INDIGO-13

2.1K 359 8
                                    

Ke-esokan harinya....

SMA Anugrah nampak ricuh dengan kehadiran murid baru yang menurut para leadis bahwasa'nya murid tersebut sangatlah tampan meskipun tampangnya terlihat dingin.

"WAW GILAAAAA MURID BARU DI KELAS SIAPA TUH!"

"PAK ARKAN TETAP NOMER SATU DI HATI SAYA"

"GUE PINDAH HALUAN DARI PAK ARKAN KE DIA AJA DEH!"

Kira-kira begitulah komentar para murid perempuan di sekolah SMA Anugrah. Sementara murid pria nampak cuek-cuek saja, tapi ada pula yang iri.

Reyhan Putra, pria tampan itu sekarang menjadi murid SMA Anugrah. Ia sengaja memasuki sekolah yang sama seperti Tera, agar setiaphari-nya keduanya bisa bertemu, dan menghabiskan waktu berdua kembali seperti dulu saat masa-masa kecil.

"REYHAN? LO SEKOLAH DISINI?" teriak Tera tak menyangka.

"Yoi, gimana? Ganteng gak gua pake baju seragam SMA Anugrah?" Tanyanya penuh percayadiri.

"Dih pede lo selangit kaga ilang-ilang"

"Tera, lo kenal sama murid baru itu?" tanya Jesicca sedikit berbisik. Tera mengangguk mengiyahkan, "Comblangin gue dong. Lo kan udah sama pak Arkan, bolehlah gue sama yang ini?" bisiknya.

Tera tertawa terbahak-bahak, membuat Reyhan bingung, siapa yang sedang ia tertawakan?

"Ngapa ketawa?" tanya Reyhan.

"Tau nih, gak jelas emang si Terajana!" kesal Jesicca.

"Rey kenalin, dia Jesicca sahabat gue. Jes kenalin, dia Reyhan sahabat kecil gue" ucap Tera melirik keduanya secara bergantian.

Jesicca mengulurkan tangannya hendak berkenalan, dan Reyhan menerimanya santai. Keduanya memperkenalkan nama masing-masing. Ya meskipun Reyhan terkesan terpaksa.

Reyhan hanya bisa bersikap ramah, lemah lembut dan bicara panjang lebar apabila bersama Tera. Sementara pada gadis lain, ia nampak acuh bahkan seperti orang bisu yang tidak bisa bicara.

Mungkin benar, Reyhan memiliki perasaan yang lebih untuk Tera, tapi tidak untuk Tera padanya. Tera hanya menganggapnya bahkan seperti saudara kandung sendiri.

Murid-murid sekitaran nampak iri dengan Tera yang slalu berhasil merebut perhatian para cogan di sekolah. Padahal Tera tidak berniat tebar pesona, ya memang dasarnya Tera menarik saja, jadi mudah bagi para pria terpikat padanya.

.....

Arkan memasuki kelas IPA, ia cukup terkejut dengan kehadiran Reyhan sebagai murid baru di kelas IPA.

Untung bukan di kelas fisika. Gumamnya dalam hati.

Urusan Reyhan menjadi murid baru di sekolah, bukanlah hal yang menegangkan bagi Arkan. Ia percaya, jika Tera mencintainya maka sebesar apapun penghalang mencoba merebut hati gadis itu, tetap saja gadisnya akan kembali pada pelabuan yang seharusnya.

Seperti biasa, Arkan mengajar di kelas layaknya guru pada umumnya. Ia sangat profesional tanpa melibatkan urusan pribadi.

"Pak saya ijin ke toilet" ucap Reyhan yang kemudian di angguki Arkan.

Reyhan baru masuk saja sudah kelihatan gaya tengil-nya, bahkan saat berjalan ia sempat-sempatnya melirik tak suka ke arah Arkan. Sepertinya pria itu tahu bahwa Arkan dan Tera ada something yang rahasia.

Rupanya Reyhan tidak benar-benar ke toilet, ia melangkah mengendap-ngendap mengintip Tera yang sedang belajar di kelasnya.

Iseng-iseng Reyhan menelfon Tera, hingga bunyi dering telfon Tera terdengar di kelas.

"TERA ERVANIA, SAYA SUDAH KATAKAN JIKA DI KELAS DI LARANG MENYALAKAN HANDPHONE. KELUAR KAMU DARI KELAS DAN KERJAKAN BAB TIGA DI LUAR!" tegas Reni.

"Oke" jawab Tera santai meskipun ia kesal karna Reyhan berani-beraninya menjahilinya.

Tera keluar kelas, sudah ia duga bahwa ada Reyhan. "Ck! Lo ngerjain gue kan? Sengaja kan lo?" pekik Tera memukul lengan Reyhan kesal.

"Haha ampun Ter jangan di pukulin terus. Sakit oy! Sekarang kita pergi ngantin okay?"

"Lo gila? Bisa di sambut hukuman sama guru BK nanti!"

"Yaudah kita ke rooftop aja gimana? Gua kangen kali ngobrol sama lu berdua"

"Gaya beud. Dasar sad boy! Mangkannya cari cewek, biar gak nempel ke gua terus"

"Kan ceweknya elu"

"Gak lucu candaan lo!"

Tera segera melangkah lebih dulu menuju rooftop yang ada di atas gedung sekolah.

Jika begini terus, Tera khawatir bahwa dirinya tidak akan naik kelas. Selama ini ia hanya sibuk melamun, tidur di kelas, dan jarang sekali mengikuti pelajaran di sekolah. Jujur saja belakangan ini Tera merasa stres memikirkan soal iblis itu.

Saat di rooftop, Tera dan Reyhan membicarakan banyak hal, dari soal masa kecil mereka sampai kegiatan Reyhan sewaktu di luar negeri.

Meskipun keduanya saling tertawa, bercanda ria. Tetap saja pikiran Tera tertuju pada iblis itu, siapa sebenarnya targetnya? Mengapa sampai detik ini Tera tak dapat menggunakan penglihatannya untuk melihat itu?

....

Sejak awal pelajaran sampai jam istirahat Arkan mengkhawatirkan Tera karna gadis itu tak ada mengikuti pelajaran.

"Siapa yang sedang di khawatirkan?" tanya Reni yang kemudian membuat Arkan melirik ke arahnya. "Maksud saya, kelihatannya anda sedang mengkhawatirkan seseorang. Siapa?"

"Tidak ada. Saya hanya lapar saja, saya ke kantin duluan ya bu"

"Loh biasanya nyuruh OB disini?"

"Pengen aja ke kantin"

Reni merasa aneh saat berdekatan dengan Arkan. Bukan karna ia jatuh cinta, sebab itu tidak mungkin. Melainkan karna sepertinya Arkan berpengaruh pada dirinya, ia merasa hangat saat berdekatan dengan Arkan, dan merasa adanya ikatan yang tidak sama sekali bisa Reni pahami.

Seandainya saja aku mengetahui dimana keberadaan Yuana, mungkin aku juga tahu bahwa cucuku sudah sebesar Arkan. Tidak! Aku tidak boleh lemah hanya karna ikatan antara ibu dan anak, atau nenek dengan cucu'nya. Tujuanku sudah di depan mata, aku yakin Arkan cucu dari wanita sialan yang bernama Ani itu!

Setiap kali Rahayu merasakan rindu terhadap kebersamaannya dengan Santoso, maka setiap itu pula Rahayu mengingat segala luka yang pernah Santoso goreskan di hatinya, hingga sampai detik ini luka itu tak kunjung hilang.

Santoso sudah mati! Aku yakin itu. Tapi diamana anakku? Dan dimana cucuku? Iblis di dalam diriku menggerakanku kesini untuk menghabisi cucu dari selingkuhan pria brengsek itu, tapi kenapa aku merasa sulit menghabisinya? Bahkan sedetik saja berada di sampingnya, aku seperti sudah lama mengenalnya dan merasa tak tega jika harus merenggut nyawa-nya saat ini pula?

Ah ayolah, Rahayu. Kau tidak punya banyak waktu untuk bermain-main, berikan ruang waktu agar kau bisa segera menghabisi cucu dari selingkuhan pria brengsek yang dulu pernah kau sayangi itu! YA SEGERA, AKU HARUS SEGERA MENGHABISINYA.

INDIGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang