Terimakasih sudah memeluk, meski akhirnya tetap melepas. Setidaknya, aku pernah menjadi yang terpenting. Sebelum menjadi yang paling asing.
Aurora Valencia.
Aurora terlihat sedang duduk di meja makan bersama sahabat lamanya. Cewek itu sejak tadi hanya mengaduk-aduk nasi goreng didepannya dengan tatapan kosong. Gina yang melihat nya sudah sangat bingung, harus bagaimana lagi caranya agar sahabat nya tidak seperti ini lagi.
"Ra, udah lah jangan terlalu mikirin Varrel terus" Ucap Gina yang langsung menyenggol lengan Aurora yang membuat sang empu terkejut.
"Gimana bisa gue gak mikirin dia, sedangkan lusa aja sidang perceraian gue sama Varrel" Ucap Aurora lemah.
"What!! Lusa? Secepat itu?" Pekik Gina.
Aurora mengangguk lemas.
"Gue udah bikin prinsip sama diri gue sendiri, kalau menikah itu hanya sekali seumur hidup. Tapi kayaknya itu gak berlaku deh untuk hubungan gue sama Varrel" Lanjut Aurora.
"Iya gue tau, semua orang juga pasti punya prinsip yang sama kayak lo. Tapi lo gak usah sedih kaya gitu, dan hari ini lo gak usah sekolah" Ucap Gina.
Aurora mengerutkan keningnya. "Loh kenapa?" Tanyanya bingung.
"Pokoknya gak usah"
"Terus lo?"
"Ya gue juga gak lah"
"Kok? Lo kan anak baru Gin di sek--"
"Sstt! Udah diem ya, Ara yang paling cantik. Mending sekarang lo ke atas ganti baju, okei" Potong Gina cepat lalu memegang lengan Aurora dan pundak seraya mendorong pelan untuk menuju kamar mereka.
Belum sempat ia melangkah, suara bel rumah berbunyi yang membuat Aurora menengok menatap pintu rumah Gina.
"Bukain dulu bentar, Ra. Gue mau beresin ini" Perintah Gina dan langsung melenggang pergi sambil membawa piring kotor.
Saat pintu sudah terbuka, Aurora langsung mengernyitkan dahi disaat melihat sosok yang sangat ia kenal yang kini sedang berdiri malas didepannya.
"Lo berdua kok tau rumah Gina?" Tanya Aurora datar.
"Tau dong, apasih yang kita gak tau" Jawab Tasya sombong.
"Ck, mau ngapain" Ucapnya lagi.
"Lo ogeb atau gimana sih. Jelas lo yang minta kita buat kesini" Jawab Tasya.
"Gue gak minta lo semua pada kesini"
"Lah terus siapa dong? Yakali setan. Ih serem banget" Ucap Chika bergidik ngeri.
"Anjir lo, Chik. Gue yang nyuruh kalian untuk kesini" Sahut seseorang tepat di belakang Aurora.
Sontak semua mata terarah pada Gina yang tengah tersenyum tipis.
"Eh, sorry gue kira disini ada hantu" Jawab Chika sambil menutup mulutnya.
Gina hanya berdehem dan memutar bola matanya malas.
"Lo gak biarin kita masuk? Pegel nih" Kesal Tasya.
Dengan malas, Aurora memiringkan tubuhnya untuk mempersilahkan teman-temannya masuk. Hingga mereka semua duduk di ruang tamu, kecuali Gina. Entah itu cewek kemana.
"Yuk" Ajak Gina yang sudah rapih dengan sweater hitam crop, dengan celana hitam bahan. Tidak lupa menguncir rambut panjangnya dan memakai makeup tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAR {ON-GOING}
Teen Fiction~SILAHKAN FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA~ Aurora ketua osis cantik dengan sifat dingin, dan galak. namun menjadi idola para cowok. Sedangkan Varrel, mempunyai sifat tengil, wajah yang di atas rata rata. sikap badboy dan menjadi the most wanted, dan...