Part 11

559 30 0
                                    

Part 11

Vina merapatkan bibirnya, hatinya masih dilema untuk menceritakan masalah keluarga Azizah pada Aditya atau tidak. Namun di sisi lainnya, ia juga tidak bisa melihat Azizah menderita lebih lama, terlebih lagi setelah ia tahu bila temannya itu mengalami setres berat.

Selama ini, Vina selalu berusaha membujuk Azizah untuk menceritakan masalahnya, itu semua Vina lakukan karena ia ingin temannya itu tidak memendam perasaannya sendiri. Vina sempat merasa bersyukur, Azizah mau bercerita, meski ditemani dengan air mata, setidaknya Vina merasa menjadi pendengar yang baik walau tak bisa memberi Azizah sebuah solusi.

Sekarang Vina justru dihadapkan pada satu fakta, bila ternyata Azizah setres dengan masalahnya, artinya Vina tak benar-benar menjadi seseorang yang selalu ada untuk temannya. Itu berarti tanpa dirinya pun, Azizah masih menyimpan perasaan kekecewaan pada hatinya, memendam rasa lelah yang tak ada ujungnya.

"Tolong katakan saja apa yang kamu tahu, saya janji tidak akan memberitahu Azizah. Jangan berpikir kalau saya akan berniat buruk, saya bahkan berharap bisa membantu Azizah andai itu bisa. Tapi pertanyaannya bagaimana caranya saya membantu, letak permasalahannya saja saya tidak tahu." Aditya berujar serius ke arah Vina yang terdiam, ucapan Aditya memang dirasa benar menurut penilaiannya.

"Begini, sebenarnya Azizah sering mengeluh tentang sikap suaminya, tapi saya selalu berusaha meyakinkan dia untuk tetap kuat, karena saya pikir Azizah pasti bisa melewati itu semua, tapi sepertinya saya salah." Vina menitikkan air matanya lalu menghapusnya, diam-diam ia merasa sangat menyesal pada Azizah, yang selalu ia beri semangat tanpa tahu bagaimana perasaan dia yang sebenarnya.

"Memangnya apa saja yang Azizah ceritakan ke kamu? Sampai kamu berpikir kalau dia pasti akan kuat melewati itu semua?" tanya Aditya tak mengerti, karena menurutnya masalah Azizah tidak akan berat, bila temannya itu menyarankannya untuk tetap bertahan.

"Azizah sering mengatakan kalau suaminya itu tidak bisa mengerti perasaannya, dia dituduh pelit hanya karena ingin menabung untuk kehamilannya dan anaknya nanti. Padahal sebenarnya Azizah menabung itu juga karena dia tidak mau merepotkan suaminya, dia ingin memakai uangnya sendiri untuk keperluannya nanti."

"Suami Azizah itu juga sering bermain game dengan teman-temannya sampai pulang malam, pekerjaan suaminya yang gajinya dulu cukup untuk kebutuhan rumah semakin berkurang setelah suaminya itu memutuskan untuk berhenti lembur malam. Artinya Azizah harus menggunakan gajinya untuk membantu kebutuhan rumah, tapi satu bulan yang lalu, suaminya itu malah membeli ponsel sampai gajinya habis, Azizah memakai gajinya lagi untuk membeli kebutuhan rumah."

"Setiap Azizah menceritakan hal-hal kecil itu, Azizah selalu menekankan maksudnya, kalau dia enggak pelit, dia cuma mau suaminya lebih bertanggung jawab dengan keluarganya apalagi mereka masih tinggal dengan orang tua dari suaminya itu kan? Tapi sayangnya, suaminya itu selalu berkata kalau Azizah itu pelit, banyak tanya, cerewet, atau apalah. Padahal Azizah tanya apapun juga hak dia kan? Suami istri kan memang harus saling terbuka."

"Setiap Azizah bercerita, saya selalu membujuknya untuk bertahan dan berpikir semua pasti akan kembali seperti semula, karena menurut saya namanya cinta kan harus diperjuangkan. Tapi sepertinya, pemikiran saya salah, Azizah masih menderita dengan kelakuan suaminya apalagi di sana dia diperlakukan seperti pembantu ...." Vina berujar lirih di akhir kalimatnya, yang kali ini tak membuat Aditya tenang bila hanya untuk mendengarkan, karena menurutnya ucapan terakhir Vina cukup menyita perhatiannya.

"Seperti pembantu bagaimana?" tanya Aditya penasaran.

"Setiap pagi, Azizah bangun dan harus memasak untuk mertuanya sarapan, makanya dia sering berlari ke kantor, mungkin karena takut telat, saat saya tanya ternyata dia belum sarapan. Anda pasti tidak akan paham bagaimana seseorang bisa membuat sarapan untuk orang lain, tapi dirinya justru kelaparan?" Vina berujar tenang, bila dipikir lagi hal itu saja sudah sangat menyakitkan, bodohnya ia justru menyemangati Azizah untuk bertahan.

Cinta Lelaki Kedua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang