Part 17

538 29 0
                                    

Part 17

Azizah menjalani hidupnya seperti biasanya, ia juga sangat berusaha mengabaikan sikap Farhan yang kian tidak memedulikannya. Meski sebenarnya apa yang Aditya katakan tentang suaminya sering membuatnya kepikiran. Farhan, suami yang sangat dicintainya itu memiliki mainan baru, yang mengisyaratkan perselingkuhan itu sendiri.

Padahal saat Farhan bertemu dengan Aditya yang mengantarkannya pulang beberapa hari yang lalu, saat itu suaminya langsung marah dan menuduhnya yang berselingkuh. Lalu bagaimana mungkin seorang pelaku menuduh korbannya, bila memang benar Farhan berselingkuh lebih dulu.

Azizah terus kepikiran semua itu, namun rasa bersalahnya terus saja hinggap di hatinya, terutama saat mengingat ucapannya pada Aditya. Padahal lelaki itu begitu tulus membantunya, namun ia justru mengancam akan membencinya bila dia menyapanya di jalan.

"Zah," panggil Vina sembari menepuk pundaknya, yang langsung Azizah toleh dengan mata bertanya.

"Ada apa?"

"Itu Pak Aditya kan? Sepertinya dia baru selesai meeting dengan bos kita." Vina menunjuk ke arah Aditya yang berjalan tenang bersama dengan sekretarisnya.

"Iya, dia Aditya." Azizah sempat tertegun melihatnya, padahal ia baru saja memikirkannya, lalu lelaki itu tiba-tiba berada di depannya meskipun tidak memerhatikannya. Azizah seolah diberi kesempatan untuk meminta maaf oleh Tuhan, menyadari hal itu ia bahkan bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langkah itu, karena sangat jarang untuknya bisa bertemu dengan teman lamanya itu.

"Samperin sana, katanya kamu mau minta maaf kan ke Pak Aditya, mumpung orangnya belum pulang. Semangat ya!" Vina memberi Azizah dukungan, yang kian membuatnya yakin untuk meminta maaf.

"Iya, sebentar ya?" pamit Azizah ke arah Vina yang mengangguk paham, lalu Azizah berlari ke arah Aditya yang masih terus berjalan.

"Aditya," panggil Azizah setelah berhasil menyalip langkah lelaki itu.

"Aku mau minta maaf ke kamu," ujar Azizah lagi yang entah bagaimana tak membuat lelaki itu merespon dengan cepat, sorot matanya bahkan tampak tak mengenali Azizah.

"Anda siapa? Tolong jangan ganggu waktu saya!" Lelaki itu kembali melangkahkan kakinya, begitupun dengan sekretaris yang berada di belakangnya.

"Adit, aku Azizah. Tolong jangan pura-pura tidak mengenaliku, aku tahu kamu melakukan ini atas permintaanku, tapi sekarang aku sadar kalau apa yang aku katakan itu salah, aku mau minta maaf ke kamu." Azizah berujar tulus, namun lelaki itu justru menghela nafas panjangnya.

"Untuk apa saya berpura-pura? Saya memang tidak mengenal Anda, jadi tolong jangan ganggu waktu saya, biarkan saya pergi." Lelaki itu menjawab tenang, nada suaranya juga terdengar dingin, berbeda dengan Aditya yang Azizah kenal.

"Aku tidak peduli kamu mau mengatakan apa, tapi yang pasti aku menghampiri kamu sekarang karena aku mau minta maaf sama kamu. Aku ...."

"Orang aneh," jawabnya tak acuh lalu kembali berjalan ke arah luar gedung, meninggalkan Azizah yang terdiam dan menatap tak percaya ke arahnya.

"Apa yang terjadi, Zah? Pak Aditya kok pura-pura enggak kenal sama kamu?" tanya Vina setelah menghampiri Azizah yang masih terdiam di tempatnya.

"Aku enggak tahu, Vin. Mungkin Aditya benar-benar kecewa sama aku, makanya dia menuruti permintaanku untuk pura-pura enggak saling mengenal." Azizah menjawab sendu, entah kenapa hatinya sakit melihat temannya itu mengabaikannya begitu saja.

"Mungkin ucapan kamu kemarin sudah keterlaluan, Zah. Makanya Pak Aditya sampai bersikap sedingin itu, padahal sebelum ada masalah di antara kalian, dia selalu bersikap hangat sama kamu. Yang sabar ya, Zah."

Cinta Lelaki Kedua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang