4/30

3.1K 334 66
                                    

Hoseok terkejut saat Seokjin mendadak menyerahkan kunci mobil padanya sebelum keluar dari kelas akselerasi. "Pegang kuncinya. Kelasmu selalu selesai satu jam lebih awal dari kelas reguler. Tunggu saja di dalam mobil, oke? Kamu bisa tidur, mendengarkan musik, menonton TV atau apapun sambil menunggu kelasku selesai. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang."

Yoongi menyela. "Hoseok bisa pulang denganku, sunbaenim..."

"Tidak. Aku yang menjemputnya, jadi aku juga yang berkewajiban mengantarnya pulang. Kalau kau tak keberatan, kau bisa ikut menemani Hoseok sampai kelasku usai, Yoongi-ya..."

"Tapi--"

"Tidak ada tapi. Aku ke kelas dulu."

Setelah itu Seokjin berjalan santai keluar ruangan akselerasi menuju kelasnya sendiri. Yoongi menggumam kesal. "Seenaknya saja. Huh!"

"Sudahlah. Nanti kau pulang saja duluan, Yoongi-ya..." Hoseok menepuk-nepuk bahu Yoongi bermaksud meredakan omelan sahabatnya itu. Kalau sudah marah, biasanya cara bicara Yoongi berubah jadi sangat cepat. Tidak heran, karena Yoongi memang suka dan ahli dalam rap.

"Mana bisa begitu? Kita selalu pulang sama-sama, Hoseok-ah. Nanti biar aku ikut menemanimu sampai Seokjin sunbae selesai. Biar kuacak-acak isi mobilnya!"

Hoseok melotot takut. Yoongi jadi kasihan melihatnya. "Itu cuma gertakan. Aku tidak akan betul-betul mengacak mobilnya, Hoseok-ah. Aku masih sayang tanganku. Kita menunggu di perpustakaan atau kantin saja nanti..."

"O-oke..."

Obrolan mereka terhenti saat guru yang akan mengajar sudah hadir dan menyapa seisi kelas.

"Siang, anak-anak! Hari ini kita masuk bab materi baru. Jangan lupa kumpulkan pe-er minggu lalu."

Hoseok, Yoongi, dan murid lainnya segera melakukan apa yang guru mereka minta. Beruntung, setelah jam istirahat sampai mereka pulang nanti tidak ada pelajaran yang terlalu memeras otak macam matematika, fisika, ataupun kimia. Jadi mereka bisa belajar lebih santai.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aku menolak percaya! Bagaimana bisa seorang pangeran macam Seokjin-nim berpacaran dengan anak lusuh macam Jung Hoseok! Itu mustahil!"

Hoseok yang sedang melewati gerombolan siswi tak sengaja mendengar salah satu dari mereka berkata demikian. Yoongi sudah ingin maju melabrak siswi itu, tapi Hoseok menahannya dan mempercepat langkah mereka menuju parkiran. Dia dan Yoongi tadi memutuskan menunggu di perpustakaan dan baru pergi saat sudah mendekati jam pulang kelas reguler.

Gerombolan itu menatap Hoseok dengan pandangan meremehkan. Seorang siswi dengan emblem nama bertuliskan Park Hye Jeong kembali bersuara. "Lihat, kan? Penampilannya saja terlihat murahan begitu. Dia tidak cocok dengan Seokjin-nim!"

"Ya, Hyejeong-ah. Memangnya kau tidak lihat yang tadi pagi?" temannya mencolek pinggang Hyejeong.

"Aku terlambat masuk. Kenapa dengan tadi pagi?"

"Seokjin-nim mengumumkannya secara langsung di depan semua orang di sekolah ini. Cari masalah dengan Jung Hoseok, sama saja berurusan dengannya. Tadi Myungeun merekamnya..."

Hyejeong langsung menoleh ke temannya yang lain. "Mana, aku mau lihat rekamannya!"

Temannya memberikan ponselnya agar si Hyejeong itu bisa menonton video yang dia rekam tadi pagi. Suara lantang Seokjin terdengar jelas bagaimana dia mengklaim Hoseok dan tak membiarkan siapapun cari gara-gara dengan pemuda itu. Terlihat jelas pula bagaimana Seokjin memeluk Hoseok dengan begitu posesif. Hyejeong nyaris saja membanting ponsel temannya itu setelah menonton videonya.

[2Seok] ✔️ - The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang