INDIGO-07

2.3K 665 31
                                    

Baca pelan-pelan biar paham. Jangan monolog'nya aja yang di baca, dan tolong apabila ada typo beritahu saya~

Jangan lupa klik tanda bintang lalu tinggalkan komentar.

_________________

Mata pelajaran sedang berlangsung, Arkan keluar kelas memastikan Tera disana sedang mengerjakan tugasnya. Namun rupanya Tera tidak ada disana, kemana gadis itu?

Gadis nakal.

Arkan mencari keberadaan Tera, sontak hal itu membuat beberapa murid curiga bahwa guru mereka dengan salah satu murid bernama Tera ada something.

Tak sulit menemukan Tera, gadis itu duduk di atas anak tangga sambil menyimpan kedua tangannya di bawah dagu. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi yang pasti Arkan tersenyum melihat ekspresi wajah yang Tera yang sepertinya sedang kesal.

"Tera" Arkan menghampiri, duduk di sampinynya.

"Pa-pak Arkan? Ngapain kesini? Sana hus pergi!"

"Kamu ngusir saya? Saya suruh kamu ngerjain tugas malah kamu berada disini? Ngelamun gak jelas?"

"Terus aja marah-marah"

Mendadak Arkan diam. Ia jadi merasa bersalah sudah memarahi gadis kesayangannya.

"Maaf. Saya hanya bersikap profesional, bukan berarti kamu orang yang saya sayangi, lalu saya memanjakan kamu di sekolah"

"Tapi yang tadi itu bikin nyesek!"

"Tera, maaf. Jangan marah lagi, sebagai gantinya nanti sore setelah pulang kuliah saya mau ajak kamu ke suatu tempat, kamu mau?"

"KULIAH? BAPAK KULIAH?"

"Saya sebenarnya tidak begitu senang kamu sebut bapak, apalagi memakai kata saya kamu. Tapi karna sudah terbiasa disini, jadi saya harus bersikap selayaknya guru. Saya masih kuliah S1 semester dua pada tahun pertama"

"JADI LU MASIH MUDA DONG?"

"Jaga bicara kamu Tera!! Kamu dan saya berbeda 3 tahun, dan itu sudah cukup jauh"

"Ya tetep aja masih muda. Anak kuliahan kan ngomongnya gaul-gaul, gue elu'an huh pantes muka lo, muka-muka fakboi!"

"Gak jelas. Gimana mau kan ngadate nanti sore?"

"Nah gitu dong jangan pake bahasa baku, jadi ngadate nih ceritanya?"

"Iya, tapi sekarang lu kerjain apa yang gua suruh!"

"Ck! Males Ar"

"APA? BERANI SEKALI KAMU MENYEBUT NAMA SAYA?"

"Ya gapapa, kan something the secret!" bisik Tera tepat di samping telinga Arkan.

"Udah cepet kerjain tugasnya Tera! Jangan keras kepala"

"Iya Arkan, yaudah gue kerjain dulu ya. Ajarin dong" manjanya.

"Gua harus balik ke kelas." Setelah itu Arkan pergi meninggalkan Tera.

Tera baru tahu, rupanya Arkan masih kuliah. Dan ia berada di sekolah ini karna perintah kakeknya, ia di suruh mengajar di sekolah sebab memang tingkat kecerdasan Arkan tidak dapat di ragukan lagi.

Pantas nama sekolah ini adalah Anugrah yang artinya (Arkan Nugraha), dan memang sekolah ini nantinya akan menjadi miliknya.

Menyesal Tera menolaknya, jika pada kenyataannya umur mereka hanya terpaut tiga tahun saja. Tera pikir, pria itu sudah berumur, ia tidak mau memiliki dady sugar. Jika tahu begini, Tera jadi ingin di tembak kedua kalinya dan ia sudah sangat siap menerimanya.

....

Reni tertawa di depan cermin, kini saatnya ia mencari mangsa kedua dan tentunya harus gadis perawan.

"Untuk menghancurkan sang target, di butuhkan waktu cukup lama. Pertama mendekatinya, kedua mencoba akrab dengannya, ketiga masuk dalam kehidupannya" gumamnya sambil bercermin.

"Aku tidak akan tua, aku akan tetap abadi dengan kecantikanku! Selamanya"

"Bukankah dulu seseorang membuangku hanya karna wanita lain lebih cantik dariku? Miris, aku di jadikan seperti sampah, dan pada akhirnya sampah ini sekarang di lirik banyak manusia"

"Aku tidak tua, dan tidak akan pernah tua!"

Ucapan tersebut dapat Tera dengar meskipun dalam jarak cukup jauh. Ia tahu iblis itu bermain licik, ia tidak akan langsung menghabisi seseorang dalam waktu sekejap.

Ada yang iblis itu incar.

Tapi siapa?

Di tempat lain, Tera memikirkan soal siapa yang sebenarnya iblis itu incar? Apakah dirinya? Atau ada pihak lain?

Memang jika di pikir-pikir, tidak mungkin iblis itu datang tanpa tujuan? Jika hanya sekedar untuk berpenghuni, di setiap sudut sekolah juga banyak hantu-hantu berpenghuni, tapi iblis itu memikiki tujuan lain bukan untuk menghuni sekolah ini.

"TERA GAWAT, IBLIS ITU SEDANG BERCERMIN DAN DIA MAU MENCARI TUMBAL BERIKUTNYA UNTUK KEABADIAN KECANTIKANNYA! TERA GAWAT GAWAT DARURAT!" ucap Cici yang tiba-tiba datang berteriak heboh sekali.

Ngomong-ngomong Cici ini hantu China, jadi ketika ia menyebutkan kata R itu tidak begitu kental.

"Gue udah tau!"

"Hufh kenapa aku slalu telat mengirim informasi padamu. Tapi target berikutnya siapa ya?"

"Penglihatan gue gak bisa bekerja Ci aneh, biasanya gue bisa tau apa yang akan terjadi. Sekarang enggak. Aduh gimana kalau gue target berikutnya?"

"Menurutku sih bukan, tapi bisa juga iyah. Tapi sepertinya bukan, apa mungkin juga iyah sih."

"Lo gak konsisten banget kalau ngomong?"

"Hei aku ini sedang menebak-nebak. Tapi sepertinya dia mencari yang masih gadis, apakah kau masih gadis?"

"HEH LO PIKIR GUE JENDES APA HAH?"

"Tidak maksudku bukan seperti itu Tera. Apa kau sudah datang bulan?"

"Haid maksud lo? Gue belum haid, kayanya dekat-dekat ini gue haid"

"JANGAN JANGAN KAU TUMBAL BERIKUTNYA?"

"Ci, lo jangan nakut-nakutin gue dong! Gue gak mau jadi tumbal, guekan niatnya kesini sekolah, mencari ilmu. Masa gue jadi tumbal?"

"Mencari ilmu? Siapa dia? Apa dia lebih tampan dari Arkan'mu?"

"ASTAGA LO OON BANGET SIH. GUE PIKIR HASIL JIPLAKAN CHINA PINTER!"

"Jelaskan padaku, siapa ilmu? Mengapa kau sampai mencarinya?"

"Au ah gelap! Intinya gue gak mau jadi tumbal"

"Jika kau berhalangan jangan membersihkannya di toilet, dia akan mencium darah kotormu, disitulah dia tahu darah perawan"

"Encer juga otak lo. Tapi gimana sama nasib cewek-cewek disini?"

"Aku punya ide" Cici berbisik seraya merencanakan sesuatu. Para readers di larang mengetahui selain author, jadi jika ingin tahu, mudah saja, tinggal klik tanda bintang lalu berkomentar. Maka kalian akan mengetahui rencana yang Cici buat pada chapter berikutnya.

INDIGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang