Sudah tiga hari setelah kepergian Salsabilla untuk selama-lamanya. Aurora juga masih di rawat di rumah sakit untuk masa pemulihan kakinya dan kesehatan tubuhnya.
Kini ada kedua insan yang sedang menyuapi kekasihnya yang masih terbaring di kasur rumah sakit, meskipun sudah lebih baik dari sebelumnya tapi dirinya masih harus berdiam di dalam kamar saja.
"Udah ah Rel, aku kenyang banget" Keluh Aurora.
"Tanggung Ra, dikit lagi abis" Ucap Varrel sambil melihat bubur yang ada ditangannya tinggal sedikit.
"Tapi aku kenyang Rel, mual juga. Udah hampir empat hari aku makan bubur mulu, udah gak ada rasanya. Hambar tau" Kesal Aurora sambil cemberut.
Varrel tersenyum lalu mengusap rambut surai Aurora. "Katanya mau cepet pulang"
"Ya mau! Tapi kan aku udah gak sakit, harusnya di kasih makanan yang ada rasanya dikit gitu kek. Padahal kan ini ruangan udah VVIP masa makannya kaya gini, korupsi dasar!" Kesal Aurora.
Varrel hanya tersenyum dan mengecup pucuk kepala Aurora. "Gak boleh gitu ngomongnya sayang. Kalo udah kenyang yaudah gakpapa gak usah di paksa, ini minum dulu" Ucap Varrel sambil menyodorkan segelas air minum sambil mengangkat kepala Aurora pelan.
"Makasih" Ucap Aurora tulus.
Varrel mengangguk lalu tersenyum. "Istirahat ya, biar bisa pulang"
Setelah kejadian itu dan juga meninggalnya Salsa Varrel jadi lebih lembut, lebih sabar ngadepin Aurora yang kadang menyebalkan atau bahkan gak mau ngalah. Dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi, tidak akan, dan tidak pernah.
Dan ada juga beberapa manusia yang tengah merusuh. Ada yang berdua tengah adu main catur, ada juga yang bergosip, atau bahkan main ponsel. Berhubung ini hari minggu, makanya mereka semua berinisiatif untuk datang kesini katanya 'kesel gue dirumah disuruh ikut nyokap arisan, emang nya gue cewe apa!' Siapa lagi kalau buka Rafa.
"Curang lo Fa!" Emosi Dhika.
"Mana ada yang curang, lo nya aja yang gak bisa main" Ledek Rafa.
"Awas aja lo ya, kalah traktir gue sekeluarga!" Tantang Dhika.
"Ok siapa takut! Gue juga bakalan traktir keluarga lo, bahkan kalo perlu Nenek, Kakek lo gue traktir juga!" Seru Rafa tak mau kalah.
"Nenek, Kakek gue udah meninggal bangsat!"
"Oh iya iya maap, gue kan gak tau. Yaudah buruan jalan, lama lo!"
"Nah! Skakmat lo!" Pekik Dhika memajukan caturnya dan memakan catur Rafa. {Maap banget, author gak ngerti main catur:( }
"Yaelah baru kayak gitu aja heboh banget! Nih lo rasain" Balas Rafa sengit.
Keduanya terus adu bacot, sampai akhirnya di menangin oleh Rafa.
"Nah mampus! The winner is Rafa ganteng" Ucap Rafa heboh sambil mengangkat kedua tangannya ke udara lalu bersujud.
"Lebay lo! Ayo main lagi!" Tantang Dhika.
"Ogah! Kalah mah emang gitu, gak mau nerima makanya ngajakin main lagi" Ledek Rafa.
"Sialan lo, gue nerima ya! Gue ngajakin lagi biar lo tau kalo gue juga jago!" Kesal Dhika.
"Yahahaha iri kali lo kalo gue menang! Iri bilang bos. Palpalepalpale" Tawa Rafa sambil bernyanyi dan berjoget ala-ala yang lagi hits sekarang.
"Najis gue iri sama lo!"
"Masa sih boss"
"Bacot"
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAR {ON-GOING}
Teen Fiction~SILAHKAN FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA~ Aurora ketua osis cantik dengan sifat dingin, dan galak. namun menjadi idola para cowok. Sedangkan Varrel, mempunyai sifat tengil, wajah yang di atas rata rata. sikap badboy dan menjadi the most wanted, dan...