INDIGO-19

2.3K 470 63
                                    

Menjelang hari pernikahan, biasanya salah satu adat di Indonesia yang harus diikuti adalah tradisi pingitan yaitu sang calon pengantin wanita tidak boleh keluar rumah dan bertemu calon pengantin pria berdasarkan waktu yang telah ditentukan, biasanya sekitar satu minggu.

Esok hari adalah hari bahagia Arkan dan Tera. Sungguh rasanya Tera dag-dig-dug tidak karuan, ia menjadi panik dan cemas padahal seharusnya ia bahagia karna akan menjadi isteri SAH dari pria yang ia cintai.

"Nah udah jadi, keren kan hena'nya? Lo cantik banget Ter, kulit lo putih. Cocok pake hena gini" ucap Jesica memuji sahabatnya. Kebetulan Jesica memang memiliki pekerjaan sampingan membuka jasa lukis henna, dan kebetulan juga sahabatnya itu mau menikah, jadi lumayan ada pemasukan untuk menambah pembayaran daftar kuliah.

"TERA? LO NGELAMUN SIH?"

"Hah? Iya? Eh ini udah, waw keren! Lo emang berbakat Jes!"

"Hehe. Jangan lupa duitnya TF."

"Dasar matre!"

"Hey dalam pekerjaan harus profesional dong beb"

"Ya gue tau, tenang nanti gue langsung TF"

"Sekalian bonusnya ya Ter? Hehe" cengirnya.

"Oke"

"Seriusan?"

"Iya itung-itung PAJAK MENIKAH dari gue buat lo"

Jesica langsung saja memeluk Tera, ia begitu gembira akan mendapatkan bonus dari sahabatnya.

"Sesak gue anjir jangan kenceng-kenceng peluknya" Jesica langsung melepaskan pelukannya. "Jes, perasaan gue kok gak enak ya?"

"Maksudnya?"

"Gue ngerasa perasaan gue gak enak."

"Itumah cuman nerves aja Ter, lo kan mau merid besok"

"Emang gini ya rasanya?"

"Mana gue tau! Setau guesih gitu, dag-dig-dug gitu"

"Iya tapi gue khawatir, perasaan gue mencemaskan hal lain"

"Maksud lo?"

"Gue kangen Arkan deh jadinya, apa gue telfon aja ya? Kan pingitannya udah selesai, besok juga udah mau merid"

"Hem yaudah coba aja lo telfon"

Tera mengambil ponselnya di atas nakas, ia langsung menelfon Arkan, tapi sayangnya nomer pria itu tak aktif juga.

"Ck! Nomernya masih gak aktif"

"Tidur kali Ter?"

"Masa baru jam tujuh malem tidur?"

"Ya kan bisa jadi dia kecapean kerja"

Baiklah, mungkin ucapan Jesica benar. Meskipun sahabatnya memberikan pernyataan itu, tetap saja Tera merasa cemas tak menentu.

Waktu sudah hampir jam 11 malam, tapi nomer Arkan belum juga aktif.

Kemana pria itu? Memang sih dari awal pingitan, pria itu sengaja tak mengaktifkan ponselnya, tapi rasanya aneh jika sampai detik ini Arkan tak juga mengaktifkan ponselnya sementara esok hari mereka akan menikah.

Ting.
Tong.

Suara bel rumah berbunyi. "Jes ada yang dateng, ayo anter gue buka pintu" ucap Tera.

"Kaga deh lo aja, gue lagi tanggung nih nonton drakor"

"Ck!" Tera segera beranjak dari tempat tidurnya untuk turun ke bawah tangga dan membukakan pintu depan.

INDIGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang