa satria, cowok bangsat yang ia temui beberapa waktu lalu.

"Maaf, karena pas kita dulu deket... kakak juga deket sama satria dan dan satria tau kalau kakak deket sama kamu, dia ngungkapin perasaannya ke kakak, kakak mau nolak tapi ka~kakak di ancem. Kalau kakak nolak satria bakal ngapa ngapain kakak dan kamu.. kakak takut je sungguh" jelas ayu panjang lebar dengan mata berkaca kaca. Ayu menyesal ketika tidak tegas dengan perasaannya, ia menyesal lebih memilih satria. Pria kasar yang ringan tangan. dan membuang jesa begitu saja.

LIMERENCE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang