Part 13
Keesokan paginya, Azizah membuka matanya setelah bangun dari tidurnya, sesekali ia menghirup udara dengan panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Hari ini ia akan pulang, namun sampai saat ini suaminya tidak kunjung menemuinya bahkan hanya untuk sekedar menanyakan keadaannya di telepon.
Padahal Azizah sangat berharap Farhan mau menemaninya di saat ia sangat membutuhkan kehadirannya, tidak seperti sekarang, di mana Azizah harus berbaring sendiri di kamar yang sunyi dan hanya ditemani Vina. Jujur saja, Azizah merasa tidak enak hati dengan Vina, temannya itu sudah membawanya dan menemaninya menginap di klinik, itu berarti temannya itu tidak bekerja dan tentu saja upahnya akan dipotong sehari.
Memikirkannya membuat Azizah ingin minta maaf pada Vina, namun saat Azizah menoleh ke arah sofa, ia justru tak mendapati temannya itu di sana. Lalu di detik berikutnya, Azizah justru dibuat terkejut saat melihat seorang lelaki tengah terlelap di sampingnya.
Lelaki itu tertidur dengan kondisi duduk, Azizah sempat mengira bila dia adalah Farhan, suaminya. Namun sepertinya itu hanyalah khayalan, karena ternyata lelaki itu adalah Aditya, temannya yang membawanya ke klinik tersebut seperti yang Vina katakan. Perlahan, Azizah membangunkan tubuhnya dan menyenderkan punggungnya di bantal.
"Aditya?" panggil Azizah sembari menepuk pundak lelaki itu, yang untungnya berhasil membangunkannya tanpa menunggu waktu lama.
"Azizah, kamu sudah bangun?" Aditya bertanya lirih, masih berusaha membangun kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih dari tidurnya.
"Iya, tapi kenapa kamu ada di sini?" Azizah bertanya tak mengerti, karena seingatnya tadi malam saat ia akan tidur hanya ada Vina yang tengah memainkan ponselnya di sofa.
"Iya, tadi malam aku ingin melihat kondisimu, tapi aku justru ketiduran di sini." Aditya menghela nafasnya, kesadarannya hampir pulih sepenuhnya.
"Begitu ya? Tapi di mana Vina?"
"Tadi malam dia tidur di sofa kan? Kok sekarang enggak ada ya?" Aditya bertanya heran setelah melihat ke arah sofa, namun tidak ada seorang pun di sana.
"Mungkin Vina lagi keluar sebentar." Azizah menjawab seadanya, ya setidaknya itu lah yang paling masuk akal untuk dicerna otaknya.
"Iya, mungkin." Aditya menguap dengan mata mengantuk, tubuhnya terasa pegal setelah tidur dengan keadaan duduk.
"Kata Vina, kamu ya yang membawaku ke klinik ini? Terima kasih ya dan maaf sudah merepotkan kamu," ujar Azizah terdengar menyesal yang kali ini disenyumi oleh lelaki itu.
"Iya, santai saja."
"Tapi kenapa kamu bisa membantuku di kantin tempatku bekerja?"
"Kebetulan aku ada meeting dengan bos mu, setelah itu aku ke kantin untuk makan siang, tapi setelah sampai di sana, kamu terlihat kurang sehat lalu kamu pingsan."
"Oh begitu? Sekali lagi terima kasih ya?"
"Iya, tapi ngomong-ngomong suami kamu mana? Dia enggak jenguk kamu?" Aditya bertanya dengan nada heran, meski sebenarnya ia paham dengan apa yang terjadi di rumah tangga Azizah.
"Oh suamiku ya? Dia sedang lembur kerja tadi malam, makanya dia sering kecapean, jadi aku menyuruhnya untuk istirahat di rumah." Azizah menyunggingkan senyumnya, namun dari matanya saja Aditya bisa melihat bagaimana wanita itu ingin menutupi kelakuan suaminya.
"Sepertinya suamimu lelaki yang sangat bertanggung jawab ya?" tanya Aditya yang sempat didiami oleh Azizah, meski di detik berikutnya bibirnya tersenyum mengiyakannya.
"Iya. Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu juga sudah menikah, atau masih bertunangan mungkin?" tanya Azizah berbasa-basi, namun Aditya justru tersenyum dan menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lelaki Kedua (TAMAT)
RomanceMenjadi istri bukan berarti ia akan menjadi yang terakhir, ada kalanya lelaki yang sudah menjadi suami menginginkan hal lebih. Itu lah yang terjadi di rumah tangga Azizah dan Farhan, keduanya dihadapkan ujian rumah tangga, di mana kesetiaan menjadi...