29/30

1.6K 171 24
                                    

Taehyung berjalan di samping Jimin sambil menenteng banyak kantung belanja. Ada yang dari toko sepatu, tapi kebanyakan dari toko buku. Meskipun berawal hanya untuk alasan mengajak kencan, tapi dai benar-benar membeli banyak buku untuk keperluan sekolah mereka. Tapi Taehyung sudah cukup senang bisa jalan berdua dengan Jimin tanpa banyak kena omel. Jimin benar-benar sedang dalam keadaan santai. Berbanding terbalik dengan Namjoon yang, meskipun berhasil mengajak Yoongi kencan, tetap saja kena omel sepanjang jalan.

"Jimin-ah?"

"Apa?"

"Kau lapar tidak?"

"Tidak begitu."

"Aku lapar. Boleh kita mampir untuk makan dulu?"

Jimin menoleh ke arah Taehyung yang menatapnya dengan pandangan memelas. Dari perutnya terdengar suara lirih yang membuat Jimin sadar kalau mereka sudah jalan selama tigajam lebih. Tidak heran kalau Taehyung merasa lapar.

"Ya sudah. Mau makan apa?"

"Kau mau makan apa?"

"Terserah. Sudah kubilang aku tidak terlalu lapar."

"Ayam goreng?"

"Boleh saja."

"Ramen."

"Bisa."

"Pasta?"

"Ayo."

Taehyung garuk-garuk kepala. Jimin justru kebingungan melihat wajah linglung Taehyung. "Kenapa ekspresi wajahmu begitu? Kau yang ingin makan, kau sendiri yang kebingungan."

"K-kupikir jawaban terserahmu berarti lain..." aku Taehyung. Jimin mengernyitkan dahi dan bertanya dengan nada sewot. "Kau pikir jawaban 'terserah'ku itu seperti jawaban perempuan labil?"

Jimin rasanya ingin sekali menempeleng Taehyung, tapi wajah melas pemuda itu membuatnya sedikit tidak tega. Ia lalu menarik nafas panjang untuk meredakan rasa kesalnya. "Sudah. Ayo makan dulu. Kau yang pilih tempat makannya."

"O-oke..."

Taehyung akhirnya memilih sebuah restoran jepang yang ada di dalam mall. Di sana Jimin hanya memesan sushi dan iced tea. Sedangkan Taehyung memesan dua piring sushi, semangkuk ramen, seporsi nasi kare, dan dua gelas minuman dingin. Jimin syok melihat isi meja yang mereka tempati sudah penuh dengan pesanan Taehyung.

"Kau kerasukan atau apa?"

"Maaf, tapi aku benar-benar sedang lapar."

Jimin cuma bisa geleng-geleng kepala melihat betapa lahapnya Taehyung makan. Dia kira cuma Seokjin yang memiliki nafsu makan yang besar.

"Terserah kau saja..." ujar Jimin pasrah. Dia lalu memakan sushinya perlahan sambil membaca novel yang baru saja dibelinya. Dia sama sekali tak menyadari Taehyung yang dari tadi makan sambil berulang kali melirik ke arahnya. Wajah serius Jimin saat membaca membuat Taehyung makin terpesona. Apalagi saat sinar matahari sore menyorot tepat di wajah Jimin, membuatnya terlihat lebih bersinar.

'Syukur aku tidak bernasib sama seperti Namjoon hyung. Hehehe~'

.

.

.

.

.

Seokjin diminta langsung masuk ke kamarnya dan istirahat setelah pulang kencan, sementara Hoseok memilih bergabung dengan para orang tua yang baru saja selesai membongkar belanjaan mereka di ruang tengah.

"Ada apa, Hoseokie? Kenapa wajah Seokjin terlihat tegang begitu?" tanya tuan Kim yang sempat menyadari ekspresi wajah Seokjin.

Hoseok mengangkat bahu. "Tadinya Seokjin hyung baik-baik saja. Tapi saat mau pulang mendadak Seokjin hyung jadi nampak ketakutan. Aku tidak tahu penyebabnya."

[2Seok] ✔️ - The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang