INDIGO-02

2.8K 453 20
                                    

"Aduh gawat harus seperti apa aku meminta maaf pada Tera nanti? Aku belajar dulu saja dari sekarang.."

"Tera maafkanlah diriku yang sudah memakan ikanmu. Ck! Itu seperti terkesan membaca puisi saja"

"Tera ampuni aku, ku mohon jangan marah lagi padaku.. ck! Sudah seperti seorang hamba memohon pada Tuhannya saja"

"Lalu aku harus seperti apa? Ck! Ini semua sebenarnya salah Titin. Mengapa dia begitu menggoda"

Terus saja hantu itu bergerutu sambil belajar cara meminta maaf yang cocok. Sampai saat ini ia tak berani menemui Tera, karna takut nanti Tera memarahinya, mencermahi'nya lalu membacakannya ayat kursi.

Tapi, mau tidak mau Cici harus tetap menemui Tera dan meminta maaf padanya. Karna jika tidak? Urusan akan lebih panjang lagi nanti.

....

Di tempat lain, sekolah nampak heboh dengan kehadiran guru baru. Terutama para murid pria yang sudah menatap mesum ke arah wanita bernotabe guru itu. Pasalnya guru baru itu memiliki paras yang cantik meskipun jutek, juga tubuhnya yang aduhay membuat para pria mata keranjang tak berkedip memperhatikannya.

"Gila, sexy banget!"

"Gua bakalan semangat ke sekolah kalau begini caranya"

"Semoga ngajar di kelas gua!"

"Semoga ngajar di kelas IPA"

Tapi kenyataannya guru itu mengajar di kelas fisika, dan para murid yang berada di kelas fisika'pun nampak ricuh bersorak ria terkecuali para murid perempuannya.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi bu" jawab para murid di kelas.

"Saya Reni, guru baru kalian disini. Saya harap kalian nyaman dengan keberadaan saya"

"UH PASTI DONG BU! TIAPHARI BISA LIAT GUNUNG GEDE YA PASTI NYAMAN" itu Tio, memang mulutnya tidak bisa di rem. Terutama otaknya yang slalu berfikiran mesum.

Peletak. Teman sebelahnya mentoyor kepala Tio kesal. "Jangan terlalu frontal anjing!"

"Ya abis gimana, mana kuat abang di giniin. Si Kimoy sesak"

"Kimoy?"

"Yoi, kecil-kecil gemoy" ucapnya sambil menujuk ke arah miliknya.

"Najis."

BRAK!!

Reni menggebrak meja cukup keras, hingga membuat murid-murid di kelas langsung bungkam seketika.

"SAYA DISINI SEBAGAI GURU KALIAN, MAKA BERSIKAPLAH SOPAN SANTUN. DAN MATA KALIAN ITU TIDAK MELIRIK KE MANA-MANA SELAIN KE ARAH PELAJARAN YANG SAYA AJARKAN!"

Tio, dan teman-teman lainnya menelan salivanya susah payah. Mereka merasa tersinggung sebab memang kenyataannya mereka salfok pada bagian-bagian tertentu.

Reni duduk di tempatnya, lalu mulai mengabsen satu persatu murid di kelas.

"Tera Ervania" saat menyebutkan nama Tera, tidak ada jawaban. "TERA ERVANIA" sekali lagi dengan nada cukup keras tetap saja tidak ada jawaban.

"Ter bangun woi, itu bu guru ngabsen lo!" Jesica mencoba membangunkannya, dan kemudian Tera mulai membuka matanya.

"Ck! Hadir pak" ucapnya malas-malasan.

"SAYA BUKAN BAPAK KAMU!"

Degh!

Tera yang semula malas-malasan, kini berubah menegakan tubuhnya. Matanya membulat sempurna, "Nenek ngapain disini nek? Udah tua itu istirahat. Yakin nenek kuat ngajar disini? Apalagi murid disini subhanallah sholeh semua"

INDIGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang