Part 14

480 27 1
                                    

Part 14

Aditya menatap tenang ke arah lelaki yang ia duga suaminya Azizah, bila dilihat dari nada suara dan ucapannya, Aditya bisa menilai apa yang Vina katakan kemarin itu memang benar. Lelaki itu terlalu angkuh untuk seseorang tak berpangkat, cara bicaranya bahkan terkesan merendahkan, mencerminkan otaknya yang mungkin juga rendah. Karena kalau tidak, mustahil dia langsung berbicara dan menuduh istrinya berselingkuh.

Tiba-tiba Aditya tersenyum tipis, ia sempat berpikir lelaki hebat mana yang bisa merebut hati Azizah, nyatanya dugaan lelaki hebat itu terlalu ia lebihkan, karena pada kenyataannya dia tak pantas dibandingkan dengannya bahkan hanya untuk disamakan. Suami Azizah terlalu buruk untuk dikatakan sebagai lelaki baik, karena tidak mungkin dia berani menuduh seseorang tanpa bukti bahkan walau hanya sebatas bertanya perselingkuhan.

"Kamu ngomong apa sih, Mas?" Azizah bertanya tak percaya, nada suaranya bahkan terdengar kecewa.

"Apa? Aku cuma tanya, dia selingkuhanmu kan? Kamu pura-pura sakit supaya kamu bisa bermalam dengan dia? Memangnya apa yang salah dari pertanyaanku?" Farhan bertanya dengan nada tenangnya, yang tentu saja membuat Azizah merasa bersalah dengan Aditya, padahal lelaki itu sudah menemani dan membantunya, namun suaminya itu justru menuduhnya dengan sangat buruknya.

"Tapi pertanyaan kamu itu seperti menuduh Aditya, Mas. Padahal dia yang sudah membantuku, membiayai perawatanku, dan mengantarkan aku pulang." Azizah berujar ke arah suaminya yang tampak tertarik dengan ucapan istrinya.

"Untuk apa dia membiayai perawatanmu, kalau bukan karena dia selingkuhanmu? Sok suci kamu. Ternyata begini ya kelakuanmu di belakang aku, kamu memiliki hubungan dengan lelaki ini kan?" tuduh Farhan marah, yang tentu saja membuat Azizah cemas, suaminya itu semakin jauh membawa Aditya masuk ke dalam masalah rumah tangga mereka.

"Enggak, Mas. Aku enggak tahu kalau Aditya yang sudah membiayai perawatanku, saat aku akan membayar biaya administrasinya, ternyata semua sudah lunas, aku ingin menggantinya, tapi Aditya menolak." Azizah berusaha menjelaskan maksud dari ucapannya, namun Farhan justru tersenyum sinis ke arah istrinya.

"Berarti benar kan apa yang aku bilang, kamu dan dia itu memiliki hubungan, makanya dia enggak mau diganti biaya perawatan kamu." Farhan menjawab seenaknya, yang kali ini tidak bisa Aditya diami, mengingat Azizah setres karena tekanan dari suaminya.

"Aku dan Aditya enggak ada apa-apa, Mas. Kita itu teman lama, dia temanku sewaktu SMA, kenapa sih kamu enggak bisa berpikir baik sekali saja? Aku juga bisa capek dengan pemikiran kamu, Mas." Azizah menitikkan air matanya, yang langsung dipeluk oleh mertua perempuannya. Sebagai orang tua, ia memang tidak tahu apa yang terjadi, namun satu hal yang pasti ia tidak bisa ikut campur dengan masalah di rumah tangga putranya.

"Sabar, Zizah," ujarnya sembari mengusap punggungnya beberapa kali, beraharap bisa menenangkan perasaan menantunya.

"Terus kamu mau apa? Kamu mau cerai, iya? Supaya kamu bisa bebas berhubungan dengan lelaki ini?" Farhan menatap tajam ke arah Azizah yang tampak frustrasi dengan setiap jawaban suaminya.

"Kok kamu jadi bahas cerai sih, Mas? Harus berapa kali sih aku bilang ke kamu, kalau aku dan Aditya itu enggak ada apa-apa."

"Alah, alasan kamu." Farhan menjawab tak suka, tanpa menyadari bagaimana Aditya menatap gerak-geriknya.

"Zizah, kamu harus berhati-hati. Biasanya kalau lelaki memergoki perempuannya dengan lelaki lain dan dia langsung menuduhnya berselingkuh, biasanya lelaki itu memiliki mainan baru." Aditya berujar ke arah Azizah, namun tatapan matanya sesekali melirik tajam ke arah Farhan yang tampak kelimpukan.

"Maksud kamu apa sih, Dit?" tanya Azizah tak mengerti, namun Farhan berusaha untuk tetap tenang, ia berpikir akan mendengarkan penjelasan Aditya, karena ia tidak mau bertindak gegabah.

Cinta Lelaki Kedua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang