11/30

2.1K 277 24
                                    

Seokjin keluar dari toko suvenir setelah selesai memesan barang-barang yang ingin dihadiahkannya pada Hoseok dan keluarganya. Bukan barang mewah tak berguna, Seokjin memilih barang yang setidaknya bisa berguna jangka panjang. Handuk, mug, tumblr, kaus, topi, dan banyak hal lainnya yang Seokjin harap bisa disukai oleh Hoseok sekeluarga.

Dari toko suvenir, Seokjin memasuki toko perhiasan mewah yang merupakan toko langganan orang tuanya. Dia mengeluarkan sebuah nota pembelian dan menyerahkannya pada pegawai di sana. "Apa pesanan atas nama Kim Seokjin sudah selesai , noona?"

Perempuan itu mengangguk. "Tunggu sebentar, tuan muda..." ucap pegawai tersebut lalu segera mengambilkan pesanan Seokjin. Sembari menunggu, Seokjin duduk di salah satu sofa dan memainkan ponselnya. Dia tersenyum kecil melihat foto Hoseok yang dijadikan sebagai wallpaper ponselnya. Foto yang dimintanya dari Namjoon karena adiknya memang menyimpan beberapa foto Hoseok. Dan semuanya diminta oleh Seokjin.

"Ini pesanan anda, Kim Seokjin-nim." panggil pegawai perempuan yang tadi. Seokjin beranjak dari sofa menghampiri pegawai itu dan melihat isi pesanannya.

"Kalung dengan bandul 'HOPE', cincin, bracelet yang semuanya untuk couple, dan sepasang piercing dengan inisial S dan H. Apa anda puas dengan hasilnya, Seokjin-nim?"

Seokjin mengangguk puas setelah memperhatikan setiap detail perhiasan pesanannya dengan teliti. Dia meminta pegawai itu untuk membagi dan membungkus semuanya kembali ke dalam kotak-kotak kecil berwarna merah.

"Terima kasih telah memakai jasa perhiasan kami, Seokjin-nim. Semoga hari anda menyenangkan..." ucap si pegawai saat Seokjin berjalan meninggalkan toko.

Setelah itu Seokjin menuju supermarket dan membeli daging sapi premium dan bahan-bahan masakan lainnya. Yang jelas dia membelikan semua yang terbaik untuk Hoseok. Sepanjang dia berbelanja, banyak pasang mata yang memerhatikan gerak-geriknya dengan pandangan heran. Bahkan tak sekali dua kali Seokjin mendengar ada yang berbicara tentang kenapa anak dari seorang milyarder dan staf khusus kepresidenan itu pergi belanja sendiri. Seokjin setengah mati menahan diri untuk tidak menyembur orang-orang itu karena teringat Hoseok.

Setelah menyelesaikan belanjanya, Seokjin bergegas pergi ke rumah Hoseok. Namun sayang si sana dia hanya bertemu dengan tuan Jung. Hoseok dan Jimin sedang pergi belanja bersama Sieun imo.

"Maaf kamu jadi repot membawakan semua ini Seokjin." ucap tuan Jung dengan senyum tulus yang terukir. Seokjin menggeleng pelan. "Sama sekali tidak merepotkan, samchun."

Tuan Jung mengusap kepala Seokjin. Dan sama seperti ketika Hoseok yang menyentuhnya, Seokjin sama sekali tak menolak. Dia bisa merasakan kasih sayang dari usapan itu.

"Hoseok dan Jimin sangat suka daging. Aku yakin mereka akan sangat senang melihat ini semua."

"Kalau begitu saya pamit dulu, samchun..."

"Tidak menunggu Hoseok dulu?"

Seokjin menggeleng. "Masih ada yang harus saya lakukan setelah ini."

"Ya sudah kalau begitu. Sekali lagi terima kasih untuk dagingnya, Seokjin. Hati-hati di jalan dan jangan mengebut bawa mobilnya."

"Ne..."

Seokjin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sesuai permintaan tuan Jung. Setelah beberapa ratus meter, dia menepi dan menghentikan mobilnya. Pemuda itu melirik paper bag berisi kotak perhiasan yang dipesannya tadi. Dia sengaja hanya memberikan dagingnya karena ingin Hoseok menerima sendiri perhiasannya. Semua perhiasan itu dibuat untuk couple. Kecuali piercing karena dia tahu Hoseok tidak ingin menindik telinganya.

"Mungkin aku akan berikan perhiasannya berbarengan dengan suvenir yang lainnya..."

Seokjin pun kembali berkendara dan kali ini dia langsung pulang ke rumahnya.

[2Seok] ✔️ - The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang