Di sini lah mereka, di sebuah Taman yang indah, dengan kursi Taman dan di kelilingi Pepohonan Hijau.
Masih dengan keheningan, sudah hampir setengah jam mereka disini. Namun, tidak ada yang mau mulai pembicaraan. Mungkin sama-sama sedang menikmati ciptaan alam.
Aurora sekilas menengok ke arah Varrel, yang sedang menutup mata nya lalu dengan tangan yang ia lipat sebagai tumpuan kepala nya. Seperti sedang merasakan udara sejuk di Taman sore hari ini.
35 menit.
40 menit.
45 menit.
Aurora geram, pasal nya ia memang sudah ada niat dari awal untuk ke Toko Buku, dan harus sirna karena Varrel menarik paksa.
"Ck, ngapain coba kaya gini kalo diem doang" dumel Aurora sambil melipat kedua tangan nya di dada, lalu mentap Varrel sangar.
Merasa terganggu karena omelan Aurora, Varrel membuka mata nya lalu menatap Aurora. "Aku minta maaf" ucap nya pelan.
"Aku bener-bener kelepasan Ra, maafin aku ya" lanjut Varrel dengan mata yang memohon lalu memegang kedua tangan Aurora.
Aurora tersentak, baru kali ini ia melihat Varrel memohon seperti ini.
"Aku yang minta maaf Rel" balas Aurora dengan menatap mata Varrel.
"Ra! Kamu harus percaya, aku sama Salsa itu gak ada apa-apa lagi. Kemarin dia cuma curhat tentang masalah sama cowok nya, abis itu aku kasih saran. Lalu udah deh kita balik" ucap Varrel jujur.
Aurora menatap mata Varrel, seolah-olah mencari kebohongan. Nihil! Tidak ada, berarti Varrel jujur.
Aurora tersenyum lalu mengelus tangan Varrel lembut. "Iya aku percaya, aku juga mau jelasin ke salah pahaman yang aku sama Arka"
"Aku sama Arka juga sama kok kaya kamu sama Salsa, aku gak ada apa-apa sama dia. Apa lagi kan aku udah punya kamu, dan aku gak mungkin macam macam sama dia" lanjut Aurora tersenyum.
"Iya aku tau, tapi kenapa kamu bisa berdua sama dia?"
Aurora tersenyum, seperti suami nya ini posesive banget. "Aku gak sengaja ketemu Arka pas di jalan arah pulang abis dari supermarket, karena hujan dan juga kepala aku pusing, terus mata aku udah agak susah buat ngeliat jalan karena perih banget kena air hujan, terus aku juga buru-buru takut kamu udah sampai Rumah"
Aurora menjeda ucapan nya lalu menghela nafas pelan. "Lalu Arka gak sengaja datang, dan dia nawarin mau anterin aku pulang. Supaya cepat sampai katanya, dari pada aku nanti jatuh karena udah gak kuat jalan. Mau gak mau aku terima tawaran dia" lanjut Aurora panjang lebar.
Varrel kesal, ia menahan amarah nya. Namun sekuat tenaga ia sembunyikan, dia tidak mau kejadian beberapa hari lalu terulang kembali, dia tidak suka bila ada yang mendekati Aurora selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAR {ON-GOING}
Teen Fiction~SILAHKAN FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA~ Aurora ketua osis cantik dengan sifat dingin, dan galak. namun menjadi idola para cowok. Sedangkan Varrel, mempunyai sifat tengil, wajah yang di atas rata rata. sikap badboy dan menjadi the most wanted, dan...