"CICI SIALANNNNNNN! SI TITIN MATI NIH PASTI LO MAKAN KAN?" teriak Tera di halaman kolam ikan belakang rumahnya. Ia tak terima ikan yang ia namakan Titin itu tewas akibat Cici yang memakan'nya hidup-hidup.
Cici tak memperlihatkan batang hidungnya. Ia takut jika Tera sudah marah seperti itu, terutama binatang kesayangannya tewas karnanya.
"HUAAA TITIN SAYANG MAAFIN UMI YA GAK BISA JAGA KAMU HIKS..."
"Emang si Cici hantu gak tahu diri. Tega-teganya dia makan lo sampe lo jadi tulang doang gini hiks...hikss"
Tera Ervania yang dulu masih berusia 10 tahun dan masih memakai jepitan warna warni di kepalanya kini sudah tumbuh dewasa dengan sikap bar-bar'nya yang mirip sekali seperti bunda'nya.
Wajah yang cantik, rambut ter'urai panjang berwarna kecoklatan, kulit yang putih dan ukuran tubuh yang bisa di sebut bodygoals, membuatnya semakin percayadiri dalam menjalani hidup.
Hari ini ia harus telat ke sekolah karna sebelum berangkat sekolah tadi ia harus mengubur ikan'nya yang sudah menjadi tulang itu.
Tentu saja Tera mendapatkan hukuman. Ia harus berdiri di tengah lapangan dengan tangan yang harus hormat berhadapan dengan bendera merah putih.
Twing.
Ponselnya berbunyi, maka diam-diam Tera hendak menyudahi hukumannya. Namun seketika aksinya terhenti saat suara lantang membuatnya harus terpaksa mengurungkan niatannya.
"IKUTI ATURAN SEKOLAH TERA JANGAN KERAS KEPALA!" teriaknya dari kejauhan sana.
"Hah apa pak? Gak kedengeran"
Pria yang notabenya seorang guru itu mendekat menghampiri Tera. Wajahnya kini berhadapan dengan Tera.
"Ikuti peraturan sekolah, jangan keras kepala" tuturnya lembut.
"Yayaya."
"Kamu murid paling nakal dari pada murid lainnya padahal kamu wanita loh. Coba saya tanya, alasan kamu terlambat apa?"
"Ngubur si Titin dulu di belakang rumah"
"APA? KAMU NGUBUR MAYAT DI BELAKANG RUMAH KAMU? KAMU PSIKOPAT YA TERA?"
"Apaan sih pak? Gak mau nanya dulu apa, Titin siapa?"
"Emang dia siapa?"
"Ikan saya! Ikan saya namanya Titin mati di bunuh si Cici!"
"Cici?" Arkan semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan gadis itu.
"Iya si hantu centil itu, dia itu kebiasaan suka makanin binatang yang saya pelihara. Waktu itu bebek, terus kelinci eh sekarang si Titin, ikan kesayangan saya"
"Kamu berteman dengan hantu?"
Mata Tera melotot sempurna. Ia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Ya Tuhan mulut gue gak bisa di ajak damai apa yak. Pake keceplosan segala, terus gue harus alesan apa dong?
"TERA, JAWAB PERTANYAAN SAYA?"
"Hehe bapak gila ya? Masa saya temenan sama hantu si?"
"Tadi kamu bilang Cici itu hantu?"
"Dia teman saya, saya sebut hantu karna emang kelakuannya kek setan main makan aja ikan saya!"
"Jadi ikan kamu di goreng sama dia dan di sisakan tulangnya saja?"
"Yaps bapak pinter."
"Jelas. Sayakan guru"
"Nyenyenye"
Di saat sedang menjalankan hukuman, tiba-tiba kepala Tera sakit. Sepertinya penglihatannya mulai bekerja.
Tera menjerit kesakitan sampai-sampai ia tak sadarkan diri. Awalnya Arkan mengira itu hanya siasatnya saja, tapi ternyata saat ia memastikan rupanya benar gadis itu pingsan sungguhan. Langsung saja Arkan menggendong Tera menuju UKS.
....
Di UKS Tera masih juga belum sadarkan diri. "Menyusahkan saya saja" gerutu Arkan.
"Saya denger ya pak!" Tera bangkit dari tempat tidurnya dengan tangan yang masih memegang kepalanya.
Tera bermimpi, ralat maksudnya ia mendapatkan penglihatan bahwa akan ada guru baru yang justru akan menjadi musibah untuk SMA Anugrah.
Guru itu wanita, yang dapat Tera lihat wanita itu memiliki ilmu hitam yang setiap tahunnya harus mendapatkan beberapa tumbal. Ia datang ke SMA Anugrah bertopeng sebagai guru, padahal kenyataannya iblis itu mencari tumbal untuk menambah kesaktian'nya.
"Tera, kamu sudah sadar?"
"Keliatannya?"
"Baguslah. Jadi tidak menyusahkan saya. Ayo lanjutkan hukuman kamu"
"Apa? Di lanjut? Pak, kepala saya ini masih pusing loh? Bapak kok gak punya pri ke-human'an sih? Masa saya harus berdiri panas-panasan lagi lapangan?"
"Saya tidak menghukum kamu untuk itu"
"Lah terus apa?"
"Ikut ke ruangan saya, kerjakan soal yang saya suruh."
"WHAT? Ogah. Eh maksud saya, saya gak mau pak. Bapak aja yang kerjain deh, wakilin hukuman saya"
"Kamu ini harus banyak di beri hukuman mengerjakan tugas, sebab nilai kamu itu slalu saja jelek. Tara, bisakah sehari saja kamu menjadi murid yang baik, tidak datang terlambat, dan mengerjakan PR di rumah bukan di sekolah?"
"Iya iya gue mau ngerjain soal di ruang guru"
"Apa kamu bilang?"
"Budek ya pak?"
"Tadi kamu mengatakan kata gue sama guru sendiri. Tidak sopan sama sekali kamu ini Tera!"
"Hehehe iya pak maaf. Yaudah saya mau ngerjain soal di ruangan bapak," ucapnya terpaksa.
Biarpun Arkan tidak menyukai prilaku Tera yang tidak sopan itu, tapi percayalah ia akan berusaha membuat Tera menjadi anak yang lebih baik lagi.
Di ruangan, keduanya hening tak bersuara. Tera bukannya sibuk mengerjakan soal yang di suruh Arkan, ia malah melamun.
Siapa ya guru baru itu, gue gak sabar pengen liat mukanya. Langsung aja apa ya nanti gue GEP dia, terus bilang deh kalau dia pake ilmu hitam. Gitu gak sih? Ah kayanya mending gue pura-pura gak tahu aja, terus diem-diem bertindak deh.
"UDAH NGELAMUNNYA?"
"POKOKNYA GUE HARUS BERTINDAK!! Eh, pak maaf itu anu, hem iniloh pak susah soalnya, saya gak bisa kerjainnya"
"Kamu ngelamunin apa Tera? Kamu lamunin saya ya?"
"Dih kepedean amat mas'nya! Udah intinya saya gak mau kerjain soal ini, kalau bapak bisa, bapak aja yang kerjain."
"TERAAAAA!!"
"Babayyy pak Arkan yang ganteng, muahhhhhhh" Tera berlari keluar dari ruangan.
Ucapan terakhir Tera dengan gaya memonyongkan bibirnya malah membuat Arkan terkekeh dan tersenyum kecil.
Gadis nakal yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO ✓
HorrorSEKUEL DARI MATA BATIN 3 Indigo - Genre : Horor Romance ____________________ Tera Ervania namanya, gadis yang terlahir dari garis keturunan indigo. Kedua orangtuanya yang bernama Ervan dan Karin sama-sama memiliki kemampuan sebagai manusia INDIGO, j...