6/30

2.6K 317 64
                                    

Seokjin mengantar Hoseok pulang sebelum jam makan malam. Padahal dia ingin Hoseok makan malam di rumahnya, tapi Hoseok tidak ingin adiknya makan sendirian di rumah. Jadilah pukul enam sore mereka sudah ada di jalan menuju rumah Hoseok. Tapi bagi Seokjin ada bagusnya juga, karena Hoseok jadi tidak perlu bertemu dan direcoki ayahnya yang amat sangat penasaran dengan seperti apa rupa dan sifat dari pemuda manis itu.

"H-hyung..."

Seokjin tersenyum kecil mendengar suara Hoseok yang memanggilnya. Dia kira mereka hanya akan diam sampai tiba di rumah Hoseok nanti.

"Ya?"

"Hyung...tahu alamat rumahku dari mana?"

Seokjin melirik Hoseok sekilas sebelum kembali fokus menghadap jalan raya. "Aku minta petugas tata usaha."

"O-oh..."

"Itu alamat barumu? Kata petugas tata usaha, sebelumnya kamu tinggal di sebuah flat." tanya Seokjin. Tapi dia sedikit berbohong. Seokjin tahu Hoseok sebelumnya tinggal di flat bukan dari tata usaha sekolah, tapi karena mendengar percakapannya dengan Jimin saat tak sengaja melihatnya di taman beberapa hari lalu.

Hoseok mengangguk pelan. "I-iya. Aku baru beberapa hari pindah ke rumah itu..."

"Boleh aku tahu kenapa kamu pindah? Setahuku lokasi flat lamamu lebih dekat dengan sekolah daripada rumah yang sekarang."

"Pemilik flat lama yang dulu kami tempati orangnya agak.....uh..."

"Menyebalkan?"

"Se-sejenis itu..."

Seokjin menahan senyumnya semakin lebar. Dia sangat yakin Hoseok tadi tidak mau menjelekkan orang lain, tapi dia ingin menjawab dengan jujur pertanyaan dari Seokjin. Makanya dia ragu dengan kata-katanya. "Oke, si pemilik flat menyebalkan. Lalu?"

"Beberapa waktu lalu, appa ditawari untuk membeli rumah kami yang sekarang ini oleh Sieun imonim, kakak kelasnya dulu sekaligus tetangga kami sekarang..."

Seokjin ingat, Sieun adalah wanita yang tadi pagi menyapanya dan Jimin.

"Kebetulan harganya lumayan murah dan tabungan appa sudah lebih dari cukup, jadi beliau membayar rumah itu melalui imonim. Setelah itu kami pindah dan–– Oh!!"

Seokjin mengerem mendadak karena terkejut mendengar seruan Hoseok. "Ada apa?"

Hoseok terlihat begitu takut dan ragu untuk berbicara pada Seokjin tentang hal yang membuatnya berseru seperti itu. "M-mungkin sebaiknya aku turun di sini saja, hyung..."

Seokjin mengernyitkan dahi. "Kenapa? Bicara saja, Hoseok..."

"Aku.....aku harus ke pet shop untuk menjemput anjingku..."

"Biar kuantar."

Hoseok menggeleng. "Nanti hyung repot kalau harus balik arah..."

Seokjin melepas seatbelt-nya lalu mendekat maju ke arah Hoseok yang refleks memundurkan kepalanya. Dengan satu gerakan cepat, Seokjin mengecup bibir Hoseok yang mematung kaget. Berapa kali pun Seokjin menciumnya, Hoseok tetap tidak akan terbiasa.

"Kau kekasihku, Hoseok. Dan kau berhak meminta apapun padaku. Dan selama aku bisa memberikannya, aku pasti akan melakukannya."

Seokjin mencium Hoseok sekali lagi sebelum kembali duduk dengan benar di kursinya. "Dimana alamat pet shop-nya? Kita harus cepat. Kalau tidak, bisa-bisa Jimin akan panik menunggumu pulang..."

Hoseok akhirnya menyebutkan alamat pet shop-nya, dan Seokjin mengendarai mobilnya dengan agak cepat namun terkendali. Dia tentu tidak ingin mengemudi ugal-ugalan dan berakhir membahayakan Hoseok. Jimin dan Yoongi bisa membunuhnya nanti.

[2Seok] ✔️ - The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang