Disinilah Tera dan Arkan berada, tepatnya di area pemakaman. Padahal Tera sudah membayangkan akan ngedate ke suatu tempat yang indah, tapi ia malah di bawa ke kuburan oleh Arkan.
"Ar, lo gak berniat ngubur gue kan?" tanya Tera konyol.
"Disini tempat bunda berada" Arkan memegang tangan Tera seraya menuntun'nya pada pemakaman sang ibunda tersayangnya.
Keduanya kini sudah berada di samping kuburan dengan batu nisan bertulisan 'Yuana Adinda' nama dari ibunda Arkan.
"Sore bunda, Arkan kesini mau tengokin bunda sama calon isteri"
Reflek Tera melirik pada Arkan sekilas, lalu mendadak pipinya merah merona tidak karuan.
Ini pertama kalinya Arkan datang ke pemakaman ibunda'nya dengan membawa seorang gadis yang justru ia akui sebagai calon isterinya.
"Sejak ketemu dia, Arkan paham kenapa ayah sayang banget sama bunda. Rupanya mencintai satu gadis dalam kehidupan kita itu sangat menyenangkan."
Blush. Sungguh Tera tidak tahan lagi dengan kebuchienan yang Arkan buat-buat itu. Ia merasa semakin salah tingkah tidak karuan jadinya.
"Ayah udah tenang disana sama bunda, walaupun ayah berada di pemakaman yang jauh."
"Emang bokap lo di kuburin dimana?"
"Di tanah kelahirannya"
"Dimana?"
"Thailand"
"WHAT? JADI LO?"
"Blasteran. Gua islam kok sayang"
"Ish apasih, sayang-sayang begitu!"
"Suka kan?"
"Enggak!" dustanya.
Arkan hanya tersenyum saja melihat ekspresi gadis itu yang menyembunyikan rasa senangnya di sebut sayang olehnya.
Tanpa Tera sadari, perasaannya sudah tumbuh entah sejak kapan. Hanya saja ia masih belum meyakinkan saja.
Setelah selesai mengobrol banyak dengan sang ibunda, keduanya berpamitan pergi ke tempat lain.
"Setelah ini kita mau kemana?" tanya Tera.
"Kamu di bolehin pulang sampe jam berapa? Ada yang marah gak kalau saya ajak jalan sampe malem?"
"Mulai deh saya-saya'an lagi!"
"Iya, ada yang marah gak kalau aku ajak kamu jalan sampe malem?"
Ih aku-kamuan lebih gemoy ternyata. - pikir Tera dalam batinnya.
"Enggak. Nyokap bokap gue ngebebasin kok gue balik jam berapa aja asal jelas, dan sama orang yang jelas. Nanti gue WA kalau gue pergi bareng lo"
"Maksud aku pacar kamu marah gak?"
"Dih ngeledek! Gue gak ada pacar"
"Oh"
Hanya itu jawabannya? Padahal Tera berharap pria itu mengatakan perasaannya lalu menjadikannya kekasihnya, tapi hanya kata OH saja yang ia lontarkan. Menyebalkan.
.....
Suasana di puncak terbilang sangat menyenangkan rupanya, ini pertama kalinya dalam hidup Tera di ajak pergi ke tempat jauh. Selama ini ia hanya berjalan-jalan sekitaran kamar sampai dapur, kadang-kadang sih paling jauh sampe halaman belakang.
"DINGIN BANGET IH" teriak Tera mengkode agar di peluk.
Arkan diam saja.
"IH DINGIN TAU YA! GILA DINGIN BANGET"
Lagi-lagi Arkan diam.
"BUSETT CUACANYA DINGIN PISAN EUYYYYY!! ADUH DINGIN NIHHH"
Sial. Arkan masih saja diam tak sama sekali menjawab apapun, entah sengaja atau tidak tapi yasudahlah Tera menyerah memberikan kode.
Detik kemudian pria itu memeluk Tera dari samping. "Dingin kan?"
Tera tersenyum malu-malu karna mendapatkan pelukan dari Arkan. Tidak lupakan jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya.
Buset jantung gue lagi gibahan nih keknya, cepet bener kecepatannya. gumam Tera membantin.
"Liat kesana deh, ada banyak bintang" unjuk Arkan pada langit yang gelap.
"Iya, terang ya bintangnya. Pasti lo mau bilang, bintang paling indah itu gue?"
"Pede amat? Gua cuman mau kasih tau, kalau di atas langit sana ada bintang tapi gak ada bulan"
"Iya adanya gue yang lebih terang daripada keduanya"
"Iya Ter terserah kamu aja"
"Gak konsisten, tadi gue-elu, sekarang kamu-kamuan"
"Belum terbiasa. Enaknya manggil apa ya?"
"Manggil sayang boleh. Eh, kenapa jadi gue yang ngebet gini" tentu saja kalimat akhir hanya Tera katakan dalam hati.
"Tera, kamu serius gak punya pacar?"
"Enggak. Emang kenapa? Mau nembak gue lagi ya?" tebaknya.
"Bukan, cuman mastiin aja"
Dih minta gue getok kali pala'nya.
Tangan Arkan masih setia merangkul pundak Tera, dan perlahan Tera bersandar di bahu Arkan.
Drttt...
Ponsel Tera berdering, langsung saja ia memastikan siapa yang mengirimnya pesan chat, dan rupanya bunda-nya.
"Tumben, kan padahal udah izin" gumam Tera.
"Kenapa sayang?"
"Ini bunda WA aku, ada apa ya?"
"Coba buka chat'nya"
Bunda : Sayang, ada Reyhan nih ke rumah dia baru pulang kemarin dari singapure. Dia langsung nemuin kamu kesini, kamu mau pulang jam berapa?
Arkan membaca itu, dan rangkulannya ia lepaskan. "Siapa Reyhan?"
"Dia sahabat aku dari kecil, ya'ampun aku seneng banget akhirnya dia balik ke indonesia"
"Cowok?"
"Iya. Pokoknya kamu harus kenalan sama dia! Dia asik banget anaknya walaupun dingin sih emang, tapi serius kalau udah kenal deket, kane banget sumpah. Kangen banget sama dia"
Tanpa Tera sadari, perkataan itu membuat Arkan sakit.
"Sebentar lagi ya? Aku mau ungkapin sesuatu sama kamu"
"ARKAN, LO NGERTI GAK SIH GUE LAGI SENENG BANGET REY DATENG. APA GAK BISA BESOK AJA GITU NGOMONGNYA?"
"Oke kita pulang"
Saat itu juga keduanya harus mengakhiri acara ngedate bareng.
Di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Tera menceritakan prihal Reyhan, dari mulai awal keduanya bertemu, bersahabat bahkan sampai benar-benar kepikiran untuk berkeluarga.
"Konyol banget gak sih, dulu pas kecil tuh gue sama dia sampe main nikah-nikahan"
Arkan dapat merasakan bahwa persahabatan keduanya tidaklah beres, entah Tera atau Reyhan yang memiliki perasaan lebih, atau mungkin keduanya sama-sama memiliki perasaan yang serupa? Entahlah.
Jika Arkan bertanya saat ini pada Tera, ia tidak mau merusak suasana dimana Tera sedang senang hari ini atas kedatangan sahabatnya itu. Jadi sebaiknya Arkan pantau dulu saja, jika sudah dapat ia simpulkan maka tanpa aba-aba, Arkan akan menyingkir lebih dulu dan membiarkan gadisnya bahagia atas pilihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO ✓
HorrorSEKUEL DARI MATA BATIN 3 Indigo - Genre : Horor Romance ____________________ Tera Ervania namanya, gadis yang terlahir dari garis keturunan indigo. Kedua orangtuanya yang bernama Ervan dan Karin sama-sama memiliki kemampuan sebagai manusia INDIGO, j...